Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Riung 17, Destinasi Apik Sambut Pergantian Tahun di Flores

28 Desember 2016   07:06 Diperbarui: 28 Desember 2016   14:23 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu yang akan membawa wisatawan mengelilingi Riung 17 (dok.Pribad)

Masih tentang Nagekeo yang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Ngada, Flores. Dengan Ibu Kota berada di Mbay. Setelah dua minggu lamanya saya mukim di Mbay, perbincangan dengan teman-teman dari Flores, masih didominasi tentang keindahan destinasi wisata Pulau Riung 17. Bagaimana indahnya Riung 17, bagaimana kondisi laut ketika jernih-jernihnya pada jam enam pagi serta bagaimana sekumpulan kalong yang terbang beriringan di sore hari.

Namun, keinginan menuju Riung 17 baru terlaksana pada minggu ketiga saya berada di Flores, tepatnya di Mbay. Lokasi Riung 17 yang terletak di kecamatan Riung, sebelah utara wilayah kabupaten Ngada dengan jarak dari Bajawa, ibu kota Ngada 75 km. Namun, karena saya berada di Mbay, maka saya mendatangi Riung 17 bukan melalui Bajawa. Melainkan melalui Mbay dimana saya tinggal, jaraknya lebih pendek, sekitar 45 km dan akses menuju Riung lebih baik, tak begitu banyak tanjakan dan turunan serta jalan yang dapat dikatakan mulus. Hanya, beberapa kilo sebelum masuk ke Kecamatan Riung, jalan menjadi sempit, tikungan tajam di bawah bukit batu terjal, di beberapa tempat diantaranya berbatasan langsung dengan air laut yang ditanami pohon Bakau.

Dasar laut yang jernih tak tertangkap kamera (dok.Pribadi)
Dasar laut yang jernih tak tertangkap kamera (dok.Pribadi)
Taman wisata laut Riung 17 terletak dienam Desa, yakni desa Tadho, Kelurahan Benteng Tengah, Kelurahan Nangamese, Desa Lengkosambi, Desa Sambinasi dan Desa Latung. Dan terdiri dari tujuh belas Pulau, Jumlah inilah yang akhirnya menjadikan obyek wisata ini, disebut dengan Riung 17. Nama-nama pulau tersebut adalah Pulau Pata, Pulau Bangko, Pulau Rutong, Pulau Bampa, Pulau Sua, Pulau Telu, Pulau Mborong, Pulau Kolong, Pulau Ontole, Pulau Sui, Pulau Wire, Pulau Meja, Pulau Wawi, Pulau Batu, Pulau Taor, Pulau Laingjawa,  dan Pulau Wingkureo.

Mengunjungi Riung 17 tidak bisa dipisahkan dengan suasana perjalanan menuju Riung 17. Sesaat setelah meninggalkan Danga di Kecamatan Aesesa, tiba dipertigaan aesesa saya mengambil arah ke kiri menuju Riung 17. Sekitar 1 km setelah pertigaan kita akan melewati sungai dengan kondisi jembatan yang terawat  baik, lepas dari jembatan ini, hamparan pemandangan alam nan indah segera menyergap kita. 

Beberapa tanah luas dengan bukit-bukit batu yang hanya ditumbuhi semak-semak segera menyambut kedatangan kita. View yang terhampar seakan sebuah sabana luas dengan latar belakang bukit berbatu, membawa kesan, ini bukan di Indonesia. Ada juga bukit batu dengan warna hijau, setelah itu, kita akan disongsong, jalan tegak lurus menuju bukit dengan warna merah.

Istirahat sejenak (dok.Pribadi)
Istirahat sejenak (dok.Pribadi)
Memasuki daerah riung, diperbatasan kecamatannya, kita berada pada posisi tinggi, dari sini, terlihat beberapa pulau diantara 17 pulau, ada beberapa bagian diantara pulau-pulau itu, jelas terlihat jernihnya air laut. Mirip seperti gambaran raja ampat, untuk memudahkan gambaran kondisi dari ketinggian itu.

Sayangnya, saya tiba di Riung pada pukul 10 pagi, puncak pencapaian untuk melihat keindahan bawah laut Riung terlewati sudah. Menurut para penduduk riung, puncak kejernihan  air laut terjadi pada pukul 6 pagi. Meski demikian, kejernihan yang tersisa itu masih menyisakan kekaguman. Perahu yang ditambatkan di dermaga, masih terlihat jelas dasar laut di bawahnya.

Riung 17 (dok.Pribadi)
Riung 17 (dok.Pribadi)
Di Pulau Meja, pengunjung yang membawa peralatan menyelam, segera menyelam. Sementara saya yang tidak ikut menyelam, hanya melihat bayang-bayang terumbu karang dari atas perahu, serta beberapa ikan yang berseliweran di bawah, terlihat jelas.

Untuk mengunjungi destinasi Riung 17 dapat dicapai melalui dua arah. Yang pertama, dari Denpasar langsung ke Bandara Soa di Kabupaten Ngada. Kemudian ke kota Bajawa. Dari Bajawa perjalanan sebaiknya dilakukan dengan kendaraan roda dua, pertimbangannya, jalan yang dilalui sempit, kondisi jalan yang kurang baik hingga ke Riung 17. Di Riung 17, sebaiknya pengunjung bermalam terlebih dahulu, agar besok pagi, jam 5.30 sudah berada di atas perahu, sehingga puncak kejernihan laut Riung 17 dapat dinikmati.  

Pada Perjalanan menuju Riung 17 (dok.Pribadi)
Pada Perjalanan menuju Riung 17 (dok.Pribadi)
Cara kedua, dari Jakarta ke Kupang, dari Kupang dengan pesawat ATR menuju Ende. Dari Ende perjalanan dilanjutkan ke Mbay, Ibu Kota Kabupaten Nagekeo. Dari Mbay dilanjutkan ke Riung 17. Untuk menyambut liburan pergantian tahun, agaknya destinasi Riung 17 merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan.

Pada Perjalanan menuju Riung 17 (dok.Pribadi)
Pada Perjalanan menuju Riung 17 (dok.Pribadi)
Pada perjalanan menuju Riung 17 (dok.Pribadi)
Pada perjalanan menuju Riung 17 (dok.Pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun