Lingkungan tempat seseorang tumbuh memengaruhi nilai-nilai yang dipegangnya. Terdiri dari keluarga, sekolah, masyarakat, media, dan teknologi, struktur lingkungan membentuk nilai-nilai melalui sosialisasi, peniruan, dan penguatan.Â
Misalnya, anak dari keluarga religius cenderung memiliki nilai-nilai keagamaan yang kuat. Siswa dari sekolah yang mengedepankan kepemimpinan mungkin memiliki nilai kepemimpinan yang kuat.Â
Struktur ini memengaruhi individu secara signifikan, oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memahami pengaruh lingkungan dan memilih nilai-nilai yang ingin dipegang.
C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
Sebagai guru penggerak, penting untuk memahami konsep lingkaran pengaruh dalam membawa perubahan. Dalam gambaran ini, guru diibaratkan sebagai supir yang mengendalikan arah kendaraan perubahan.Â
Melalui relasi yang kuat dan komunikasi terbuka, guru memperluas pengaruhnya dari diri sendiri hingga ke institusi dan masyarakat.Â
Namun, di luar lingkaran pengaruh, ada lingkaran kepedulian dan perhatian yang tidak dapat langsung dipengaruhi.Â
Guru perlu fokus memperluas lingkaran pengaruhnya dengan memulai dari diri sendiri, menjadi pemimpin individu, dan mengadopsi pemikiran strategis dalam menciptakan gotong-royong untuk mencapai tujuan pendidikan.
C.2. Diagram identitas gunung es
Guru memiliki potensi besar sebagai teladan bagi murid. Lumpkin (2008) menekankan peran guru dalam membentuk karakter melalui pertimbangan moral.Â
Dalam video "Diagram Identitas Gunung Es", guru diibaratkan sebagai tukang kebun yang merawat nilai-nilai kebajikan dalam diri murid. Mereka dapat mempengaruhi lingkungan untuk menumbuhkan karakter yang baik.Â