Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Menjalani Hidup dengan Santai ala Slow Living dan Filosofi Membeli Sate

26 September 2022   12:17 Diperbarui: 9 Oktober 2022   01:00 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Fokuslah bahwa pekerjaan kantor, hanya dilakukan di kantor. Jika belum selesai, maka kita akan membereskannya pada keesokan harinya. Kecuali, bila kita fokus dan berniat akan membereskannya hari itu, agar pekerjaan kantor tidak mengganggu waktu istirahat kita di rumah bersama keluarga.

D. Filosofi membeli sate

Terkait gaya hidup slow living ini, saya teringat sebuah cerita tentang filosofi membeli sate. Bahwa, saat kita berniat membeli sate. 

Maka, tanpa diminta tukang sate akan memberikan acar, bumbu kacang, sambal kecap, tusuk satenya tentu saja, dan plastik untuk pembungkusnya.

Apa yang kita dapat akan berbeda, jika niat kita membeli sate. Tapi, kita membelinya satu per satu, umpama : acarnya dulu, tusuk sate, bumbu kacang, sambal kecap, baru kita ngomong beli sate.

Artinya, di dalam hidup ini kita harus melihat apa tujuan utamanya. Umpama, tujuan utama hidup kita adalah ingin bahagia, hidup tenang penuh kedamaian. Maka, mari kita hadapkan diri kita kepada Yang Maha Kuasa, lakukan ibadah dengan sebaik-baiknya. 

Belilah sate, atau kebahagiaan itu dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka, hal-hal kecil lainnya berupa kesuksesan, nilai ujian yang bagus, keluarga yang rukun, pekerjaan yang berkah, dan lain-lain akan mengikuti. 

Sesuai dengan filosofi, bahwa saat kita membeli sate. Maka, acar, bumbu kacang, dan sambal kecap akan hadir tanpa diminta.

Hal ini, sudah coba saya terapkan. Berkali-kali mengalami kegagalan dalam sebuah tes. Karena, tujuan saat itu harus lulus dengan nilai baik, agar bisa mendapatkan tunjangan. 

Sehingga, terus saja fokus menghapal dan belajar tidak mengenal waktu dan istirahat. Badan pun protes, dengan sakit berhari-hari dan lama untuk sembuh.

Sebuah nasihat dari ibu menyadarkan saya, "Serahkan kepada Allah, mintalah yang terbaik dari-Nya." Setelah melakukan hal tersebut, jiwa terasa tenang. Saya menjalani kehidupan dengan santai, belajar untuk tes tetap dilakukan, tapi tidak ngoyo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun