Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menyiapkan Dana Pensiun untuk Memutus Circle Sandwich Generation

28 Agustus 2022   20:50 Diperbarui: 31 Agustus 2022   15:06 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi sandwich (Sumber: shutterstock)

Sudah menjadi santapan publik, jika hubungan orang tua dan anak, dan sebaliknya anak dan orang tua. Di negara kita, bahkan di beberapa negara lain juga menerapkan pola sandwich generation.

Maksudnya, saat anak-anak kecil orang tua berjibaku dan bekerja keras membanting tulang untuk membiayai anak. Dari mulai kesehatan, biaya hidup, pendidikan, mendapatkan kerja, hingga melepas mereka ke dalam mahligai pernikahan.

Setelah itu, saat orang tua mulai uzur dan sakit-sakitan. Maka, anaklah yang harus gantian merawat, membiayai pengobatan, biaya hidup, dan lain-lain kebutuhan orang tua. Begitu seterusnya, lingkaran itu terus berulang membentuk sebuah circle sandwich generation. 

Bagaikan lingkaran setan, circle ini tidak mudah diputus begitu saja. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, fenomena sandwich generation ini begitu susah diurai benang kusutnya.

Pertama, orang tua kehabisan energi dan materi untuk membesarkan anak-anak. Apalagi, jika anak yang dimiliki dan harus diurus lebih dari satu. 

Sehingga, seumur hidupnya, orang tua terus saja berjuang, mencari nafkah tiada henti. Hal ini menjadi penyebab di masa tua mereka tidak memiliki dana pensiun.

Kedua, orang tua merasa, "Ah tenang saja, kan ada anak-anak yang sudah bekerja dan menghasilkan uang. Tidak mungkin mereka akan membiarkan orang tua kesusahan uang untuk hidup di masa tua."

Setidaknya, anak-anak yang sudah diurus dan dibesarkan sejak kecil hingga sekarang sukses itu akan berbakti dan membalas jasa orang tua dengan cara membiayai hidup orang tua di masa mereka lanjut usia.

Ketiga, orang tua beranggapan bahwa memiliki anak dan merawatnya dari kecil itu seperti sedang merawat tanaman. Saat tanaman itu tumbuh besar dan berbunga.  Maka, musim panen tidak akan lama lagi. 

Orang tua yakin bahwa, saat mereka tua dan anak-anak beranjak dewasa dan sukses merupakan waktu mereka untuk panen bakti dan limpahan kasih sayang dari anak. Baik secara moril, maupun materil.

Memang tidak semua orang tua memiliki anggapan seperti itu. Banyak juga orang tua yang bahkan hingga usia tua, mereka masih memberikan sokongan materil untuk anak-anaknya.

Ilustrasi pensiun bahagia /Pexels.com/Andrea Piacquadio
Ilustrasi pensiun bahagia /Pexels.com/Andrea Piacquadio

Oleh karena itu, agar kita menjadi orang tua yang mandiri di masa pensiun, tidak menjadi beban hidup bagi anak kita yang baru belajar berumah tangga, dan untuk Memutus circle sandwich generation. 

Maka, wajib bagi kita untuk menyiapkan dana pensiun. Menyisihkan dari penghasilan yang kita dapat untuk tabungan atau investasi persiapan dana pensiun.

Bagi pegawai negeri sipil, mungkin sudah merasa tenang. Karena, dana pensiun sudah ada dalam TASPEN yang tabungannya dipotong secara langsung dari pusat setiap bulannya.

Bagi kita yang berprofesi bukan sebagai PNS, harus benar-benar dan pandai-pandai menyiapkan dana pensiun dengan beragam cara.

Agar masa tua kita juga dapat dijalani dengan tenang, mandiri, dan memiliki harga diri. 

Anak kita pasti akan berbakti dan ingin menyenangkan orang tua di masa lanjutnya. 

Tapi, jangan sampai sebagai orang tua, kita membebani mereka. Kasihan kan, jika anak-anak kita harus membanting tulang bekerja keras mengumpulkan materi. Ya, untuk membiayai anaknya, juga untuk membiayai orang tuanya. 

Oleh karena itu, jika sekarang kamu berusia 40 tahun. Maka, kamu memiliki waktu kira-kira 25 tahun untuk menyiapkan dana pensiun agar kamu bisa pensiun di usia 65 tahun.

Ada beragam cara menyimpan dana. Dari mulai tabungan, deposito, investasi, logam mulia, tanah, kostan, dan lain-lain.

1. Tabungan

Upaya menabung merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Sisihkan sekitar 10 persen dari penghasilan kamu sebagai tabungan. 

Tidak ada aturan yang khusus di mana kita harus menabung. Keamanan adalah hal yang terpenting. Oleh karena itu, simpan uang dalam tempat yang aman. 

Bisa di bank, di celengan, aplikasi tabungan online, atau di koperasi. Setelah jangka waktu satu tahun. Tabungan kita umpama sudah mencapai jumlah satu hingga dua juta.

Maka, uang tersebut bisa dijadikan modal untuk investasi dalam logam mulia, emas perhiasan, ternak domba, ternak ayam, atau modal usaha berjualan.

Meski dana itu sudah dijadikan aset investasi. Rutinitas menabung harus tetap dilanjutkan. Seperti tahun pertama, maka pada akhir tahun kedua, uang hasil tabungan tersebut putarkan lagi untuk membeli ternak, modal usaha, atau investasi emas.

Kamu juga harus mulai untuk berpikir investasi dalam reksa dana atau saham. Agar imbal yang akan diterima lebih besar daripada uang hanya disimpan di tabungan atau deposito.

2. Ternak domba atau ayam kampung

Umpama di tahun pertama, uang hasil tabungan itu kamu belikan anak domba atau anak ayam. Maka, kamu harus mencari orang yang ahli dalam memelihara dua jenis hewan tersebut. Setelah itu, buatlah aturan kerja samanya. Bagaimana pembagian hasil, pakan, dan lain-lainnya.

Dalam kurun waktu satu tahun, anak domba atau ayam yang kamu beli dan diternak oleh orang lain itu, pasti sudah beranak pinak. 

Bila domba mungkin menghasilkan dua anak. Maka, dalam satu tahun kamu sudah untung memiliki satu anak domba, karena anak domba yang satunya lagi menjadi jatah peternak.

Lalu, pada tahun kedua, hasil dari tabungan kamu itu belikan lagi satu anak domba, cari lagi orang yang mau merawat domba tersebut. Bisa juga anak domba tersebut diurus lagi oleh peternak yang pertama. Karena, sudah teruji kelihaiannya dalam merawat ternak umpamanya.

Begitu pun, jika yang kamu pilih adalah membeli anak ayam. Maka, keuntungan yang akan kamu peroleh kurang lebih sama dengan domba. Bahkan mungkin bisa lebih. Karena, induk ayam bisa menghasilkan banyak anak.

Hanya saja, dalam memelihara ayam ada biaya pakan yang harus diperhitungkan untuk modal pembeliannya. Sedangkan untuk pakan domba, bergantung pada kemauan peternak untuk mengambil rumput. 

Nyaris tanpa biaya, bahkan bila peternaknya kreatif, untuk mempermudah mencari rumput, agar tidak kelabakan mencari ke sawah atau ke padang rumput. Bisa disiasati dengan menanam rumput khusus untuk pakan di pekarangan rumah. 

3. Investasi emas perhiasan atau logam mulia

Untuk jangka waktu 25 tahun, sebenarnya investasi emas perhiasan atau logam mulia akan terasa menguntungkan. Karena, harga emas setiap tahunnya selalu naik. Selain itu, emas juga tidak terkena inflasi, bersifat likuid karena mudah dicairkan alias gampang dijual lagi.

Jika dalam jangka satu tahun, kamu bisa membeli tiga gram emas. Maka, dalam jangka waktu 25 tahun akan menjadi 75 gram. Kamu tinggal kalikan saja dengan harga emas pada tahun kedua puluh lima, berapa kira-kira uang yang akan kamu dapat.

4. Investasi reksa dana

Bila tabungan dan deposito memberikan imbal balik yang sedikit dan tergerus inflasi. Maka, reksa dana dapat dijadikan pilihan untuk menyimpan uang. 

Ada beragam keuntungan yang diperoleh, saat kita menyimpan uang dalam platform reksa dana. 

Pertama, reksa dana kini dapat dilakukan secara online. Kamu tinggal install aplikasi reksa dana di android kamu. 

Kedua, bebas biaya administrasi untuk pembelian dan penjualan reksa dana. Sehingga, dana kamu akan aman dan bebas dari potongan biaya administrasi. 

Dengan sistem dollar cost average (DC) alias menabung rutin setiap bulan. Kamu akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada tabungan biasa dan deposito. Apalagi, jika kamu menyimpan dana di reksa dana saham.

Tapi, jika kamu ingin uang kamu aman dan kamu adalah tipe investor yang tidak suka resiko. Investasi reksa dana pasar uang lebih tepat untuk dijadikan pilihan. Karena, reksa dana tersebut selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, meski keuntungannya tidak sebesar reksa dana saham.

Saya sudah mencoba menyimpan dana pensiun dalam aplikasi reksa dana. Baru satu bulan berjalan, dari dana dua juta rupiah yang disimpan sudah mendapat imbal hasil sebesar Rp 34.000, lumayan kan lebih besar dibanding deposito. 

Sebagaimana kita ketahui, dari uang dua puluh juta yang kita depositokan. Imbal hasil yang masuk rekening kita sekitar dua puluh ribu saja dalam jangka waktu satu bulan. Itu belum dipotong biaya administrasi, sekitar Rp 7.000, hingga sepuluh ribu per bulannya.

Belum lagi, nilai dana yang kita simpan akan tergerus inflasi. So, bukan untung malah jadi buntung.

5. Diferensiasi investasi

Sebagai saran, alangkah lebih baiknya dana yang kita kumpulkan selama satu tahun tersebut tidak hanya dimasukkan ke dalam satu aspek investasi, umpama emas saja, atau ternak saja. Akan lebih menguntungkan, jika dari dana, umpama dua juta itu kita bagi prosentase investasi. 

Umpama, beli emas satu gram, Rp 700.000, beli induk ayam kampung 10 ekor x Rp 50.000, sama dengan lima ratus ribu rupiah. Sisanya, Rp 300.000 untuk reksa dana, dan Rp 500.000 untuk modal usaha, umpama jualan minuman atau jajanan anak.

Itulah, beberapa cara menyiapkan dana investasi bagi kamu yang ingin mandiri, dan memiliki harga diri di masa pensiun. Tanpa harus menjadi beban bagi anak dan mengharap bakti dari anak.

Yuk, kita putus hingga di kita, circle sandwich generation, agar anak kita dapat fokus mengurus rumah tangga, membiayai pendidikan anak-anaknya, dan menabung untuk masa pensiunnya. (*)

#Dana Pensiun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun