Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaafkan dan Dimaafkan, Melepas Beban Meraih Kedamaian

1 April 2025   20:02 Diperbarui: 1 April 2025   23:54 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara silaturahmi dan halal bihalal untuk saling memaafkan,(ilustrasi dibuat dengan Meta AI)

Ketika seseorang memilih untuk memaafkan, sebuah perubahan mendalam mulai terjadi dalam dirinya.

Beban berat yang selama ini dipikul perlahan mulai terangkat. Kemarahan dan kebencian yang selama ini menggerogoti hati, sedikit demi sedikit mereda. Energi yang sebelumnya terkuras untuk meratapi luka, kini bisa dialihkan untuk hal-hal yang lebih produktif dan positif.

Memaafkan bukan berarti melupakan atau membenarkan kesalahan yang telah diperbuat. Memaafkan adalah tentang melepaskan diri dari cengkeraman masa lalu yang menyakitkan. 

Acara silaturahmi dan halal bihalal untuk saling memaafkan,(ilustrasi dibuat dengan Meta AI)
Acara silaturahmi dan halal bihalal untuk saling memaafkan,(ilustrasi dibuat dengan Meta AI)

Ini adalah tentang memilih untuk tidak lagi menjadi korban dari perbuatan orang lain. Dengan memaafkan, seseorang mengambil kembali kendali atas emosinya dan memutuskan untuk bergerak maju.

Suasana hati usai memaafkan seringkali diwarnai dengan perasaan lega, damai, dan bahkan sukacita. Ada kebebasan yang dirasakan ketika akhirnya bisa melepaskan dendam dan kebencian. Pikiran menjadi lebih jernih, dan hati terasa lebih ringan.

Memaafkan juga dapat membuka pintu untuk penyembuhan dan rekonsiliasi, meskipun tidak selalu terjadi. Yang terpenting, memaafkan adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan kepada diri sendiri.

Suasana Hati Usai Dimaafkan: Peluang untuk Pemulihan dan Pertumbuhan

Di sisi lain, menerima permintaan maaf dan dimaafkan juga membawa dampak yang mendalam. Rasa bersalah dan penyesalan yang selama ini menghantui perlahan mulai berkurang. 

Saling memaafkan menciptakan kedamaian (ilustrasi dibuat dengan Meta AI)
Saling memaafkan menciptakan kedamaian (ilustrasi dibuat dengan Meta AI)

Ada perasaan diterima dan diampuni, yang dapat memulihkan harga diri dan kepercayaan diri yang mungkin sempat terguncang.
Dimaafkan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan membangun kembali hubungan yang sempat retak. 

Ini adalah peluang untuk belajar dari pengalaman masa lalu dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Penerimaan maaf dari orang lain juga dapat memicu refleksi diri dan menumbuhkan empati terhadap orang lain yang mungkin pernah kita sakiti.

Suasana hati usai dimaafkan seringkali diwarnai dengan rasa syukur, rendah hati, dan harapan. Ada keinginan untuk menjadi lebih baik dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan. 

Dimaafkan juga dapat memotivasi seseorang untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara di masa depan, serta lebih menghargai hubungan dengan orang lain.

Sinergi Memaafkan dan Dimaafkan: Menciptakan Ruang Kedamaian

Memaafkan dan dimaafkan adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. 

Ketika kedua belah pihak mampu melakukannya, terciptalah ruang kedamaian dan pemulihan. Hubungan yang sempat tegang dapat mencair, dan luka batin dapat perlahan sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun