Kuliner Kalakan yang Unik. Diplomasi Makan Siang di Tepi Pantai Pidakan.Â
Pernah ke Pacitan?Â
Pernah!Â
Yuk kita ngobrol tentang kuliner khas Pacitan yang unik, eksotik dan lezat.Â
Belum!Â
Nggak apa-apa. Simak saja ulasannya. Hehehe...Â
Mungkin karena tinjauan politis, menu kuliner khas Pacitan ini tidak terhidang dalam makan siang istana.
 Tapi jangan salah. Menu kalakan ini juga pernah menjadi favorit salah satu mantan presiden kita. Siapa coba?Â
Yuk kita kepoin dulu kuliner khas Pacitan ini. Kalakan itu apa.Â
"Bawain kalakan, ya Na! "
"Beres! Tapi ejolan sama duren ya! "
"Belum musim. Alpukat saja ya!"
"Yowes, gak papa! " Nanti aku ikut ke pantai, ya! "
"Iya, datang saja! "
Ayah asyik teleponan sama Mbak Ana, mantan teman kuliahnya yang tinggal di Pacitan. Dan sama-sama mengajar biologi, jadi saat ayah bersama teman- teman MGMPnya mengadakan kegiatan, ingin ikut bergabung. Karena ditelpon pakai speaker, jadi suaranya terdengar ke seluruh penjuru rumah.Â
"Kalakan itu apa, Mas? Tanyaku pada ayah.Â
" Itu makanan khas Pacitan. Besok kamu lihat saja sendiri di sana. Ini paket menunya ada kalakan, nasi tiwul, sama menu lain."Â
"Oke! " Kataku. Unik pikirku. Membuat penasaran juga. Kalakan itu apa.Â
Saat makan pagi di Pantai Pidakan, aku tanya bapaknya yang menyediakan paket kuliner.Â
"Pak, masakan kalakan itu yang mana?Â
" Oh ini Bu! "Â Yang ini!" katanya menunjukkan masakan ikan asap berkuah merah.Â
Oalah, yang ini. Kalau aku mungkin menyebutnya mangut ikan pari. Kesukaan almarhum Gus Dur, yang pernah menjadi Presiden Indonesia. Konon katanya, mangut ikan pari adalah salah satu kuliner kesukaan beliau.Â
Kalakan ini nikmat disantap bersama tiwul, sambal dan urap atau sayur lain seperti cah, tumisan atau oblok-oblok.Â
Seperti yang disajikan pagi ini, saat kami menikmati makan pagi di Pendopo yang terletak tepat di depan Pantai Pidakan.Â
Sayur kalakan disajikan bersama tumis sawi hijau, tahu, tempe goreng dan perkedel ikan.Â
Sementara minumnya es degan kelapa asli yang langsung dipetik dari pohonnya. Segar dan nikmat.Â
Terus yang kuherankan, Mbak Ana, temannya ayah kan mau membawakan kalakan, apa sayur seperti itu? Apa nggak ribet bawa-bawa sayur berkuah?Â
"Nggak! " Kata ayah. Yang dibawa Ana kan kalakan kering. Jadi nggak ribet mengemasnya.Â
"Oh, begitu? "
Sayangnya Mbak Ana tidak jadi ikut ke pantai karena ada undangan manten. Akhirnya janjian sama ayah ketemuan di jalan menuju pantai.Â
Saat pulang dan membuka oleh-oleh, aku baru ngeh, bahwa kalakan juga digunakan untuk menyebut ikan pari asap atau iwak pe asap. Setiap potongnya ditusuk lidi untuk pegangan, dan diasap.Â
Bahkan bisa berarti ikan asap meski bukan ikan pari atau iwak pe.Â
Saat dimasak, lidinya tidak dilepas, jadi terlihat keunikannya dan menjadi ciri khas tersendiri.Â
Beruntung oleh-oleh Mbak Ana langsung kami buka. Tadinya pulang sudah pengin cepat membersihkan diri, shalat dan istirahat.Â
Tapi pulang disambut hujan angin. Rumah kotor, sementara dapur dan garasi banjir.Â
Akhirnya kerja bakti dulu, bersih-bersih. Sekalian membongkar oleh-oleh karena tasnya mau dilaundry.Â
Baru ketahuan deh, kalau kalakan kering yang dimaksud adalah ikan pari asap.Â
"Matur nuwun nggih , Mbak Ana! "
Pagi ini baru sempat mengolah kalakan. Sekalian memetik daun singkong dari kebun belakang untuk direbus dan dijadikan lalap. Membuat sambal juga biar cetar, meledak dan luar biasa.Â
Kebetulan di rumah tidak ada tiwul, Â jadi disantap bersama nasi putih biasa. Tapi saat di Pacitan, menu nasi tiwul selalu tersedia.Â
Tiwul Pacitan terasa enak dan berbeda dibandingkan jika memasak tiwul sendiri. Mungkin karena tinggal menikmati jadi terasa lebih lezat. Hehehe...Â
Ada yang suka kuliner kalakan juga? Yuk kita masak sendiri.Â
Resep Kalakan Ikan Pari AsapÂ
Bahan :
-sebungkus ikan pari asap (10 tusuk lidi)
Bumbu :
-kemiri 2 butirÂ
-bawang merah 7 butir
-bawang putih 5 siung.
-lombok rawit 5 buah
-Lombok merah 3 buah.
-kunyit 1 ruas jari.
-kencur 2 ruas jari.
Bumbu yang tidak dihaluskan:
-daun jeruk 2 lembar
-lengkuas geprek.
-daun salam 2 lembar
-santan 1 saset.
-air 3 gelas.
- Kaldu bubuk 1 saset ( tidak perlu ditambah garam, karena sudah asin.
-gula merah sesuai selera, disisir.
Cara Memasak :
1. Didihkan 3 gelas air. Masukkan bumbu halus, dan bumbu lain, kecuali kaldu bubuk.
2.Setelah mendidih kembali, masukkan ikan kalakan.
3. Setelah mendidih kembali, masukkan santan dan aduk-aduk sampai santan tercampur dan matang.
4. Masukkan kaldu bubuk.
5. Aduk lagi, dan angkat.
6. Sayur kalakan siap dihidangkan bersama nasi tiwul atau nasi putih.
Selamat mencoba. Semoga bermanfaat.
#makan siang istana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI