Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pecel Wiryo 1966, Hidden Gem di Tengah Kota Madiun

23 April 2023   22:04 Diperbarui: 23 April 2023   23:08 5966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi pecel Wiryo (dokpri) 

Malam takbir sepi. Karena takbir masih opsional. Belum seluruhnya. 

"Bunda, Aku pengin pecel Madiun. Yang original, enaknya di mana, ya? "

Tanya Si Bungsu yang baru mudik siang tadi. 

"Kalau yang enak dan original sih, di dekat-dekat sini banyak. Tapi kalau malam-malam, agak susah nyarinya, Dek! "

Madiun dan pecel sepertinya susah dipisahkan. 


Bahkan slogan Pecel Land sudah diklaim pemkot Madiun. 

Baru-baru ini, pecel ditetapkan kemendikbud sebagai warisan budaya tak benda. 

Penetapan ini dibuktikan dengan sertifikat yang dirilis Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim bernomor 2194/F4/KB.09.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022.

Pecel merupakan warisan nenek moyang yang sudah dikenal sejak jaman Mataram di bawah pemerintahan Panembahan Senopati.

Berkenaan dengan itu, Pak Walikota Maidi menyatakan, sudah seharusnya pecel menjadi warisan budaya tak benda. 

Pecel, yang biasa disebut salad Jawa itu, merupakan kuliner yang terdiri dari aneka sayuran, baik yang direbus atau mentah, kemudian disiram saus kacang yang berupa bumbu pecel. 

Madiun memang gudangnya pecel.

Hampir di setiap warung nasi bisa ditemukan menu pecel. 

Malam itu, Kami berniat hunting pecel di jalan Cokro. 

Lalu lintas padat. Sempat padat merayap di sekitar lampu merah. 

Jalan Cokro relatif ramai dengan moko di pinggir jalan yang menjual buah dan jajanan kreatif. 

Menyusuri jalan Cokro, banyak kami temukan depot nasi pecel. 

Banyak pilihan sebenarnya. Dari pecel 99, pecel Yu Gembrot, pecel Wiryo, dan masih banyak lagi. 

Tapi kebetulan tempat parkir yang kosong tepat di depan warung pecel Wiryo yang sudah berdiri sejak 1966.

Depot nasi pecel S. Wiryo (dokpri) 
Depot nasi pecel S. Wiryo (dokpri) 

Sepintas tidak kelihatan ada depot nasi pecel jika tidak memperhatikan. 

Kebetulan kami parkir persis di depan depotnya, jadi otomatis langsung terbaca tulisan di pintu gerbang nya. 

Depot sederhana tapi bersih. Tempatnya masuk ke dalam, dan  lumayan luas, meski dari luar terlihat memanjang. 

Ada etalase di tengah, dan kanan kirinya ada meja kursi tempat menikmati nasi pecel, dan juga rawon. 

Selain nasi pecel, tersedia rawon juga. 

Tapi sudah sejak awal, si bungsu inginnya nasi pecel. Ayahnya juga. Sedang aku masih kenyang, saat berbuka tadi sudah makan besar. 

Dilihat dari pintu gerbang, depotnya terlihat jauh (dokpri) 
Dilihat dari pintu gerbang, depotnya terlihat jauh (dokpri) 

Sampai di depot, kami disambut seorang perempuan yang ramah menyapa. 

"Monggo bapak, ibu. Ngersakkaken menapa? Pecel napa rawon? (Silakan bapak, ibu. Ingin pecel apa rawon?) 

" Pecel, Bu! " Kata suamiku. 

"Lauknya apa,Pak? Tahu, tempe, telur, babat, lidah, daging, ayam, rempeyek? "

"Lidah saja! " Kata suamiku. 

"Saya pecel saja, Bu. Tanpa nasi. Dikasih tahu dua, Bu! Sama peyeknya sebungkus! "

Pesan si bungsu. Anak ini jarang makan nasi, dan nggak mau daging kalau tidak terpaksa. 

"Ibu pesan, apa? "

"Saya jeruk panas, Bu! Tidak usah nasi! "

"Baik. Silakan ditunggu dulu, ya. Kami siapkan pesanannya. Minumnya apa tadi, Bu? "

"Teh hangat 1, teh tawar 1, jeruk panas 1! "

Kami segera mengambil tempat duduk. 

Ada tumpukan pincuk daun tempat menyajikan nasi pecel. 

Tumpukan pincuk daun untuk tempat menyajikan nasi pecel(dokpri) 
Tumpukan pincuk daun untuk tempat menyajikan nasi pecel(dokpri) 
Kami menunggu pesanan siap sambil ngemil peyek kacang. 

Tak lama pesanan siap. Nasi pecel dihidangkan di hadapan kami. 

Pincuknya lumayan lebar, dengan pecel ditambah serundeng dan krupuk puli, atau biasa disebut karak. 

Pecel Wiryo 1966 (dokpri) 
Pecel Wiryo 1966 (dokpri) 
Nasi putihnya menul-menul. Sayurannya bayam, kacang panjang, tauge dan kemangi. 

Rasanya autentik banget. Pokoknya nyamnyam. 

Bumbunya legit, pedas, asin, manisnya pas. 

Harganya mungkin agak lebih tinggi dibanding nasi pecel yang biasa kami beli untuk sarapan. 

Tapi sepadan dengan kualitas dan rasanya. 

Pokoknya juara. 

"Bu, lebaran jualan nggak? " Tanya Saya pada Ibu yang tadi melayani. 

"Kalau pagi masih tutup Bu. Tapi sehabis shalat Ied Insya Allah buka. Sekitar jam 10 pagi! "

"Nggih, Bu! Terima kasih informasi nya! "

Malam semakin larut. Kami memutuskan untuk pulang. 

Penjual serabi Solo yang mangkal di samping pintu masuk ternyata sudah tutup, padahal tadi aku bermaksud membeli. 

Serabi solo, atau serabi notosuman, ada juga yang menyebutnya apem selong adalah salah satu jajan pasar kesukaan ku. 

Tapi sudah tutup, berarti belum rejekiku. 

Terima kasih. 

Semoga bermanfaat. 

Selamat hari raya idul fitri 1444 H

Mohon maaf, lahir dan batin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun