Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ibrah dan Hikmah Film di Bawah Lindungan Kabah

5 April 2023   13:47 Diperbarui: 5 April 2023   13:48 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar film di bawah lindungan kabah (dokpri) 

Film religi? 

Saat saya mencari-cari sebuah film religi untuk ditonton, saya menemukan film ini. 

Novelnya pernah saya baca waktu SMA tahun 90-an. Jadul banget, ya. 

Novel karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang lebih dikenal dengan nama Hamka, merupakan angkatan Balai Pustaka. Novel ini diterbitkan balai Pustaka tahun 1938 ( Wikipedia. com) 

Di Bawah Lindungan Kabah. 


Dari judulnya sudah bisa kita kenali jika Kisah ini sangat kental aroma religinya.

Meski begitu, film ini sangat kaya akan ibrah(pembelajaran) dan hikmah yang bisa dipetik. 

Di samping kental aroma religinya, film ini sangat manusiawi dan menyentuh kehidupan masyarakat Padang sekitar tahun 20-an sampai 30-an yang digambarkan secara apik dan bijak. 

Dalam filmya ada tertulis Padang 1922 dan Padang 1927.

Menurut saya, film ini sangat berkelas, meski merupakan film lama karena ditulis tahun 2011.

Mengharu biru, tapi tetap kokoh dalam sandaran adat dan agama yang tetap dipatuhi. 

Lewat tokoh Hamid dan Zainab, film ini menempatkan cinta manusia yang suci dalam bingkai yang agama yang kokoh. 

Film mengharukan yang membuat penonton berurai air mata ini, tidak berkesan cengeng. Justru menyentuh ke dalam perasaan manusia yang mendalam dan hakiki. 

Tokohnya digambarkan sebagai orang-orang kuat yang tetap istiqomah di jalanNya, meski sangat setia memegang komitmen cinta di antara 2 anak manusia berlainan jenis. 

Permasalahan kompleks dalam Cerita Film ini begitu dekat dengan kehidupan manusia dalam keyakinan, menjaga hukum adat, dan tetap memperhatikan akhlak mulia. 

Film yang disutradarai oleh Hanny R. Saputra, dan dibintangi oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia Bella ini juga didukung oleh pemain film gaek seperti  Alm. Didi Petet, Widyawati dan Jenny Rahman. 

Diceritakan Emak Hamid (Jenny Rahman) bekerja di rumah Engku Ja'far (Didi Petet). 

Hal ini membuat Zainab (Laudya Cynthia Bella) yang merupakan putri tunggal Engku Ja'far, kenal dan akrab dengan Hamid (Herjunot Ali).

Hubungan ini berlanjut dengan hubungan asmara yang terajut manis di antara mereka berdua. 

Engku Ja'far menyekolahkan Hamid, hingga cakap dalam pengetahuan agama. 

Pergaulan Hamid dan Zainab tetap terjaga dalam bingkai adat dan agama, meski mungkin di sini ada kompromi saat menggambarkan hubungan mereka berdua. 

Antara adat dan agama yang saling mendukung dan hukum yang berlaku umum. 

"Aku tadi bertemu Zainab, Mak. Dia sangat cantik malam ini, " Kata Hamid pada emaknya. 

Secara implisit, adegan ini menggambarkan hubungan akrab yang manis dan harmonis antara emak dan anak laki-lakinya. 

Namun emak Hamid mengingatkan agar Hamid jangan terlalu berharap, mengingat perbedaan status sosial di antara mereka. 

Ini menunjukkan hal manusiawi di masyarakat. 

Meski memegang teguh agama, terkadang perbedaan status sosial masih berdasarkan realita yang ada. 

Padahal di mata Allah kedudukan manusia itu sama. 

Keimanan dan amal perbuatan yang membedakan, bukan status sosial. 

Selanjutnya Hamid yang telah belajar ilmu agama itu menjadi terpandang di masyarakat, sehingga banyak orang yang mendengarkan apa yang dikatakannya. Bahkan para tetua kampung. 

Di sini juga ada penanaman kesadaran akan kedudukan wanita yang sangat dihargai dalam Islam. 

Zainab. Hasil tangkapan layar di bawah lindungan kabah (dokpri) 
Zainab. Hasil tangkapan layar di bawah lindungan kabah (dokpri) 

Hamid mengatakan :

Perempuan itu mempunyai 5 sifat utama :

- berkata benar

-jujur

-pandai

-fasih dan terdidik

- bersifat malu. 

Dalam film ini, juga ada penanaman akidah sederhana meski tanpa kesan menggurui pemirsa.

 Sebab ucapan ini dikatakan oleh perempuan sederhana seperti Emak Hamid. 

"Ingatlah, ketika kamu tak punya siapa-siapa dan hanya Allah. Allah itu lebih dari cukup"

Perjalanan cinta Hamid dan Zainab ditentang oleh paman Zainab yang ingin menjodohkan Zainab dengan kemenakannya, yaitu Arifin. 

Batu sandungan mereka diawali dengan tragedi Zainab yang tercebur ke sungai karena tergesa-gesa naik sepeda. 

Hamid yang mengetahuinya langsung terjun ke sungai dan menyelamatkan Zainab. 

Saat menyelamatkan nyawa Zainab itulah Hamid memberi nafas buatan dari mulut ke mulut pada Zainab, sehingga nyawa Zainab dapat diselamatkan. 

Namun hal ini dianggap kesalahan besar yang dilakukan Hamid, sehingga dia disidang para tetua adat dan diadili di surau. 

Hamid. Foto tangkapan layar film di bawah lindungan kabah (dokpri) 
Hamid. Foto tangkapan layar film di bawah lindungan kabah (dokpri) 

Hamid dihukum dan dibuang dari kampung. Meski Hamid tak merasa sengaja berlaku tak senonoh pada Zainab, dia tetap patuh dan menerima apa yang telah diputuskan para tetua adat. 

Saat dihukum keluar dari kampung ini banyak hal-hal yang terjadi. 

Engku Ja'far yang pergi naik haji, kapalnya terbakar dan karam tanpa ada penumpang yang selamat. 

Hamid yang dibuang keluar kampung diperbolehkan ikut melaksanakan shalat gaib di kampungnya. 

Ini menunjukkan sisi kemanusiaan yang dipertimbangkan dalam hukuman di masyarakat. 

Kesedihan Hamid atas meninggalnya Engku Ja'far berlanjut dengan meninggal nya Emak Hamid. 

Belum selesai duka menyelimuti, Emak Zainab justru meminta Hamid untuk membujuk Zainab agar mau menikah dengan Arifin. 

Hasil tangkapan layar film di bawah lindungan kabah (dokpri) 
Hasil tangkapan layar film di bawah lindungan kabah (dokpri) 

Tujuan pernikahan itu agar harta peninggalan Engku Ja'far ada yang mengurus. 

Zainab tetap tidak bersedia untuk menikah. Dengan berlinang air mata Zainab berkata, 

"Hamid, aku tetap dengan doaku. Hanya akan menikah dengan orang yang kucintai dan mencintai aku! "

Begitulah, akhirnya Hamid pergi merantau dan sampai ke Mekah. 

Sementara Zainab jatuh sakit, dan Ibundanya akhirnya sadar, apa yang terbaik bagi putrinya. 

Tetapi semua sudah terlambat, Zainab meninggal setelah membaca surat yang dikirim Hamid untuknya. 

Sementara Hamid yang sakit juga memaksakan diri untuk thawaf mengelilingi Ka'bah. 

Saat itulah, Shaleh yang juga naik haji menemukan Hamid dan memberikan surat Zainab yang dititipkan kepadanya. 

Cerita ini berakhir dengan meninggalnya Hamid menyusul kekasihnya yang sudah lebih dulu menghembuskan nafas terakhirnya. 

Kisah ini mungkin terkesan heroik dan berlebihan, di saat era sekarang kesetiaan begitu langka. 

Banyak pasangan yang mudah berpaling, termasuk suami istri. 

Perselingkuhan meraja lela dan banyak orang memperturutkan syahwat belaka. 

Film di bawah lindungan kabah ini mungkin bisa menginspirasi atas keteguhan manusia akan kesetiaan pada kekasih, keluarga, hukum adat, hukum agama, dan kepada Rabbnya. 

Terimakasih. 

Semoga bermanfaat. 

Selamat menunaikan ibadah puasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun