Mohon tunggu...
Isti N. Saptiono
Isti N. Saptiono Mohon Tunggu... Konsultan - Pengajar dan penggiat pendidikan

Pengajar, pemerhati dan penggiat pendidikan, peduli tentang isyu pendidikan dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Kehidupan dari Bercocok Tanam (1)

14 Juli 2020   17:56 Diperbarui: 15 Juli 2020   08:46 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Krokot (portulaca oleracea)

Karena ada beberapa jenis tanaman di halaman rumah saya, maka untuk sebagian saya mengikuti satu cara dan untuk sebagian lainnya saya menggunakan cara lainnya. Ada yang berhasil ada yang tidak. Walau dengan cara yang sama, tidak semua tanaman dengan jenis yang sama bereaksi sama. 

Ada yang sukses menjadi tanaman yang subur dan ada pula yang gagal total. Dari yang gagal saya coba memodifikasi cara yang dianjurkan sebelumnya dengan mengamati kondisi media tanamnya, posisi potnya (kena sinar matahari atau tidak), posisi tegaknya tanaman dalam pot, adanya hama yang mengganggu pertumbuhan, dan hal-hal lain yang mungkin menjadi penyebab kegagalan tersebut.

Akhirnya, dengan mencoba-coba sendiri, saya merasa memperoleh sebuah keterampilan. Bukan keterampilan bercocok tanam sebenarnya, tetapi keterampilan mengamati, merasakan, mencoba, menganalisa, memodifikasi, dan menyayangi. Nah... yang terakhir ini saya rasakan sebagai faktor penentu. Kalau ada rasa sayang, maka kita akan berupaya dengan segala daya untuk membantunya bertahan hidup dan bahkan berkembang menjadi tanaman yang luar biasa!

Aneh? Ya... awalnya saya merasa aneh. Namun ternyata, dengan penuh rasa sayang, kita akan melakukan kegiatan bercocok tanam kita dengan kelembutan gerakan tangan, berhati-hati dalam mencabut akar tanaman, memberi cukup vitamin dan sinar matahari, bahkan kita ajak tanaman berbicara (dalam hati), yang semuanya membuahkan hasil!

Bunga Krokot (portulaca oleracea)
Bunga Krokot (portulaca oleracea)
Seperti membesarkan anak sendiri
Setelah saya coba merenungkan kembali, bercocok tanam dapat dianalogikan sebagai proses membesarkan anak sendiri. Walau kita membaca banyak buku panduan, berlangganan majalah parenting, ikut berbagai seminar tentang mendidik anak yang baik dan benar, tetaplah kita sebagai orang tua yang tahu betul tentang anak kita. 

Dengan didasari rasa cinta, sayang, dan percaya kepada anak kita, apapun akan kita lakukan demi masa depan anak kita. Proses kita sebagai orang tua dalam mendidik, membimbing, memandu, mengembangkan, dan membentuk mereka menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bermanfaat adalah proses yang sangat personal sifatnya. 

Kita fokus pada nilai-nilai dan karakter baik dan yakin pada hasil yang terbaik. Bahwa dalam prosesnya ada hambatan-hambatan, bahkan kegagalan-kegagalan, itu merupakan hal yang biasa dan bahkan menjadi pelajaran berharga bagi kita.

Begitu juga dalam bercocok tanam. Tidak ada kata menyerah. Yang ada adalah kata mencoba lagi. Bukankah tidak ada kata menyerah dalam mendidik anak-anak kita?

Saya sangat menikmati proses belajar bercocok tanam selama tiga bulan ini. Dalam tulisan-tulisan saya selanjutnya, saya akan berbagi beberapa pengalaman yang saya peroleh dari proses belajar bercocok tanam ini. Pengalaman menyemai benih, menanam biji, mengembangbiakkan tanaman hias, dan lain-lainnya. Mudah-mudahan bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun