Mohon tunggu...
Istifaiyatul Awaliyah
Istifaiyatul Awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca dan menulis You have Allah, so don't worry be happy :)

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku: Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah by Alfialghazi

13 September 2022   23:59 Diperbarui: 14 September 2022   08:59 2811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar by: Pinterest

“Teruntuk Para Pengendara Waktu,
Bertahanlah, Sampai Surga Yang Menjadi
Pelabuhan Terakhir Kita.”


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Kali ini, saya akan nge-review salah satu buku motivasi Islam yang best seller dan disukai banyak para pemuda yang sedang menjalani kehidupan untuk melewati dunia yang fana. Buku yang akan saya review berjudul “ Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah”.

Sedikit cerita, saya tahu buku ini karena lihat di tik tok. Banyak yang membuat video mengenai isi dari buku ini. Kata-kata motivasi yang ada pada buku ini related dengan keadaan yang saya jalani dan dapat menyadarkan diri saya ke arah yang positif. Yaa buku ini menurut saya positif vibes banget. Akhirnya saya berniat untuk membeli buku ini, tapi alhamdulilahnya ternyata sahabat saya yang baik memberikan hadiah buku, “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” ini.

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah
Pengarang : Alfialghazi
No ISBN : 978-602-6744-47-0
Penerbit : Penerbit Sahima
Tahun terbit : 2020
Tebal halaman : 246 Halaman

SINOPSIS


Tidak semua hal akan berjalan sesuai keinginanmu. Pada satu waktu, impianmu akan dipukul mundur, harapanmu terpatahkan, dan langkahmu dihentikan paksa.

Dunia yang luas terasa begitu mengesakkan, ramai, tapi sepi.

Ingin terus melangkah, takut terjatuh. Ingin putar balik, sudah tak mungkin tertempuh. Ingin menyerah, tetap saja tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Setiap pilihan nyaris tak mampu kamu tanggung konsekuensinya.

“Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” akan menemanimu, untuk terus melangkah maju, menerabas segala keterbatasan, menikmati segala kekecewaan, melewati dunia yang penuh dengan kefanaan, menuju satu tempat bernama keabadian.

Untukmu, jiwa-jiwa kecil yang sedang mendamba bahagia, kebahagiaan yang sesungguhnya. Selamat menikmati!

Dari judul dan sinopsis buku yang akan saya review, apa yang terlintar di pikiran kalian setelah membacanya? Penasaran nggak nih ? kalau kalian kepo, pengin tahu lebih dalam bisa baca review buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” ini sampai akhir yaa. Tapi sebelum itu, kita kenalan sama penulis terlebih dahulu biar makin penasaran dengan buku yang akan saya review dan makin ingin membaca tentunya.

PROFIL PENULIS


Alfi Syahri Ramadhan. Seorang ayah dan seorang suami. Lahir di sebuah kota kecil bernama Pagaralam. Pada 13 Ramadhan 1416 Hijriyah, bertepatan dengan 03 Februari 1996 Masehi.


Pada 20 September 2016, Alfi Syahri Ramadhan telah menyesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Transportasi Darat Jurusan Diplomat III LLASDP, menjadi seorang perwira muda transportasi. Setelahnya, ia mengabdi pada Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT Kereta Api Indonesia. Namun karirnya ia akhiri setelah 2,5 tahun mengabdi, dengan pensiun dini secara terhormat.


Kini, Alfi Syahri Ramadhan tercatat sebagai pembelajar di Ma’had Abu Ubaidah, Kota Medan, menekuni bidang Bahasa Arab dan studi Islam. Selain itu ia juga aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, sosial, dan dunia tulis menulis.
Untuk lebih dekat dengannya bisa ditemui di instagram dan Twitter : @alfialghazi

review-buku-6321351108a8b50fa44e9e17.png
review-buku-6321351108a8b50fa44e9e17.png
Review Buku :  Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah by : Alfialghazi

Apa sih yang membedakan buku ini dengan buku motivasi Islam lainnya? Dan apa yang membuat saya sampai jatuh hati sama buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir menyerah”? tentunya ada banyak hal yang bukan hanya pembangkit jiwa atau sebagai motivasi saja. Tapi..

1. Gaya bahasa yang digunakan mudah dipahami


Dari segi bahasa yang Kak Alfialghazi gunakan, menurut saya tidak membosankan untuk dibaca, nada setiap kalimat yang digunakan ada puitisnya, berdiksi, menggunakan majas dan ketika membaca saya merasa terbawa suasana (menghayati). Tulisan Kak Alfialghazi juga nggak membuat bingung saat membaca. Misalnya gini, “Duhai kamu yang sedang mendamba bahagia, jika hari ini kamu sedang berada dalam lembah bernama kesedihan, bukan berarti kamu tak akan pernah menemui lembah bernama kebahagiaan.” (Halaman : 7)


2. Mencakup berbagai aspek kehidupan


Buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” yang ditulis Kak Alfialghazi ini, bukan hanya tentang bagaimana kita bertahan di dunia ini yang tentunya berlandaskan agama, tapi juga memasukkan berbagai aspek kehidupan mulai dari diri sendiri, kisah cinta, agama, pernikahan, sosial, impian, pertemanan dsb.

Jujur ya, awalnya aku pikir buku ini hanya berisi motivasi untuk tidak menyerah dalam hidup. Dalam artian bahwa buku ini ruang lingkupnya hanya sebatas pembangkit jiwa yang sedang rapuh, nyatanya banyak sekali arahan yang diberikan untuk tidak terjatuh pada ekspektasi yang terlalu tinggi ketika berbicara mengenai dunia. Saya mengambil contoh mengenai pernikahan, ada kata-kata yang membuat saya sadar bahwa menikah itu bukan hanya menghindari permasalahan, hanya sekedar menikah  untuk menuntaskan kesendirian atau menuntaskan ibadah.
Kayak gini, “sungguh pernikahan itu bukan untuk satu atau dua hari, tapi untuk seumur hidup dan dibawa sampai ke akhirat. Yang kita cari bukan cuma pasangan, tapi teman sehidup sesurga, kawan bertumbuh, dan partner beribadah” [Halaman : 119]

Menikah mudah kok, seminggu saja bisa buat persiapan. Calonnya mudah didapat, hanya saja bukan dengan orang yang tepat. Bila kita menikah dengan orang yang tidak tepat, kemungkinan kehidupan pernikahan yang dijalanani serasa sangat berat atau mungkin dapat menimbulkan adanya perselingkuhan dan perceraian.
 
“.… Menikah dengan harapan bisa turut mengubah arah peradaban. Berjalan berdampingan, menghabiskan sisa perjalanan dengan mengharapkan surga sebagai ujungnya, dan kebermanfaatan sebagai jembatannya. Indah nian pernikahan yang dibangun atas dasar iman, cinta, dan cita-cita." [Halaman : 123]

3. Belajar dari kisah para sahabat Rasulullah


Buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” ini merupakan buku motivasi Islam, jadi tentunya akan ada nuansa Islam di dalamnya. Salah satu hal yang membuat saya menikmati ketika membaca buku Kak Alfialghazi ini adalah bukan hanya berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist nuansa Islami di dalamnya, tapi banyak kisah para sahabat Rasulullah atau tokoh Islam yang melegenda di mana kisahnya memotivasi. Cara menceritakan dari sudut si penulis, enak dan mudah dimengerti ketika dibaca. Saya mudah memahami maksud dari apa yang disampaikan penulis melalui potongan ayat Al-Qur’an, Hadist, kisah para sahabat Rasulullah dan tokoh Islam yang melegenda, ataupun kisah zaman dahulu. Jadi disamping buku ini dapat menumbuhkan semangat hidup, saya juga belajar kisah para sahabat Rasulullah melalui buku Kak Alfialghazi.

4. Sistematis dalam kepenulisannya


Meskipun buku ini merupakan buku motivasi, tapi sistematika dalam menceritakan sampai menemukan titik feel nya itu tersusun rapi. Jadi memudahkan si pembaca dalam memahami maksud dari yang disampaikan. Biasanya si penulis, pada paragraf pertama mengajak si pembaca untuk berkelana melihat keadaan nyata yang dialami, lalu paragraf selanjutnya memasukkan kisah motivasi dan biasanya itu berada di tengah yang dipertegas oleh potongan ayat Al-Qur’an (dalam bahasa Indonesia). Bukan hanya itu saja, penulis juga memberikan motivasi dari kisah-kisah tersebut. Rangkaiannya itu ibarat pendahuluan, isi, penutup, solusi.

Gambar by : Pinterest
Gambar by : Pinterest

Review Buku : Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah by Alfialghazi

5. Setiap bab yang diangkat relate dengan kenyataan


Saya pikir kehidupan yang saya jalani mengalir saja mengikuti arus takdir Allah.
“sudah biarkan hidup mengalir salajah, let it flow
Setelah saja membaca buku Kak Alfialghazi, ternyata konsep yang saya jalankan itu kurang pas. Karena benar yang dikatakan Kak Alfialghazi bahwa, “ Kita mungkin lupa bahwa tak semua air yang mengalir itu berakhir di samudra, ada yang berakhir di selokan, ada yang berakhir menjadi genangan jalan.” [ Halaman : 73]


Di sini saya paham ketika membiarkan segala sesuatu yang diberikan Allah begitu saja, nantinya penyesalanlah yang akan saya dapatkan. Masalah memang akan selesai dengan sendirinya, nanti juga akan menjadi masa lalu. Tapi belum tentu dengan hari-hari berikutnya yang akan saya jalani, bisa jadi jauh lebih berat dengan hari sebelumnya.

“Mengalir saja tidaklah cukup, kita harus turut mengusahakan ke mana kita akan mengalir, ke mana kita akan berakhir. Allah tak hanya memberikan kita tubuh, tapi juga otak untuk berpikir, hati untuk merasakan, yang menentukan kita agar selalu mengusahakan yang terbaik.” [Halaman : 73]

6. Isi setiap bab yang dibahas tidaklah banyak


Tipe pembaca setiap orang berbeda-beda, ada tipe di mana ketika membaca bab yang sedang dibaca merasa bahwa “kok lama ke bab selanjutnya” “banyak banget sih yang dibahas padahal intinya mah gini doang”. Tipe pembaca tersebut salah satunya adalah saya. Saya sering membaca buku motivasi, dalam setiap bab yang dibahas terkadang penulis itu mengajak si pembaca untuk mundur ke belakang (mengaitkan dengan tokoh atau kejadian masa lalu) namun terlalu banyak yang diceritakan justru malah membuat si pembaca kurang memahami apa yang disampaikan penulis. Buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah ini” setiap bab nya maksimal hanya 3 halaman. Karena memang kepenulisannya juga sistematis jadi mudah sekali buat saya pahami.


Setiap kelebihan pasti ada kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Dan kesempurnaan juga hanya ada pada judul lagu Rizki Febian :). Apa sih kekurangan buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” yaitu :

Tidak adanya visualisasi.
Penampilan memberikan daya ketertarikan. Sesuatu yang luarnya terlihat bagus, belum tentu isi di dalamnya bagus. Dari penampilan luar (cover) dan isi, itu sangat bagus, covernya juga memiliki filosofi seperti dengan judul bukunya. Hanya saja isi di dalam buku Kak Alfialghazi ini tidak adanya visualisasi (gambar) hanya berupa tulisan. Menurut saya, visualisasi bisa berguna agar si pembaca tidak merasa bosan untuk membaca.

Sampai dipenghujung tulisan ini, saya ucapkan terima kasih banyak yang sudah membaca sampai akhir. InsyaAllah buku ini sangat bermanfaat dan menyadarkan diri kita untuk senantiasa tidak menyerah. Don’t give up but give a pause. Semoga kita menjadi manusia-manusia yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang banyak terutama untuk keluarga. Seperti yang dikatakan Kak Alfialghazi, “Hidup ini bukan hanya tentang kita, bukan hanya tentang pencapaian pribadi.Yang lebih membahagiakan dari menjadi hebat adalah menjadi bermanfaat.”

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun