Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengan Pendeta di Ketinggian 1.000 Meter di Atas Permukaan Laut

12 Oktober 2022   05:29 Diperbarui: 12 Oktober 2022   05:36 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama alam merawat persahabatan, menjaga kerukunan. Foto: Joko Dolok

Hari masih pagi. Kami duduk berhadapan. Sebelah kiri Pendeta Sukamto Binsar dan di depannya, saya Isson Khairul. Di dekat kami, api unggun semalam, sudah padam. Abu sisa pembakaran dan puntung-puntung kayu tergeletak di tanah.

Pertemuan Setelah Puluhan Tahun

 Pertemuan pagi itu menjadi penanda, betapa tingginya nilai persahabatan. Kami sudah puluhan tahun tidak bertatap-muka. Kami sama-sama anak didik AM Hoeta Soehoet di Sekolah Tinggi Publisistik (STP), yang kemudian menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Jakarta Selatan. 

 AM Hoeta Soehoet adalah pendiri sekaligus Rektor kampus tersebut. Rekam jejak AM Hoeta Soehoet di dunia jurnalistik, adalah juga bagian dari rekam jejak industri pers Indonesia. 

Ada dua koran di Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari perjalanan bangsa ini. Pertama, Harian Abadi. Kedua, Harian Indonesia Raya. Di Harian Abadi, AM Hoeta Soehoet adalah Wakil Pemimpin Umum/Direktur di rentang tahun 1967-1974. Harian Abadi terbit pertama kali tahun 1947.

 Di Harian Indonesia Raya, AM Hoeta Soehoet adalah Managing Editor merangkap Kuasa Direksi di rentang tahun 1954-1958. Indonesia Raya pertama kali terbit sebagai surat kabar di Jakarta pada 29 Desember 1949, hanya dua hari setelah penandatanganan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.

 Saya Isson Khairul terdaftar menjadi keluarga besar kampus tersebut, sejak tahun 1981. Pendeta Sukamto Binsar, sejak tahun 1988. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia (STT) HKBP Pematangsiantar, Sumatera Utara. Kami berbeda angkatan, juga berbeda keyakinan, namun senantiasa akrab dalam persahabatan.

 Salah satu topik yang kami perbincangkan pagi itu adalah betapa AM Hoeta Soehoet senantiasa merawat kerukunan dalam keberagaman. Sebelum memiliki kampus sendiri di Jalan Raya Lenteng Agung 32, Jakarta Selatan, kampus kami mengontrak di Sekolah Tinggi Theologia (STTh) di Jalan Proklamasi No. 27, Jakarta Pusat dan di Kolese Kanisius, Jalan Menteng Raya No. 64, Jakarta Pusat.

Selalu Rindu Sahabat

 Sukamto Binsar kini berdinas di HKBP Ressort Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia menempuh jarak yang lumayan jauh, untuk tiba di Puncak Merkusi, Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat. Ini adalah salah satu camping ground di bumi perkemahan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa Barat. Persisnya di Kelurahan Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun