Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengan Siskaeee, dengan Dua Gelas Wedang Jahe

11 Desember 2021   18:40 Diperbarui: 11 Desember 2021   18:42 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isson Khairul dan Siskaeee. Katanya: menyesal saja, tidak cukup. Yang lebih penting, kita belajar dari hal yang kita sesali. Foto: Budi Tanjung

Duduk berhadapan dengan Siskaeee. Ngobrol lebih dari satu jam. Dua gelas wedang jahe yang disajikan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi pesan yang kuat. Menjadi pengingat, bahwa meski kita hidup di era cyber, bukan berarti kita membiarkan diri tercerabut dari kultur budaya yang melatari hidup. Menyesalkah Siskaeee?

Menyesal Saja, Tidak Cukup

Siskaeee yang dimaksud adalah wanita yang memamerkan alat vitalnya melalui video, yang kemudian viral di ranah maya. Video tersebut di-shoot di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Menyesalkah Siskaeee? "Bagi saya, menyesal saja, tidak cukup. Yang lebih penting adalah, bagaimana kita belajar dari hal yang kita sesali. Apa yang bisa kita pelajari dari hal yang kita sesali tersebut," ungkap Siskaeee, pada Rabu, 8 Desember 2021.

Rabu itu, ia mengenakan baju oranye, baju khusus untuk tahanan. Kedua tangannya diborgol. Sejak Senin, 6 Desember 2021, Siskaeee ditahan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Sebagai content creator, saya sejak awal sudah menyadari bahwa suatu saat saya akan ketemu tembok. Kini saya sudah ketemu tembok itu. Saya ditangkap dan ditahan. Saya akan jalani proses ini, sebagai konsekuensi dari perbuatan yang saya lakukan," ujar Siskaeee dengan nada yang tegar.

Saya terkesan dengan sikap Siskaeee. Ia bahkan sama sekali tidak menyalahkan teman-teman Sekolah Dasar (SD)-nya di sebuah desa di Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur, yang dengan keji mem-bully-nya tanpa henti. Siskaeee juga tak menyalahkan teman-teman Sekolah Menengah Pertama (SMP)-nya, yang terus-terusan mem-bully-nya. Termasuk, tidak menyalahkan teman-teman Madrasah Aliyah (MA)-nya, yang sangat gandrung mem-bully-nya. Madrasah Aliyah setara dengan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA).

Sebaliknya, apakah teman-teman SD-nya, SMP-nya, dan MA-nya menyesali tindakan bully-an mereka? Apakah mereka menyadari, bahwa bully-an mereka sangat keji? Mereka mem-bully Siskaeee, karena Siskaeee anak miskin. Karena Siskaeee sudah tidak punya ibu dan sudah tidak punya ayah sejak belia. Tentu bukan maunya Siskaeee untuk menjadi anak miskin. Juga, bukan kehendak Siskaeee, ketika ayah dan ibunya wafat lebih cepat, bahkan di rentang waktu yang relatif singkat.

Menjadi yatim piatu, menjadi anak miskin, tentulah bukan pilihan. Itu realitas hidup yang pahit, yang tidak terelakkan. Tapi, pantaskah kemiskinan dijadikan bahan bully-an? Patutkah anak yatim piatu diserang dengan bully-an? Padahal, ia tidak bikin ulah. Tidak bikin onar. Padahal, ia aktif di kegiatan Pramuka. Ia juga aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Padahal lagi, sebagaimana dituturkan Enti Irianingsih, guru taman kanak-kanak (TK)-nya, Siskaeee cerdas dan pintar. Sejak TK, kecerdasannya sudah menonjol. Ia sangat pintar mengaji. Doa-doa pendek dengan cepat ia hapal, kemudian dengan lancar ia lafalkan. Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda DIY menduga, trauma masa lalu itu menjadi salah satu faktor yang membuat Siskaeee tergelincir melakukan hal tak senonoh tersebut.

Dirreskrimsus Polda DIY, AKBP Roberto Gomgom Manorang Pasaribu. Siskaeee di 2020-2021, bikin 2.000 video dan 3.700 gambar. Foto: Didik Wiratmo
Dirreskrimsus Polda DIY, AKBP Roberto Gomgom Manorang Pasaribu. Siskaeee di 2020-2021, bikin 2.000 video dan 3.700 gambar. Foto: Didik Wiratmo

Trauma Masa Lalu, Perilaku Menyimpang

Merasa dihina dan terhina. Merasa diremehkan dan dilecehkan. Hal tersebut berlangsung bertahun-tahun. Itulah yang menggerogoti jiwa Siskaeee. Itulah bagian dari trauma masa lalu, yang memicu terjadinya perilaku menyimpang pada Siskaeee. Karena itulah, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda DIY AKBP Roberto Gomgom Manorang Pasaribu SIK menyebut, Siskaeee sesungguhnya adalah korban.

Pertama, ia adalah korban dari para pem-bully yang notabene adalah teman-teman sekolahnya sendiri. Kedua, ia adalah korban dari trauma masa lalu, yang menggerogoti jiwanya selama bertahun-tahun. Ketiga, ia adalah korban dari pesatnya kemajuan era cyber, era internet, era digital, serta era media sosial.

Dengan kata lain, semua itu membuat Siskaeee tercerabut dari kultur budaya yang melatari hidupnya di sebuah desa di Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur. Ini sekaligus menjadi warning kepada semua pihak, bahwa aksi pem-bully-an bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan, tapi sudah merasuk hingga ke desa-desa.

Apa yang terjadi pada Siskaeee menunjukkan, bahwa dampak negatif dari aksi pem-bully-an tersebut, tidak langsung terjadi saat pem-bully-an dilakukan. Dampak negatif itu menjadi trauma psikis, menggerogoti jiwanya selama bertahun-tahun. Reaksi terhadap hinaan, diremehkan, serta dilecehkan tersebut bangkit secara bertahap dalam diri Siskaeee, yang ditandai dengan kepergiannya ke Bali, setelah lulus Madrasah Aliyah.

"Saya ingin dianggap. Ingin diakui," tukas Siskaeee, pada Rabu, 8 Desember 2021 lalu. Seolah hendak mematahkan serangan bully-an yang menghantamnya selama bertahun-tahun, Siskaeee bekerja tanpa kenal lelah di Pulau Dewata tersebut. Ia juga menggali ilmu dengan kursus Bahasa Inggris, mengikuti berbagai seminar internet marketing, dan menjalani berbagai kursus tentang berbisnis secara online.

Siskaeee siap bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya. Tidak menyeret-nyeret siapa pun. Tidak menyalahkan siapa pun. Foto: Budi Tanjung
Siskaeee siap bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya. Tidak menyeret-nyeret siapa pun. Tidak menyalahkan siapa pun. Foto: Budi Tanjung

Akhirnya Ketemu Tembok

Salah satu pekerjaan yang ia lakukan adalah memproduksi content, menjadi content creator. Di rentang tahun 2020 hingga 2021, setidaknya ada 2.000 file video dan 3.700 file gambar, yang sudah dilansir Siskaeee di berbagai platform berbayar. Semua platform tersebut berbasis di berbagai negara di luar negeri. Dirreskrimsus Polda DIY AKBP Roberto Gomgom Manorang Pasaribu SIK mencatat, Siskaeee diperkirakan sudah menghasilkan 2 miliar rupiah, dari ribuan content tersebut.

Nah, salah satunya, content video yang viral di ranah maya, yang di-shoot di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), pada Minggu, 18 Juli 2021. Kemudian, diunggah ke website berbayar www.onlyfans.com pada Senin, 19 Juli 2021, melalui akun siskaeee_Ofc. Selanjutnya, diunggah akun Twitter @koleksirare96 pada Selasa, 23 November 2021, dan menjadi viral. Polres Kulon Progo yang membawahi wilayah Yogyakarta International Airport (YIA), baru mengetahui hal tersebut pada Selasa, 30 November 2021.

Polisi kemudian menangkap Siskaeee di Stasiun Kereta Api Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 4 Desember 2021, sekitar pukul 15.30 WIB. Sejak Senin, 6 Desember 2021, Siskaeee ditahan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Akhirnya, saya menemukan tembok, yang menghentikan langkah saya sebagai content creator. Semua orang kini tahu saya. Semua orang melihat diri saya. Saya akan menjalani proses ini, sebagai tanggung jawab atas perbuatan saya," ujar Siskaeee dengan tegar.

Terus-terang, saya terkesan dengan jawaban Siskaeee, dalam obrolan pada Rabu, 8 Desember 2021, tersebut. Reaksinya terhadap hinaan, diremehkan, serta dilecehkan orang banyak, telah menjadikannya sosok yang kuat. Yang siap bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya. Tidak menyeret-nyeret siapa pun. Tidak menyalahkan siapa pun. Ia pun dikenal orang banyak, bahkan melebihi ekspektasinya.

Proses hukum yang ia jalani ini, sama sekali tidak menghancurkan spiritnya untuk melakukan banyak hal di kemudian hari. "Boleh jadi, ini peringatan kepada saya, bahwa saya telah menempuh track yang salah. Nanti saya akan mengeksplorasi lagi, yang mudah-mudahan saya akan menemukan track terbaik dalam hidup saya," ungkap Siskaeee dengan sungguh-sungguh.

Tentang benar dan salah, tentang sebab dan akibat, semua terpulang kepada diri kita masing-masing. Sebagaimana yang diungkapkan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui dua gelas wedang jahe, yang dilengkapi dengan sepotong batang sereh. Meski keseharian kita didominasi oleh information technology, oleh jaringan internet, namun itu bukan alasan untuk membiarkan diri tercerabut dari kultur budaya yang melatari hidup ... monggo seruput wedang jahe.

Jakarta, 11 Desember 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun