Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemenkeu dan Dugaan IMB Manipulatif Pergunas

20 September 2020   15:44 Diperbarui: 20 September 2020   16:12 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumahnya tertutup bangunan sekolah. Ia menduga, IMB sekolah tersebut bermasalah, karena tanpa persetujuan warga yang bersebelahan dengan bangunan itu. Ia hanya minta jalan agar bisa leluasa keluar-masuk rumah seperti biasa. Foto: isson khairul

Diduga IMB Manipulatif

Wiwiek Dwiyati menduga, IMB yang dikantongi pihak SMP-SMA Perguruan Nasional 1 tersebut adalah IMB yang sudah dimanipulasi. Kenapa? Menurut Wiwiek Dwiyati, salah satu syarat untuk mendapatkan IMB, harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang berbatasan langsung dengan area untuk IMB yang dimaksud.

"Di IMB itu, tidak ada nama dan tanda tangan saya. Malah, tetangga yang jauhnya 18 meter dari bangunan baru sekolah tersebut, dimintai persetujuan. Ya, jelas mereka tidak terganggu, karena jaraknya berjauhan," ungkap Wiwiek Dwiyati.

Oh, ya, Wiwiek Dwiyati sesungguhnya tidak mempersoalkan pembangunan gedung baru sekolah itu. Yang ia masalahkan, akibat gedung itu, jalan masuk ke rumahnya jadi tertutup. Kini, untuk keluar-masuk rumah, ia sekeluarga harus melalui "jalan tikus" yang berliku-liku dan sempit.

"Kemarin, waktu hujan malam hari, rumah saya banjir kemasukan air curahan dari bangunan sekolah yang dikerjakan sampai malam," lanjut Wiwiek Dwiyati. Ketika Wiwiek Dwiyati menegur, pihak SMP-SMA Perguruan Nasional 1 mempersilakan Wiwiek Dwiyati melaporkan hal tersebut ke pihak yang berwenang.

"Kami berharap Kemenkeu menjelaskan detail letak dan luas lahan yang dimaksud. Sebab, di surat rekomendasi pembangunan, tidak tertulis lahan mana yang diserahkan ke Pergunas," kata Wiwiek Dwiyati. Jika Kemenkeu tidak memberikan penjelasan mengenai batas luas lahan itu, Wiwiek Dwiyati menduga, sangat mungkin telah terjadi mal administrasi dalam proses penerbitan IMB itu.

Kabar terbaru, Aziz dari pihak Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu, bersedia untuk ditemui Senin (21/09/2020) besok.

Jakarta 20-09-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun