Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Meraih HL Terbanyak, Dua Bulan Berturut-turut

8 Juli 2019   14:37 Diperbarui: 8 Juli 2019   16:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini di-capture dari laman Kompasiana saya bulan Juli 2015. Sekadar mengingatkan, istilah kreativitas atau creativity, dicetuskan oleh Alfred North Whitehead, seorang matematikawan sekaligus filsuf asal Inggris, yang pernah menggagas Teori Proses.

Kreativitas bukan hanya kemampuan individual,

melainkan modal bersama,

yang perlu dirawat dalam masyarakat.

Artinya, kreativitas dan kebersamaan, seiring-sejalan. Dengan kerap ngobrol bersama, masing-masing saling menulari yang lain, untuk menjadi kreatif. Kesimpulan sementara saya: luangkanlah waktu untuk ngobrol dengan sesama. Meski kini interaksi leluasa dilakukan dengan chatting, tapi sepertinya interaksi tatap muka, belumlah tergantikan sepenuhnya oleh gadget.

Barangkali, karena itulah Ayu Utami dalam Underground mendorong kita untuk berkumpul, berkomunitas, dan berinteraksi dengan sesama. Di bagian lain buku itu, Ayu Utami menuliskan:

Jika kamu membuka perpustakaan di rumah

dan membuat diskusi rutin,

sekalipun hanya sebulan sekali untuk anggota terbatas,

kamu sudah mulai mengelola komunitas kreatif.    

Ini Muhammad Fikri, yang kini menjadi Kepala Manajemen Komunitas Bukalapak. Saat ini, jumlah pelapak Bukalapak lebih dari 4 juta, sedangkan pelapak yang tergabung dalam komunitas, baru 30 ribu anggota, tersebar di 142 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Itulah tantangan Muhammad Fikri, yang menjadikan komunitas sebagai bidang karirnya. Foto: swa.co.id
Ini Muhammad Fikri, yang kini menjadi Kepala Manajemen Komunitas Bukalapak. Saat ini, jumlah pelapak Bukalapak lebih dari 4 juta, sedangkan pelapak yang tergabung dalam komunitas, baru 30 ribu anggota, tersebar di 142 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Itulah tantangan Muhammad Fikri, yang menjadikan komunitas sebagai bidang karirnya. Foto: swa.co.id
Komunitas sebagai Karir 

Bergabung dalam komunitas, tentu saja penting. Salah satunya, itu menjadi wadah untuk proses pengembangan diri. Turut aktif mengelola komunitas, itu lebih penting lagi. Dengan demikian, proses pengembangan diri, akan menjadi lebih luas cakupannya. Antara lain, mengembangkan diri dalam konteks manajemen dan kepemimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun