Mohon tunggu...
Isni Fauzi Marsidah
Isni Fauzi Marsidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Secret

Sungguh telah cukup bagiku kepuasan dan ketenanganku bahwa Penciptaku maha mengetahui segala permintaanku dan usahaku ~ Imam Abdullah Al Haddad

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 SDN Sukamulya Melaksanakan Pembelajaran Secara Daring

5 Agustus 2021   19:12 Diperbarui: 5 Agustus 2021   19:28 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak yang ditimbulkan dari Pandemi Covid-19 yang saat ini dihadapi seluruh wilayah di negeri ini telah merubah berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan di masyarakat. Secara global, United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengungkapkan bahwa pada tanggal 20 April 2020 sudah 191 negara menutup satuan pendidikan dengan 1,575,270,054 peserta didik terdampak. UNESCO juga menyebutkan  bahwa pandemi Covid-19 mengancam 577.305.660 pelajar dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas dan 86.034.287 pelajar dari pendidikan tinggi di seluruh dunia (Pujiastuti, 2020).

Kemendikbud mengatakan bahwa di Indonesia, Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang cukup besar pada 646.192 satuan pendidikan, 68.801.708 peserta didik, dan 4.183.591 pendidik mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini sampai Pendidikan Tinggi, Pendidikan Khusus, Pendidikan Vokasi, Pendidikan Masyarakat, Kursus dan Pendidikan Keagamaan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan tetap harus berjalan dalam situasi dan kondisi apapun. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengurangi angka penyebaran Covid-19 agar kegiatan pendidikan tetap berjalan yakni dengan  melakukan kebijakan dalam sistem pendidikan dilakukan melalui sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sudah lebih dari satu tahun sistem pembelajaran tersebut dilakukan dengan sistem daring atau pembelajaran jarak jauh. Kebijakan pemerintah tersebut yang mengharuskan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah merupakan adaptasi kebiasaan baru di bidang Pendidikan dalam masa pandemi Covid-19. Sehingga sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan bimbingan orang tua di rumah masing-masing.

Pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas secara teknis proses pembelajaran secara daring masih banyak mengalami kendala. Mulai dari kendala jaringan yang tidak stabil, peserta didik yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki akses internet atau bahkan tidak memiliki smartphone akan ketinggalan pembelajaran ketika tugas belajar disampaikan melalui daring.

Selain itu dampak lain dialami oleh peserta didik pada saat pembelajaran daring adalah beban pelajaran terlalu banyak. Kemudian peserta didik dituntut untuk dapat dengan cepat dalam mencermati dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru melalui pembelajaran daring. Tentunya hal tersebut membuat peserta didik dan orang tua peserta didik merasa terbebani dan mudah bosan ketika belajar dirumah karena tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-temannya. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran dari rumah, orang tua dituntut untuk memaksimalkan perannya dalam mendampingi anak terutama anak yang masih usia dasar dalam mengikuti pembelajaran daring.

Menurut (Djaswadi, 2021) pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat yang dapat mendukung pembelajaran diantaranya smartphone, komputer atau laptop, dan alat bantu lainnya sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Menurut Mustofa dalam (Djaswadi, 2021) Guru merupakan unsur dominan dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif (Kusnandar, 2008:34).

Berbagai media pembelajaran yang kemudian diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Saat ini media pembelajaran jarak jauh tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Media pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya aplikasi SPOT, SPADA, aplikasi google meet, aplikasi zoom meeting, google classroom, youtube, televisi, radio maupun media sosial whatsapp. Semua media tersebut dapat dihasilkan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju.

Akan tetapi, pembelajaran jarak jauh tidak menutup kemungkinan untuk timbulnya beberapa kendala baik dari guru, siswa, maupun media yang digunakan dalam kelangsungan proses pembelajaran. Pada kenyataannya kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar, baik guru, peserta didik maupun orangtua masih banyak yang kesulitan untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini. Metode pembelajaran yang biasa diterapkan hanya melalui whatsapp group (WAG) saja. Hal tersebut dikarenakan para guru masih kesulitan dalam penggunaan media pembelajaran daring lainnya seperti google classroom, google formulir, video converence, permainan, kuis dan sebagainya. Sehingga perlunya perhatian khusus terutama bagi guru dalam memberikan pendampingan pembelajaran dalam jarak jauh kepada siswa.

Pembelajaran daring tidak akan bisa lepas dari koneksi internet. Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, peserta didik maupun tenaga pendidik diharuskan memiliki akses koneksi internet yang baik. Namun, kenyataannya masih terdapat orangtua peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Terkadang jaringan tidak stabil, karena wilayah yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Selain itu, tidak sedikit peserta didik yang tidak mendapatkan hasil pembelajaran secara maksimal. Baik dari materi pelajaran maupun penugasan yang diberikan oleh guru selama pandemi berlangsung (Wulandari, 2020).

Sebagai pendidik dituntut kreatif dan inovatif dalam membuat perencanaan pembelajaran situasi dan kondisi dimasa wabah Covid-19 ini. Pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai metode, strategi, media serta bahan ajar yang bervariasi berbasis kebutuhan belajar siswa dan kondisi lingkungan sekitar. Guru harus memperhatikan kondisi siswa situasi dan kondisi dimasa wabah Covid-19 ini. Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, tidak membosankan, tidak monoton, karakter dan kreatif siswa harus terus kita bina. Pemberian materi dan tugas yang tidak terlalu banyak dan tidak melelahkan. Sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman, tidak kehilangan semangat belajar dan tidak menimbulkan beban berlebihan kepada siswa.

Menyikapi intruksi dan arahan pemerintah dalam menanggulangi dampak Covid-19, SD Negeri Sukamulya menjalankan pembelajaran secara daring. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa pembelajaran daring ini belum tidak optimal dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran tatap muka. Hal tersebut menunjukkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring belum maksimal dan siswa masih memerlukan pendampingan agar dapat pemahaman materi pembelajaran lebih optimal.

dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun