Semua orang ingin hidup sukses, apalagi secara ekonomi. Sayangnya, terlalu banyak pedoman sering kali malah membuat orang limbung, bingung menentukan pilihan.
Pengetahuan teori tetaplah penting sebagai pijakan bertindak. Didukung dengan pemahaman yang memadai, maka aksi akan lebih bertenaga bertolak dari teori yang teruji.
Salah satu konsep rahasia sukses dalam hidup adalah Asthagina sebagaimana ditulis dalam Serat Darmawasita karya KGPAA Mangkunegara IV.
Asthagina filsafat Jawa kunci sukses hidup kita
Asthagina berarti delapan manfaat yang bisa dipetik jika kita menerapkan konsep tersebut.
1. Pekerjaan sesuai passion dan adaptif
Panggaotan gelaring pambudi
Warna-warna sakaconggahira
Nut ing jaman kalakone
Kunci pertama yang harus dicamkan adalah memilih pekerjaan yang sesuai kemampuan. Orang Jawa menganggap pekerjaan bukan sekadar pendulang cuan, melainkan ekspresi ikhtiar sebagai makhluk Tuhan.Â
Agar bisa sukses, jangan sekadar ikut tren padahal kita tak punya kompetensi di bidang itu. Misalnya tren MLM Syariah menggejala lantaran mudah dapat mobil, lalu kita tergoda padahal kita tak menikmatinya.
Maka yang paling enak memang bekerja sesuai hobi sehingga kalau terjadi kegagalan atau melesetnya harapan, kita akan tetap bersemangat menjalaninya sebab sudah jadi bagian dari diri yang kita nikmati.
Selain memilih bidang sesuai kemampuan dan passion, butir pertama ini menuntut kita untuk beradaptasi dengan kondisi kekinian. Artinya, kita tidak menutup mata pada kemajuan zaman.
Harus punya keluwesan dalam merespons sesuatu. Sebut saja seorang TikToker asal Magelang yang meneruskan bisnis toko bangunan milik orangtuanya.Â
Alih-alih berpindah bidang, dia he memanfaatkan teknologi digital untuk menjual produk-produknya. Ia berhasil mengirim cat kaleng/ember, papan tripleks, dan barang lainnya berkat jualan di sebuah lokapasar.
Ia lalu mengunggah konten berisi proses pengemasan atau pembungkusan yang unik dan detail di TikTok yang membuatnya punya pasar semakin besar.
2. Tanggap dan cekatan
Rigen ping kalihipun
dadi pamrih marang pakolih
Kunci kedua agar sukses dalam hidup, termasuk pekerjaan, adalah sikap tanggap dan cekatan dalam membaca peluang.
Di tengah persaingan yang semakin ketat, banyak problem dan tantangan yang bisa diubah menjadi peluang. Sifat gesit harus dilatih agar terbiasa mengambil keputusan dengan cepat.
3. Hemat dan cermat
Katri gemi garapnyaÂ
margane mrih cukup
Gemi berarti efektif dalam memanfaatkan sesuatu, tidak boros atau menghamburkan sumber daya atas dasar keinginan atau impuls sesaat.
Dengan gemi, kita dilatih untuk tangguh dan solution-minded. Tidak gampang menyerah karena optimistis selalu ada jalan keluar.Â
Pada kata gemi juga terkandung spirit inovasi, yakni memberi sentuhan lain pada barang atau jasa yang ada. Barang jadi punya added value.
Dengan penghematan dan kecermatan, maka kebutuhan yang benar-benar vital akan dapat terpenuhi.
4. Teliti
Papat nastiti papriksa
iku dadi margane weruh ing pasthiÂ
Nastiti berarti teliti terhadap segala sesuatu. Dalam pekerjaan atau menuntaskan tugas, kita haruslah teliti untuk mencegah kesalahan dan pengulangan yang tak diperluas.
Dengan pemeriksaan yang teliti, kita akan mendapatkan produktivitas sehingga apa yang kita kerjakan tidak tersiakan. Setiap item bisa dirampungkan sesuai tenggat berkat ketelitian.
5. Buat kalkulasi
Lima wruh etung ika
Watek adoh miring butuh sahari
Kemampuan penting yang harus dimiliki agar sukses dalam hidup adalah menyusun kalkulasi. Kalkulasi berarti perencanaan atas tindakan atau kebutuhan yang mesti dipenuhi.
Dengan kalkukasi, kita bisa menakar kira-kira apa konsekuensi suatu tindakan atau kepemilikan sesuatu berdasarkan sumber daya atau kondisi yang ada.
Dengan kalkulasi atau hitung-hitungan yang tertib, maka anggaran tak perlu bocor pun tak akan mengalami pembengkakan--termasuk pemborosan waktu.
6. Tak malu bertanya
Kaping nenem taberi tetanya
Ngundhakken marang kawruhe
Pernah dengar pepatah Arab yang berbunyi, "Ilmu itu bagai bangunan, dan pintunya adalah bertanya,"? Ya, pertanyaan menentukan jawaban. Pernah saya baca di suatu buku bahwa kita bisa menilai kecerdasan seseorang dari bentuk pertanyaannya, bukan jawaban.
Prinsip keenam Asthagina dalam "Serat Darmawasita" karya KGPAA Mangkunegara IV ini adalah kewajiban bagi kita untuk menambah pengetahuan atau keterampilan baru.
Kalau ingin sukses di masa serbacanggih saat ini, maka kita wajib melakukan upskill dan reskill. Meningkatkan pengetahuan di bidang yang sudah kita geluti dan menambah skill baru yang relevan sebagai pendongkrak daya saing.
7. Kendalikan kehendak dan hati
Ping pitu nyegah kayunÂ
Pepenginan kang tanpa kardi
Tan boros marang arta
Sugih watekipun
Rahasia ketujuh hidup sukses ala Asthagina dalam Serat Darmawasita adalah kemampuan mengendalikan hati agar tidak berkehendak semaunya. Jangan sampai megikuti hawa nafsu atau keinginan sesaat padahal sebenarnya tidak ada manfaatnya (tanpa kardi).
Lewat prinsip ketujuh ini, kita digembleng untuk punya mental orang kaya. Orang kaya yang sesungguhnya justru tidak banyak keinginan. Bahkan ketika uang mereka banyak pun mereka tak bersifat boros, apalagi kita yang miskin Tentunya harus lebih sadar diri.
Di sini kita belajar untuk menentukan skala prioritas, mana yang mendesak dan mana yang merusak. Apakah perlu beli mobil mewah sementara kebutuhan kita sebatas mobil keluarga?Â
Perlukah berlibur mewah dan mahal di luar negeri sementara liburan di Tanah Air lebih terjangkau dengan selisih uang bisa digunakan untuk darma atau sedekah?
8. Bersungguh-sungguhÂ
Ping wolu nemen ing sejo
watekiro sarwa glis ingkang kinapti
Akhirnya, apa pun yang kita kerjakan tidak akan menghasilkan kalau dilakukan ala kadarnya. Bukankah percuma mengerjakan sesuatu dengan kualitas medioker alias pas-pasan padahal kita sudah mengerahkan biaya dan tenaga?
Nemen berarti bersungguh-sungguh) sedangkan sedya artinya kehendak. Maka jika ingin mencapai suatu impian, pancangkan kuat-kuat dan wujudkan dengan kerja keras. Tidak main-main atau asal bekerja, lebih-lebih jika kita mengabdi pada orang di kantor pemerintah atau perusahaan swasta.
Untuk bisa sukses, kesungguhan hati itu harus didukung dengan watak sarwa glis alias segera bertindak. Jangan menunda karena akan membuat tugas menumpuk dan kita sendiri yang akan kewalahan.
Saya teringat pengalaman masa lalu saat menerima job sebagai penerjemah buku. Karena merasa tenggat masih lama, saya pun berleha-leha. Walhasil, pekerjaan akhirnya mentok dan saya dikenakan sanksi.Â
Mustahil sukses
Tanpa delapan hal ini (asthagina), kita akan kesulitan meraih sukses dalam kehidupan, apa pun bidang yang kita tekuni, di mana pun kita meraup rezeki.
Tanpa penerapan yang komplet, maka mustahil mencapai kinapti (hal yang dikehendaki). Itulah yang bisa saya pelajari dari ajaran Asthagina sebagai salah satu filsafat Jawa sebagaimana diuraikan oleh KGPAA Mangkunegara IV dalam Serat Darmawasita yang cukup ternama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI