Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meja Makan Tempat Kongres

25 Agustus 2025   19:36 Diperbarui: 25 Agustus 2025   19:36 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan di meja makan merupakan kebiasaan di rumah orang tuaku. Ayahku yang disipln selalu memarahiku bila makan di ruang kamar yang menjadi tempat menyimpan tv. Rasanya tak lengkap makan kalau tidak menonton tv, makanya sampai sekarang aku terbiasa makan bolak-balik walaupun meja makan dan tempat nasi ada berdekatan. Tapi soal makan tentu akan dilakukan di depan tv.

Kebiasaan makan di meja makan memang bukan kebiasaan di rumah nenekku. Mereka makan di dapur yang ada tungkunya dan mereka makan lesehan. Kalaupun di ruang tengah pun mereka makan secara lesehan. Berbeda dengan di rumah orang tuaku yang meja makannya tidak jauh dari dapur, sambil menyiapkan bahan makan Aku ikut duduk dan mengobrol di depan meja makan sambil makan makanan yang ada di meja makan.

Duduk di dekat meja makan bukan hanya untuk makan saja, tetapi juga untuk menyantap makanan ringan disertai kongres (ngawangkong teu beres-beres=mengobrol tidak berujung). Topik pembicaraan bukan saja tentang keluarga, tapi juga tentang kondisi sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat. Pengalaman pribadi dari kami masing-masing memang menarik, baik waktu di sekolah, dipermainan atau mendengar orang dewasa kami yang membicarakan orang lain.

Berbeda dengan Ibu dan keluarganya, Ayah adalah sosok yang pendiam dan disiplin dalam soal makan. Beliau jarang berbicara panjang lebar dengan anak-anaknya, apalagi ketika makan. Beliau tidak suka membicarakan orang lain, " biarin orang lain gak usah ikut campur urusan orang". Namun Aku sendiri kadang tertarik untuk mendengarkan gosip-gosip yang sedang berlangsung dan berusaha memahami apa yang mereka bicarakan.

Makan bersama-sama di meja makan memang tidak selalu dilakukan di keluarga. Tapi bila Ibu selesai memasak, maka Saya yang hobi makan akan terus mengambil piring dan diikuti anggota keluarga yang lainnya yang mapir ke dapur. Kadang kala makan dilakukan sendiri-sendiri sesuai kesempatan masing-masing karena kesibukan yang berbeda. Ibuku yang memasak dengan gaya yang sangat kreatif memasak bahan yang ada untuk dimasak, dan aku biasanya memakannya dengan lahap.

Hanya saja Ibuku sibuk dengan pekerjaannya menjahit sehingga terkadang anak-anak atau suaminya memasak sendiri dengan gaya masak masing-masing. Ada gaya memasak nasi goreng, goreng telur dengan berbagai macam gaya dan lainnya sesuai kemampuan. Tak heran Aku pun ikut membantu mencuci piring atau menyiapkan masakan walaupun laki-laki.

Meja makan di rumahku menjadi pusat aktivitas anggota keluarga, dan begitu pula dengan sanak saudara yang datang ke rumah kami dijamu di meja makan ini. Suasana keakraban bertemunya anggota keluarga inti atau anggota keluarga jauh lainnya sangat hangat. Namun setelah ayah meninggal dunia, terasa sepi suasana meja makan kami. Padahal beliau bukan orang yang pandai bicara dan cenderung pendiam, tapi ketidak hadiran beliau berpengaruh besar terhadap suasana rumah orang tuaku.

Ketika beliau ada, orangorang  datang bebas ke rumah orang tuaku. Meja makan selalu ramai dengan orang-orang baik keluarga dekat maupun jauh. Padahal ayahku juga bukan orang yang dianggap murah hati, tapi ketidakhadirannya ternyata malah membuat rumah terasa sepi.

Mungkin dari meja makan ini tumbuhlah peradaban bagi kami sebagai anggota keluarganya. Obrolan-obrolan yang ngalor ngidul ini membuat kami bertambah wawasan dan saling mengenal diantara kami. Bahkan keluarga yang paling susah diajak bicara pun akan hadir di ruang makan ini, walaupun hanya sekedar mengambil nasi dan lauk pauknya kemudian balik lagi ke kamar dan makan di kamar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun