Selama bulan Ramadhan ini, Saya selalu memperhatikan bagaimana anak-anak Saya dan anak-anak didik Saya menjalani puasa ramadhan. Ada beberapa perubahan yang dapat Saya saksikan terjadi pada anak, diantaranya adalah kemampuan menahan lapar yang bertambah. Sebelumnya, anak-anak Saya yang di Sekolah Dasar hanya mampu berpuasa sampai lohor saja, kini mereka bisa merasakan nikmatnya menahan lapar.
Anak Saya yang kelas 3 SD agak sulit untuk sahur, sehingga membuat khawatir ibunya akan kondisi kesehatannya. Ibunya sering menyarankan untuk buka puasa saja, namun anak tersebut tetap bertahan tidak berbuka sampai magrib. Tapi bila kondisi sangat terpaksa, Ia pernah berbuka karena merasa lemah. Dengan demikian Mereka disadarkan kapan kewajiban puasa itu tiba bagi mereka.
Pelaksanaan puasa bagi anak-anak bisa memberikan pemahaman tata cara beribadah dan makna dari ibadah itu sendiri. Melakukan sahur dan buka bisa memahamkan mereka bahwa ibadah puasa tidaklah memberatkan mereka. Membiasakan bangun di waktu sahur bisa membiasakan pembiasaan untuk melaksanakan kewajiban shalat subuh dan amalan sunah lainnya. Selain itu juga untuk membiasakan tidur lebih awal dan bangun tidur lebih awal.
Kebahagiaan orang berpuasa adalah ketika berbuka, namun bagi anak-anak yang menarik dari berbuka adalah ketika berburu takjil. Kebiasaan ini memang harusnya tidak terlalu dibesarkan, namun untuk meningkatkan antusias anak berpuasa hal ini Saya lakukan. Menyediakan waktu menemani mereka mencari jajanan yang mereka suka setiap sore yang tidak biasa dilakukan diwaktu selain ramadhan.
Peningkatan kekuatan anak-anak berpuasa menandakan adanya perubahan pemahaman mereka akan arti berpuasa. Memang untuk hal-hal lainnya dalam beribadah belum sempurna, namun setidaknya ada usaha dari mereka untuk memperbaiki diri.
Demikian halnya dengan anak-anak didik di sekolah dengan adanya kegiatan pesantren kilat selama waktu efektif sekolah. Selama sanlat ini, peserta didik diberi pemahaman tentang puasa dan tata cara beribadah yang perlu diketahui oleh mereka. Setiap hari mereka melaksanakan kegiatan shalat dluha, pembacaan Asmaaul Husna, tadarus Al-Qur'an dan pemberian materi keagamaan oleh guru yang ditugaskan.Â
Demikian pula diadakan pelayanan khusus untuk peserta didik yang belum lancar membaca Al-Qur'an  oleh guru sehingga mereka tidak disatukan ketika melaksanakan tadarus bersama teman sekelasnya. Kemampuan membaca Al-Qur'an ini kalau diperhatikan seringkali paralel dengan akhlak peserta didik sehari-hari.
Kegiatan mereka dalam kegiatan ramadhan ini harus dituliskan dalam buku ramadhan supaya dapat dicek bagaimana pengamalan ibadah peserta didik waktu di rumah dan di sekolah. Guru memberikan arahan bagaimana mereka bisa mengisi waktu selama bulan ramadhan.
Untuk pengurus OSIS, mereka dibimbing dalam berbagai kegiatan ramadhan seperti pembagian takjil dan belajar menjadi koordinator dalam berbagai kegiatan bagi teman-temannya. Kepemimpinan bagi siswa memang kurang begitu tergarap karena adanya mental tidak mau tampil ke depan dan kurang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan di sekolah.Â
Bulan puasa merupakan bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Umat Islam belajar untuk memiliki empati dan juga menghormati orang lain selain dirinya. Insan yang berpuasa belajar memaafkan kesalahan orang lain dan juga berusaha memperbaiki diri agar tidak melakukan kesalahan kepada orang lain.Â
Belajar taat sesuai kemampuan dan sebaik-baiknya akan memberikan perbaikan karakter pada diri anak-anak dan remaja. Anak-anak dan remaja belajar kuat dan mandiri dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks dengan berpuasa. Rasa lapar yang panjang akan terobati dengan nikmatnya berbuka yang dilakukan di waktu magrib. Kerasnya kehidupan akan terbayar ketika berakhir bahagia dengan perjumpaan dengan Yang Maha Kuasa.