Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Petani di Kampung Halamanku

27 Juli 2022   21:17 Diperbarui: 27 Juli 2022   22:37 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama kelamaan kegiatan bertani di kampungku mulai berkurang. Beberapa pemuda yang dulunya asik bertani dan berternak kemudian mengambil bidang lain sebagai profesi. 

Ada beberapa yang beralih menjadi tukang ojeg, dan ada juga yang bekerja ke kota dan pulang ke desa dengan membawa kesuksesan masing-masing. 

Beberapa orang yang bekerja di luar negeri menjadi TKI dan pulang membawa keberhasilan membeli sawah atau kendaraan sebagai sarana mencari nafkah.

Beberapa pemuda ada yang masih bekerja dan menekuni bertani. Mereka pun masih tetap mengolah lahan dan memelihara ternak seperti waktu dulu. 

Mereka berkeluarga dan bisa membangun rumah seperti yang lain. Bertani masih menjadi mata pencaharian yang menjanjikan. 

Beberapa orang mengubah produk tani mereka dengan tanaman yang menjanjikan. Mereka tidak lagi menanam padi atau sayuran seperti orang tua mereka, mereka menanam bunga potong atau bunga hias. 

Menanam bunga potong sangat menjanjikan waktu itu, banyak bos bunga bermunculan. 

Modal besar dan kondisi pasar yang spekulatif mengakibatkan banyak petani bunga yang berguguran pula.

Ketika pandemi covid-19, para petani bunga potong yang sudah panen harus menelan kekecewaan, karena bunga potong yang sedianya akan dijual tidak laku dan dibiarkan tua begitu saja. 

Begitu permintaan mulai membaik lagi, petani bersemangat kembali menanam dengan penuh harapan. 

Akan tetapi harga bunga potong masih belum stabil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun