Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jangan Sebut Aku Gila

10 Oktober 2021   10:08 Diperbarui: 10 Oktober 2021   10:11 7168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Kegiatan Olah Raga Pasien RSJ ( Dokumen Pribadi )

" Fahmi, kenapa kamu tidak ikutan senam dengan kawan-kawan? "

" Saya tidak enak badan, suster " Jawabku datar

" Apa Fahmi merasa meriang atau ada hal lainnya? " Tanya suster Mila sambil menyentuh dahiku dengan punggung tangannya, memastikan suhu tubuhku, normal atau tidak. Tentu saja suster Mila tidak merasakan apa apa, karena yang tidak enak bukan anggota tubuhku, tapi pikiran ku.

" Tidak meriang suster, sebenarnya bukan tidak enak badan, tapi tidak enak perasaan" Jawabku kemudian

" Apa yang Fahmi rasakan? " Lembut suara suster Mila sambil menatap mataku. Aku menunduk, aku bingung, aku gelisah, ada berjuta cerita di benakku, tapi aku tidak tau harus mulai dari mana, ingin ku ceritakan pada suster Mila, tentang cintaku pada Bunda, tentang sayang ku pada Bunda, tentang benciku pada Ayah yang belum ku tahu dimana keberadaannya kini. Butiran bening disudut mataku, tak mampu ku sembunyikan, membentuk kristal putih dan menetes pelan dipipiku.

" Fahmi.. Apa yang membuat Fahmi menangis? " Pertanyaan suster Mila mengejutkan ku, tangan ku spontan menghapus kristal bening yang sudah terlanjur mengalir dipipiku.

"Saya... Saya.... " Suaraku terbata, suster Mila menunggu dengan sabar, menganggukkan kepalanya memberikan sinyal padaku untuk meneruskan cerita ku.

"Saya... Ingin pulang suster, saya kangen sama Bunda, saya tidak gila suster, saya tidak mau disini, saya.... " Suaraku terputus, aku ter isak pelan, suster Mila membiarkan aku dengan tangisanku, aku menundukkan kepala ku, menyembunyikan tangisan dan airmataku, aku malu jika ada orang lain lagi selain suster Mila, yang melihat aku menangis.

Setelah suara tangisan ku mereda, dan airmataku berhenti menetes, aku menatap suster Mila yang dengan sabar, masih menemaniku memberi ruang waktu untuk ku, agar aku nyaman menumpahkan semua isi hatiku.

"Suster, saya kapan boleh pulang..? " Tanyaku kemudian.

"Nanti akan suster bantu tanya pada dokter ya Fahmi, jika menurut dokter Fahmi sudah boleh pulang, kami akan memberitahukan pada keluarga Fahmi, untuk menjemput Fahmi" Suster Mila menjelaskan padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun