Mohon tunggu...
Ismoyo Roys
Ismoyo Roys Mohon Tunggu... -

pemerhati pendidikan yang sangat mencintai keluarga....\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kunci Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013

5 Juni 2014   16:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:14 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tahun Pelajaran baru 2014/2015 besok adalah tahun kedua implementasi Kurikulum 2013. Pada pertama, yaitu tahun 2013 kemarin, implementasi dilakukan pada kelas I dan IV (SD),VII (SMP/sederajat) dan X (SMA/sederajat). Pada tahun kedua ini, implementasi akan dilakukan pada kelas I, II, IV, dan V (SD), VII dan VIII (SMP/sederajat), dan X dan XI (SMA/sederajat). Implemnetsi secara menyeluruh baru akan dilakukan pada tahun ketiga, yaitu tahun pelajaran 2015/2016 yang meliputi kelas I, II, IV, V, VI (SD), VII, VIII, IX (SMP/sederajat), dan X, XI, XII (SMA/sederajat). Berdasarkan informasi dari Kemdikbud, pola pelatihan yang diberikan pada implementasi tahun pertama dinyatakan belum berhasil. Oleh karena itu, pada tahun kedua ini Kemdikbud mengubah pola pelatihan, baik untuk Narasumber Nasional (NS), Instruktur Nasional (IN), maupun Guru Sasaran (GS).

Pada tahun kedua, model pelatihan dilakukan dengan 3 tahab, Narasumber Nasional (NS), Instruktur Nasional (IN), maupun Guru Sasaran (GS). Narasumber Nasional (NS) terdiri atas dosen, Widyaiswara, penulis buku, dan guru. Instruktur Nasional (IN) merupakan guru kelas yang dipilih oleh dinas pendidikan kabupaten/Kota. Instruktur Nasional (IN) adalah guru-guru berprestasi di sekolah masing-masing. Guru Sasaran (GS) adalah guru kelas yang akan mengimplementasikan Kurikulum 2013, yaitu guru kelas I, II, IV, dan V (SD), VII dan VIII (SMP/sederajat), dan X dan XI (SMA/sederajat).

Sebelum melatih Instruktur Nasional (IN), Narasumber Nasional (NS) mendapatkan pelatihan selama 7 hari atau 72 jam. Setelah dinyatakan lulus, kemudian Narasumber Nasional (NS) melatih Instruktur Nasional (IN). Pelatihan ini dilakukan selama 7 hari atau 72 jam. Setelah lulus pelatihan, Instruktur Nasional (IN) mengimbaskan kepada Guru Sasaran (GS). Pelatihan terhadap Guru Sasaran (GS) hanya 52 jamatau 5 hari. Pelatihan dan atau penyegaran terhadap Narasumber Nasional (NS) sudah dilakukan pada April yang lalu. Kemudian, pada April - Mei 2013 Narasumber Nasional (NS) melatih Instruktur Nasional (IN). Juni 2014 Instruktur Nasional (IN) mengimbaskan kepada Guru Sasaran (GS). Pelatihan yang dilakukan melalui 3 tahapan tersebut diharapkan berhasil mengubah mindset Guru Sasaran (GS) sehingga mereka dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan benar.

Implementasikan Kurikulum 2013 yang paling berat terjadi pada jenjang Pendidikan Dasar (SD). Hal tersebut terjadi karena perubahan yang mendasar, yaitu dari pembelajaran yang berbasis mata pelajaran menjadi berbasis tema. Dengan demikian, pada jenjang SD yang dibelajarkan bukan lagi mata pelajaran, tetapi tema. Setiap muatan pelajaran sudah ditematikkan dengan tema-tema tertentu. Setiap tema, subtema, dan pembelajaran terdiri atas beberapa kompetensi dasar dari beberapa muatan pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, matematika, PKn, SBdP, Penjas (kelas 1 – 3), dan IPS dan IPA (untuk kelas 4 – 6). Pada jenjang SMP dan SMA tetap berbasis mata pelajaran. Oleh karena itu, pada tulisan ini hanya akan fokuskan pada implementasi jenjang Sekolah Dasar saja.

Seperti yang dikatakan oleh Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan bidang pendidikan, Musliar Kasim dan Kepala Badan SDM Kemdikbud, Syawal Gultom, kunci keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 terletak pada Instruktur Nasional (IN). Jika Instruktur Nasional (IN) dapat memahami dan menguasai Kurikulum 2013 dengan benar, maka mereka akan dapat mengimbaskan kepada Guru Sasaran (GS) dengan benar pula. Dengan demikian, Instruktur Nasional (IN) merupakan ujung tombak keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 ini. Jika Instruktur Nasional (IN) gagal mengimbaskan kepada Guru Sasaran (GS), maka gagal pula implementasi Kurikulum 2013 ini.

Instruktur Nasional (IN) hanya memperoleh pelatihan selama 72 jam, termasuk di dalamnya rasionalisasi Kurikulum 2013, pembelajaran tematik, pendekatan saintifik, analisis buku siswa dan buku guru, penilaian, penyusunan RPP, dan praktik mengajar (peer teaching). Waktu 72 jam belum dapat menjadikan seorang Instruktur Nasional (IN) mumpuni untuk memahami dan menguasai konsep dan implementasi Kurikulum 2013. Oleh karena itu, perlu ada tindaklanjut pasca pelatihan Instruktur Nasional (IN) agar mereka benar-benar menguasai konsep dan implementasi Kurikulum 2013 sehingga dapat mengimbaskan kepada Guru Sasaran (GS) dengan tepat.

Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Instruktur Nasional (IN) sebelum mengimbaskan kepada Guru Sasaran (GS)antaralain seperti berikut.

1. Membuat Kelompok Kerja atau Group Discussion Tingkat Kabupaten/Kota

Instruktur Nasional (IN) diharapkan membentuk kelompok Kerja atau Group Discussion Tingkat Kabupaten/Kota setiap. Pembentukan kelompok tersebut didasarkan pada satuan kelas, sehingga pada sekolah dasar terdapat kelompok kelas 1, 2, 4, dan 5. Setelah pelatihan, Instruktur Nasional (IN) harus mengasah dan mempertajam pengetahuan konsep dan implementasi Kurikulum 2013 dengan cara diskusi dan kerja kelompok. Setiap anggota kelompok menginventaris permasalahan-peramasalah yang ada di lapangan berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013. Permasalahan-peramasalah yang ada di lapangan tersebut dibahas bersama dan dicari solusinya. Hal ini dilakukan agar setiap Instruktur Nasional (IN) mempunyai pemahaman dan pemecahanan masalah yang sama terhadap suatu per­masalahan. Dengan demikian, terdapat persamaan solusi terhadap suatu permasalahan yang sama. Hal ini sangat penting dilakukan sehingga setiap Guru Sasaran memperoleh solusi yang sama dari setiap Instruktur Nasional (IN).

Group Discussion Instruktur Nasional (IN) harus rutin melakukan kegiatan atau pertemuan untuk menggali informasi dan permasalahan implementasi Kurikulum 2013. Dengan demikian, pengetahun Instruktur Nasional (IN) terhadap konsep dan implementasi Kurikulum 2013 semakin mumpuni. Group Discussion juga memungkinkan setiap Instruktur Nasional (IN) mempunyai kompetensi pemahaman dan penguasaan yang sama terhadap Kurikulum 2013. Penguasaan kompetensi Kurikulum 2013 sangat dibutuhkan bukan saja ketika mengimbaskan kepada Guru Sasaran pada bulan Juni ini, tetapi juga untuk mengawal pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013 pada tahun Pelajaran 2014/2015 dan seterusnya. Oleh karena itu, salah satu materi yang wajib pada kegiatan tersebut adalah praktek penyusunan RPP dan peer teaching. Penguasaan kedua hal tersebut menjadi syarat mutlak bagi Instruktur Nasional (IN) agar mampu mengawal implementasi Kurikulum 2013 dengan benar.

Instruktur Nasional (IN) juga harus membangun komunikasi yang baik dengan Narasumber Nasional (NS) pasca pelatihan. Permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan kadang tidak dapat dipecahkan sendiri oleh Instruktur Nasional (IN). Oleh karena itu, Instruktur Nasional (IN) perlu meng­komunikasikan permasalahan-permasalahan tersebut kepada Narasumber Nasional (NS) agar dapat dicari solusinya.

2. Membuat Pemetaan Tema Satu Tahun

Buku Guru dan Buku Siswa yang sudah disusun oleh Kemendikbud merupakan dokumen hidup dan bukan satu-satunya sumber belajar. Artinya, Buku Guru dan Buku Siswa yang sudah ada bukan buku yang sempurna atau ideal. Buku tersebut merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu, setiap guru masih diberi kesempatan untuk mengembangkan materi pada buku tersebut dengan mengacu pada kompetensi dasar setiap muatan pembelajaran yang ada. Oleh karena itu, analisis terhadap Buku Guru dan Buku Siswa sangat mutlak diperlukan dan dikuasai oleh Instruktur Nasional (IN). Berdasarkan hasil analisis buku tersebut, Instruktur Nasional (IN) dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan Buku Guru dan Buku Siswa. Selanjutnya, Instruktur Nasional (IN) dapat membuat revisi buku untuk pembelajaran di kelas.

Ketika membuat pemetaan, Instruktur Nasional (IN) akan mengetahui kecocokan indiaktor dengan kompetensi dasar yang diacu. Selain itu, juga dapat diketahui kesesuaian antara kompetensi dasar dengan tema yang memayunginya. Lebih jauh akan dapat diketahui apakah semua kompetensi dasar setiap muatan pembelajaran sudah terdistribusi pada tema yang ada. Bila terdapat kompetensi dasar yang belum terdistribusi pada tema, tugas Instruktur Nasional (IN) dan Guru Sasaran adalah memasukkan kompetensi dasar tersebut yang disesuaikan dengan tema yang ada.

3. Aktif pada KKG (Kelompok Kerja Guru)

Pelatihan Kurikulum 2013 terhadap Guru Sasaran hanya selama 52 jam (5 hari). Waktu yang singkat tersebut tidak akan membuat Guru Sasaran memahami konsep dan implementasi Kurikulum 2013 secara komprehensip. Apalagi kemungkinan tidak setiap Guru Sasaran dapat melakukan peer teaching pada pelatihan tersebut dengan alokasi waktu yang sangat terbatas.

Permasalahan yang sesungguhnya adalah ketika Guru Sasaran mengimplementasikan pem­belajaran tematik di kelas masing-masing. Bekal yang diperoleh Guru Sasaran ketika pelatihan hanya merupakan modal awal bagi mereka untuk mengimplementasikan Kuriklulum 2013. Dapat dipastikan bahwa Guru Sasaran masih banyak menemui kendala ketika melakukan pembelajaran tematik yang sesungguhnya di dalam kelas. Dalam keadaan seperti itu, peran aktif Instruktur Nasional (IN) sangat dibutuhkan pasca pelatihan. Banyak pertanyaan yang akan diajukan oleh guru sasaran kepada Instruktur Nasional (IN), baik secara informal maupun formal, terutama pada forum KKG di setiap gugus/rayon.

Berkaitan dengan hal tersebut, langkah baiknya bila forum KKG dapat dilakukan setiap minggu sekali, misalnya pada hari Sabtu setelah proses PBM berakhir. KKG dapat menjadi sarana pembelajaran yang efektif dalam menyelesaikan semua permasalahan implementasi Kuriklulum 2013. Guru Sasaran dapat menanyakan permasalahan yang mereka temui di kelas kepada Instruktur Nasional (IN). Di sinilah kompetensi Instruktur Nasional (IN) yang sesungguhnya diuji. Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari seberapa efektif forum KKG berjalan pada setiap gugus/rayon. Oleh karena itu, dibutuhkan juga peran aktif Pengawas Sekolah dan Kepala UPT pada setiap rayon untuk mengarahkan dan memberi semangat, baik kepada Instruktur Nasional (IN) maupun Guru Sasaran.

Salah satu materi yang tidak boleh ditinggalkan dalam forum KKG di tingkat gugus/rayon adalah diskusi tentang model-model pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013. Model-model pembelajaran tersebut adalah Project Based Learning (PjBL), Problem Based Learning (PBL), dan Discovery Learning (DL). Penguasaan terhadap ketiga model pembelajaran tersebut akan sangat membantu guru dalam pembelajaran Kurikulum 2013.

4. Membuat Suplemen Buku Siswa dan Buku Guru

Instruktur Nasional (IN) diharapkan mempunyai kompetensi di atas rata-rata terhadap penguasaan konsep dan implementasi Kurikulum 2013. Salah satu indikator bahwa Instruktur Nasional (IN) mempunyai kompetensi di atas rata-rata adalah mampu membuat suplemen, baik Buku Siswa maupun Buku Guru. Hasil analisis terhadap Buku Siswa maupun Buku Guru menjadi acuan untuk membuat suplemen. Suplemen dapat berfungsi sebagai (1) bahan revisi terhadap buku Siswa atau Buku Guru yang tidak sesuai dengan kompetensi dasar, dan (2) bahan pengayaan karena kompetensi siswa sekolah yang bersangkutan sudah mampu menguasai kompetensi yang ada di dalam Buku Siswa. Dengan demikian, diharapkan baik Instruktur Nasional (IN) maupun Guru Sasaran mampu membuat buku suplemen Kurikuklum 2013 sesuai dengan konteks sekolah/daerah tersebut.

Hal yang perlu dihindari oleh Instruktur Nasional (IN) dan Guru Sasaran adalah membeli suplemen dari penerbit tertentu. Seperti diketahui bahwa sekarang banyak penerbit yang menawarkan buku suplemen Kurikulum 2013. Bila Instruktur Nasional (IN) maupun Guru Sasaran menggunakan suplemen dari penerbit, maka penyakit lama akan terulang kembali, yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Penerbit). Ketika itu terjadi, maka dapat dipastikan Implementasi Kurikulum 2013 akan berjalan di tempat, bahkan mungkin gagal.

Mudah-mudahan artikel ini mampu memberi sumbang saran yang positif dalam implementasi Kuriklulum 2013. Saya yakin, semua Guru Indonesia mampu melaksanakan Kurikulum 2013 dengan benar sehingga ke depan pendidikan Indonesia akan semakin maju. Bravo Guru Indonesia.

Yogyakarta, Juni 2014


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun