Bercocok tanam terutama tanaman padi (oryza sativa L) merupakan salah satu makanan pokok yamg terdapat di tanah air. Padi memiliki banyak karbohidrat dan kaya protein. Tak heran, tanaman padi tersebut banyak di jumpai setiap daerah di Indonesia serta cara menamanya pun memiliki keunikan masing masing daerah. Seperti yang terdapat pada masyarakat suku gayo, Provinsi Aceh.
Masyarakat suku Gayo yang tinggal di kawasan Ekosistem Leuser memiliki banyak rangkaian dalam bertani terutama bertani sawah. Pun demikian dalam menanam padi masyarakat menanam sebagian areal lahan sawahnya untuk ditanamai padi ketan atau dalam istilah lokal di sebut pulut. Baik itu pulut hitam maupun pulut merah (Glitunaus rice).
Gegaluh atau dalam istilah lain di sebut emping padi pulut sebutan dalam suku dayak, merupakan makanan yang berbahan beras ketan (pulut) merah yang di buat ketika musim panen padi. Makanan ini biasanya ketika pulut masih muda di potong. Sama seperti padi umumnya setelah di persihian kemudian di jemur dan tumbuk menggunakan lusung (alat tumbuk padi tradisional).
Kemudian setelah menjadi beras makanan tersebut di rendam, dan campur dengan gulan aren asli yang telah di lelehkan. Rasanya juga nikmat dan tak ada campur zat pemanis lainnya.
Gegaluh memang tampilannya seperti beras namun makanan khas yang satu ini sangat nikmat dan enak rasanya di lidah. Dan waktunya pun hanya tertentu saja ketika di makan dan hanya ada ketika musim panen padi. Tak jarang gegaluh tersebut salah satu di jadikan pangan ketika panen padi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI