Seperti biasa pagi ini secangkir kopi nangkring menghangatkan warung lesehan, Lek Jo. Tak ketinggalan pula gorengan tempe, tahu dan singkong menumpuk indah di nampan dengan asap yang masih mengepul.
"Kopi satu, Lek," Pinta Kang Rojak
"Oke, segera OTW," Balas si Penjual, Lek Jo
Disudut warung lesehan sudah ada kang Paidi yang sedari tadi nongkrong sambil membakar gulungan tembakau. Sesekali mulutnya mengunyah gorengan pisang. Nikmat sekali, bukan!
"Lah! Gak kerja apa, Kang?" Tanya kang Rojak
"Kerja dong, kang. Tapi ngopi dulu biar fresh," jawabnya dengan senyum ramah.
***
Kerja. Semua orang mendambakan sebuah pekerjaan. Namun, sayangnya banyak dari mereka, bahkan kita itu enggan untuk kerja yang apa adanya. Keinginan kita kerja ya' yang mudah. Cukup duduk lalu dapat duit.
Mudah dan tidak mudahnya, semua itu tergantung bagaimana diri kita menikmati sebuah proses. Ibarat kata secangkir kopi. Pahit bukan? Ya. Kopi memang pahit, tapi saat pahit dapat dinikmati toh akhirnya wedang kopi dapat menjelma menjadi wedang yang enak.
Karena hidup hanya sebatas sawang-sinawang. Melihat rumput tetangga lebih hijau. Melihat orang lain lebih sempurna. Dan melihat diri kita terasa penuh dengan kesialan, apes dan sederet rasa yang pada akhirnya kita terjebak pada kejumudan berfikir.
Boleh saja kopi hitam, tapi hitam pun memiliki nikmat tersendiri. Karena setiap sesuatu memiliki keutamaan yang khas yang tak dimiliki oleh orang lain.
[] Selamat ngopi
Kesugihan; 1511'19