Metode organisasi, komunikasi, dan ketepatan waktu yang berbeda sangat umum di organisasi mana pun. Pada umumnya, hal tersebut efektif untuk dilakukan, karena setiap individu diizinkan untuk bekerja dengan gaya mereka sendiri. Namun, ketika menyangkut tugas tim, ini bisa menjadi konflik, karena beberapa individu harus berkompromi tentang bagaimana pekerjaan itu dilakukan.
- Persepsi yang bertentangan
Persepsi yang berbeda tentang apa tujuan organisasi, metode yang digunakan dan siapa yang bertanggung jawab atas apa yang sering dapat menyebabkan konflik. Komunikasi yang terbuka dan transparan adalah kunci untuk menghindari hal ini terjadi.
- Tujuan yang bertentangan
Seringkali petinggi perusahaan atau organisasi yang berbeda akan menetapkan target dan tujuan untuk individu yang sama dan ini sering dapat menyebabkan penetapan tujuan yang bertentangan. Misalnya, sulit untuk memberikan ketepatan dan kualitas kerja  dan karena hal yang bertentangan tersebut berdasarkan pada ketetapan kedua target ini yang dapat menyebabkan masalah.
- Tekanan yang saling bertentangan
Tekanan yang saling bertentangan mirip dengan tujuan yang saling bertentangan, kecuali mereka biasanya ada dalam waktu yang lebih singkat. Salah satu individu mungkin ditekan untuk menyelesaikan dua tugas yang berbeda oleh dua manajer yang berbeda dan ini dapat menyebabkan konflik.
- Peran yang saling bertentangan
Seringkali pegawai diminta untuk melakukan tugas yang biasanya tidak menjadi tanggung jawab mereka. Hal ini dapat menyebabkan konflik karena individu merasa tugas tersebut tidak sesuai untuk mereka atau individu lain percaya itu untuk mereka. Meskipun hal ini dapat dihindari dengan mendelegasikan tugas yang sama kepada individu yang sama, membedakan peran anggota tim yang dimiliki dapat menjadi kesempatan yang baik untuk belajar dan berkembang.
- Nilai pribadi yang berbeda
Nilai-nilai pribadi menentukan cara kita berperilaku dan pekerjaan yang kita hasilkan. Seringkali, individu akan tidak setuju tentang tindakan yang harus mereka ambil karena nilai-nilai pribadi mereka dan ini dapat menyebabkan konflik.
- Kebijakan yang tidak dapat diprediksi
Aturan dan kebijakan tidak selalu dikomunikasikan di seluruh organisasi secara efektif. Ini dapat menyebabkan pemahaman yang buruk tentang mereka dan kebingungan di antara anggota tim. Penting untuk memastikan kebijakan, dan khususnya perubahannya, dikomunikasikan secara efektif ke seluruh organisasi untuk menghindari konflik seperti ini terjadi.
Setelah memahami konflik dan mengapa konflik tersebut bisa terjadi. Barulah kita menuju poin negosiasi. Negosiasi menurut Fisher & Ury (1991) dapat dijelaskan sebagai bentuk komunikasi dua arah untuk mencapai kesepakatan diantara kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama maupun berbeda , tanpa keterlibatan pihak ketiga penengah.Â
Namun biasanya negosiasi biasa terdiri dari pihak pertama dan kedua yang menjadi pihak yang bernegosiasi dan pihak ketiga yang menjadi penengah. Karena pada dasarnya tujuan negosisasi ialah memungkinkan kedua belah pihak yang saling berselisih menemukan kesepakatan secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan dari kedua belah pihak yang ada tanpa dirugikan satu sama lain.
Untuk mewujudkan kedamaian dalam konflik yang terjadi, negosiasi harus dilaksanakan dengan matang. Terdapat dua komponen dalam sebuah negosiasi yaitu Adversary dan Negosiator.Â
Oleh karena itu, negosiasi sejatinya harus diwujudkan secara win-win solution, yang mana semua diuntungkan atas negosiasi yang terjadi. Dengan cara tersebut maka pihak yang bernegosiasi akan merasa saling legowo dalam menerima keputusan bernegosiasi.Â