Mohon tunggu...
L Faiz
L Faiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing but To Share

Bersemangat untuk Bermanfaat Meski Hanya dengan Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efek Samping Motivasi Kerja terhadap Pekerjaan

8 Oktober 2021   00:24 Diperbarui: 8 Oktober 2021   00:38 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pekerjaan merupakan salah satu rutinitas yang menguras banyak tenaga. Dalam kurun waktu sehari, seseorang bisa bekerja 8-12 jam penuh, bahkan lebih. Maka tak ayal bekerja disebut sebagai kegiatan manusia yang sangat melelahkan. Namun terpikirkan kah oleh Anda, bahwa pekerjaan yang melelahkan tersebut dapat diminimalisir? 

Rasa lelah tersebut dapat dikurangi dengan hanya motivasi. Namun, motivasi juga memiliki efek samping yang terkandung didalamnya. Lantas, apakah motivasi tetap berguna bagi pekerjaan? Artikel ini akan mengurai mengenai hal tersebut.

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi sendiri dijelaskan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. 

Motivasi juga bisa diartikan sendiri sebagai pengalaman dalam menginginkan sesuatu atau keinginan untuk menghindari sesuatu. Robbins, (2001) mengartikan motivasi sebagai kesediaan seorang individu untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi demi tercapainya tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kekuatan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Konteks dari motivasi ini bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Namun, pada umumnya motivasi digunakan sebagai suatu dorongan dalam melakukan sesuatu, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Dalam segi pekerjaan, motivasi yang dianut dan diterapkan dalam dunia kerja ialah motivasi kerja. Siagian, (1986: 132) menjelaskan motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, keahlian, keterampilan, tenaga serta waktunya untuk melakukan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan & berbagai sasaran organisasi yg telah ditentukan sebelumnya. Dari penjabaran yag telah disebutkan sebelumnya.

Motivasi kerja dapat dikatakan sebagai bagian dari akibat interaksi individu dengan lingkungan organisasi atau kerjanya. Bentuk dari upaya interaksi tersebut menggugah kesediaaan dalam melakukan pencapaian tujuan organisasi yang dinilai sebagai manifestasi pemenuhan kebutuhan bekerja. Hal tersebut muncul akibat dari motivasi kerja itu sendiri.

Alasan seseorang dapat menjalani sebuah profesi atau pekerjaannya ialah menumbuhkan atau menemukan motivasi kerjanya sendiri. Kekuatan dari motivasi kerja mampu menggerakan potensi diri yang ada dari seorang pegawai, menimbulkan kemauan yang kuat serta meningkatkan spirit dan kebersamaan. 

Tanpa pengaruh dari motivasi kerja, maka seseorang tidak mampu bekerja dengan optimal dan dapat membuat seseorang cenderung merasa tertekan hingga mengalami gejala depresi. Apabila motivasi kerja hilang dari dalam diri karyawan, hal tersebut tentu akan berpengaruh dan berdampak besar bagi keberlangsungan organisasi maupun perusahaan. Maka dari itu, perlunya memahami betapa pentingnya motivasi kerja agar dapat mendorong semangat kerja para pegawai organisasi maupun perusahaan.

Motivasi kerja sendiri terbentuk dari beberapa komponen yang ada dalam suatu lingkup organisasi ataupun perusahaan. Komponen yang ada dapat berupa beberapa hal, baik dari yang memiliki tingkatan kecil hingga besar. Komponen tersebut saling melengkapi dan menimbulkan efek yang berbeda-beda. Hal itulah yang akhirnya menjadi faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja pada karyawan. Dari sekian faktor motivasi kerja yang ada, berikut merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja pegawai:

  1. Jalinan komunikasi serta hubungan antar partner kerja.
  2. Pencapaian seorang pegawai berdasarkan pada tujuan dan sasaran kerja mereka.
  3. Credit atau apresisasi yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan kepada para pegawai mereka atas tugas dan sasaran yang telah ditetapkan.
  4. Sifat dari ruang lingkup pekerjaan dari pegawai suatu organisasi atau perusahaan itu sendiri.
  5. Campur tangan pemerintah atas kebijakan mereka dalam menangani peningkatan, tanggung jawab, administrasi serta manajemen suatu organisasi atau perusahaan.
  6. Gaji dan status dari pekerjaan pegawai yang ada  pada organisasi atau perusahaan tersebut.
  7. Kondisi pada tiap pos pekerjaan dari organisasi atau perusahaan.
  8. Aspek jaminan keamanan dan ketertiban kerja.

Faktor-faktor yang disebutkan diatas, dapat menjadi salah satu penentu dalam menilai tingkatan tinggi atau rendahnya motivasi kerja seorang pegawai. Terdapat juga beberapa aspek tambahan yang dapat menjadikan motivasi seorang pegawai meningkat. 

Syarat dan kondisi kerja yang dapat disediakan oleh perusahaan seperti pertambahan gaji, tunjangan, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan hari tua seperti asuransi maupun tabungan yang di perlukan pegawai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun