Mohon tunggu...
Iwan Dani
Iwan Dani Mohon Tunggu... Freelancer - Music for humanity

Untuk segala sesuatu ada waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musik Kontemporer dan Tanggung Jawab Etikal dalam Perspektif Agamben tentang Kontemporer

15 November 2019   14:08 Diperbarui: 15 November 2019   14:21 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sebagai komoditas, musik direndahkan menjadi sekedar barang yang bisa dibeli dan dijual. Perusahaan musik tidak peduli dengan cara bagaimana orang mengalami musik tetapi hanya peduli bagaimana orang membeli musik" (Warren, 2014, hal. 184)

 Warren berulangkali menegaskan bahwa pengalaman musikal selalu melibatkan relasi dengan orang lain. Orang yang kita jumpai melalui musik itu tidak bisa kita abaikan, mereka adalah individu yang perlu kita respon. Perjumpaan dengan orang lain membawa tanggung jawab pada saya untuk tidak melukai orang lain bahkan harus melindunginya itulah tanggung jawab etikal saya.

Bagaimana aplikasi tanggung jawab etikal itu di dalam musik? Di dalam seni, perikemanusiaan adalah pusat. Karena musik diejawantahkan sebagai kehadiran manusia maka setiap peristiwa dalam pengalaman bermusik seharusnya tetap memperhatikan aspek kemanusiaan ini. Ketika komposer membuat komposisi musik, mereka memiliki tanggung jawab etikal kepada para pendengarnya. Pemain musik yang memiliki tanggung jawab etikal kepada komposer, rekannya pemusik dan kepada pedengarnya. Para pendengar juga memiliki tanggung jawab etikal kepada para pemain musik, pencipta musik dan pendengar yang lain.

Kesimpulan

Sudah sedemikian jauh pembahasan kita tentang musik kontemporer. Saatnya kita menarik kesimpulan dengan semua ini.

Kita memahami musik kontemporer tidak hanya melalui bentuk penyajiannya saja, atau orang sering menyebutnya genre. Agamben menawarkan hal yang berbeda dari kekontemporeran. Kontemporer adalah ketika kita mampu membawa cahaya di tengah kekinian yang suram. Sejalan dengan Agamben, Adorno dan Jacques Attali mengingatkan bahwa musik yang sudah menjadi komoditas jualan semata sebenarnya sudah kehilangan fungsi sosialnya. Dan Warren melalui Levinas juga menegaskan kembali bahwa musik memiliki tanggung jawab etikal kepada siapa saja yang mengalami pengalaman musikal. Manusia adalah pusat musik. Aspek kemanusiaan ini tidak bisa diabaikan. Setiap orang yang terlibat dalam memberikan pengalaman musik kepada orang lain memiliki tanggung jawab etikal yang tidak bisa dilepaskan dari dirinya.

Daftar Referensi 

Jurnal/Esai :

  • Agamben, Giorgio. 2009. What is Contemporary?. Stanford University Press.  
  • Murgiyanto, Sal. 2015. Menyoal Makna : Tidak Ada Model Tunggal Kontemporer.
  • Sobon, Komas. 2018. Konsep Tanggng Jawab dalam Filsafat Levinas. Jurnal Filsafat Vol 28, No. 1.

Buku :

  • Adorno, Theodor W. 1997. Aesthetic Theory. Continuum.
  • Attali, Jacques. 1977. Noise: The Political Economy of Music.Univ. of Minnesota Press.
  • Bowie, Andrew. 2017. Music, Philosophy and Modernity. Cambrige University Press.
  • Cage, John. 1961. Silence. Wesleyan University Press.
  • Fuchs, Christian.2016. Critical Theory of Communication. London: University of Westminster Press. DOI: http://dx.doi.org/10.16997/book1.c. License: CC-BY-NC-ND 4.0
  • Hardjana, Suka. 2018. Estetika Musik : Sebuah Pengantar. Art Music Today.
  • Kelly, Michael. 2007. Art: Key Contemporary Thinkers / Edited by  Diarmuid Costello dan Jonathan Vickery (Editor). Berg New York. Halaman 99-102.
  • Levinas, Emmanuel. 1979. Totality and Infinity. Martinus Nijhoff Publishers.
  • Warren, Jeff. R.  2014. Music and Ethical Responsibility. Cambridge University Press.

Website :

Wawancara :

  • Setiawan, Erie. 2019. Koordinator Art Music Today; tanggal wawancara 23 Maret 2019 di Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun