Mohon tunggu...
isa maulana
isa maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa Sastra Indonesia

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kuntilanak Merah Marah

2 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 1 Juli 2025   23:29 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Kami ber 5 pun tertawa tetapi setelah tertawa itu selesai ada tawaan selanjutnya yang membuat kami ber 5 diam sejenak dan merinding.

"Maklumlah dia masih dicariin sama emaknya toh dia yang paling muda disini" kataku untuk memecahkan keheningan agar tidak tegang.

Jika adzan Maghrib berkumandang kami ber 5 pulang kerumah masing masing untuk ikut pengajian baca iqra, juz Ama dan quran, sungguh kagum aku ketika melihat ada yang hapal ayat kursi yang katanya dapat mengusir setan, aku sendiri belum hapal ayat kursi tetapi karena sering baca Yasin tiap malam Jumat aku pun jadi hapal Yasin, malam malam setelah ngaji kami ber 5 sering di gubuk itu.

"Tadi aku udh lulus iqra wan, kamu kebalap sama aku" tawa Revan mengejek Irwan yang masih saja iqra 5.

"Wih hebat juga kamu Van sudah juz Ama, tidak sia sia emak mu suka memarahimu jika belajar" sahutku sambil nyengir.

Romo dan Arga pulang duluan dari gubuk karena memang rumah mereka yang agak jauh dari gubuk, hari juga makin malam, ketika kami tertawa tiba tiba ada suara "jangan ganggu aku ya"

Kami ber 3 yang tadinya tertawa serentak kabur karena tahu itu bukan suara manusia karena tetanggaku sudah tidur saat itu sudah jam 10 jadi tidak mungkin suara orang.

Memang sering aku mendengar bahwa pohon itu angker ada kuntilanak merah kata orang orang sekitar rumahku, kata orang jika kuntilanak warna putih tidak terlalu agresif tetapi jika warna merah memang suka mengganggu orang, karena dirasa terganggu ada anak anak yang nongkrong di gubuk belakang rumahnya maka pohon itu pun di tebang oleh 2 orang yaitu pak hidam dan temannya.

Anehnya sehabis menebang pohon itu 2 orang yang menebang pohon itu sakit sehari setelah menebang pohon itu, pak hidam yang kebetulan dekat dengan rumahku lebih cepat sembuhnya daripada temannya yang sakit juga tetapi tak kunjung sehat hingga orang orang mengatakan penunggu pohon itu marah akibat rumahnya di tebang.

Setelah kejadian itu tidak ada lagi cerita yang melihat kuntilanak merah itu, aku dan teman temanku tidak berani untuk ke situ lagi, teman pak hidam yang menebang pohon bersama pak hidam meninggal orang orang berdatangan kerumahnya untuk mendoakan sekaligus menghibur keluarga yang di tinggalkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun