Mohon tunggu...
isa maulana
isa maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa Sastra Indonesia

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kuntilanak Merah Marah

2 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 1 Juli 2025   23:29 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Namaku ismal usiaku 14 tahun, temanku bernama Revan usia 10 tahun dan Irwan usia 14 tahun seumuran denganku, waktuku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama di salah satu madrasah tsanawiyah yang berada tidak jauh dari rumah sedangkan Revan masih duduk di sekolah dasar dan Irwan disekolah adalah adik kelasku walaupun umur kita sama tetapi diriku lebih awal masuk sekolahnya dari irwan, karena aku masuk SD umur 5 tahun.

Kami bertiga sering bermain sehabis pulang sekolah, kadang ketika sudah pulang dari sekolah aku bersama Revan membeli mainan di sekolah Revan SD negeri yang dimana lebih banyak mainannya karena sekolah dasar cenderung masih banyak tukang mainan, setelah membeli mainan aku dan Revan menghampiri Irwan di rumahnya kadang untuk pamer mainan yang baru di beli dan memanas-manasi Irwan yang belum membeli mainan tersebut.

Tiba tiba Irwan usul.

"Mal mending kita main bola yuk" kata Irwan sambil duduk di bale rumahnya.

"Iya mal bocah kampung sebelah pada songong (berlagak) mentang mentang ngalahin kampung lain, dia pikir semua kampung sepak bola nya Cemen (tidak bagus)" sahut Revan sambil berdiri karena agak jengkel dengan kelakuan kampung sebelah.

"Yaudah ajak Romo ikut, kalo bisa ajak Arga juga biar ada yang pemain dari SSB (sekolah sepak bola), kalo kiper aku percaya sama kamu wan soalnya kamu kan biasa jadi kiper kalo kita lawan kampung manapun" sahutku sambil berdiri dari bangku.

Kami bertiga pun menghampiri rumah Arga yang kebetulan ada Romo disana.

Aku mengawali pembicaraan.

"Oi ikut aku yok sparing bola sama anak kampung sebelah yang udah berasa menang turnamen antar kampung setelah ngalahin 3 kampung lain" kataku sambil menarik tangan Arga dan Romo.

"Tar dulu ini aku lagi ngomongin bikin rumah rumahan dari bambu sama spanduk buat basecamp" kata Romo.

"Gubuk Rom kalo rumah rumahan kecil begitu ga pantes di bilang rumah hahah" Arga menyahut sambil memegang perut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun