Mohon tunggu...
Irwan Sakaria
Irwan Sakaria Mohon Tunggu... Angkatan Muda Muhammadiyah, Guru SMKS Muhammadiyah Sengkang dan Pembina Pramuka

Sampaikanlah Kebaikan dengan cara yang Baik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dari Statistik ke Realita: 10.799 Anak Wajo Butuh Aksi

14 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 14 Oktober 2025   01:47 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketimpangan Pendidikan dan Kemiskinan

Anak-anak dari keluarga miskin sering berhenti sekolah untuk membantu ekonomi keluarga. Beberapa desa di Kecamatan Keera dan Gilireng berjarak puluhan kilometer dari sekolah menengah, sehingga biaya transportasi menjadi beban tambahan (RLPPD Wajo, 2024).

Ketidakmampuan mengakses pendidikan adalah bentuk kemiskinan multidimensional (Sen, 1999). Anak-anak menghadapi kendala struktural yang tidak terselesaikan hanya dengan program administratif.

Faktor geografis, keterbatasan guru, dan infrastruktur sekolah yang tidak merata memperburuk ketimpangan. Sekolah perkotaan memiliki fasilitas digital dan guru tetap, sementara sekolah pedesaan sering kekurangan keduanya.

Ketimpangan ini menuntut kebijakan afirmatif berbasis lokalitas. Intervensi harus mempertimbangkan faktor ekonomi, geografi, dan sosial secara simultan. Strategi berbasis inklusi sosial-ekonomi menjadi penting agar anak dari keluarga miskin tetap bisa bermimpi dan belajar.

Koordinasi lintas sektor menjadi kunci. Dinas pendidikan, dinas sosial, dan pemerintah desa perlu bekerja sama memastikan anak-anak menerima bantuan, fasilitas, dan akses belajar secara tepat.

PKBM: Jalur Alternatif yang Berdaya

PKBM adalah jalur pendidikan nonformal untuk anak yang tidak bisa mengakses pendidikan formal. Berdasarkan Dapodik 2025, Wajo memiliki kurang dari 40 PKBM, dengan kapasitas rata-rata 30 peserta per tahun, hanya menangani 15--20% ATS (dapo.kemdikbud.go.id).

Sebagian PKBM berstatus akreditasi C, kekurangan tutor profesional, dan minim fasilitas teknologi. Dana BOP-PNF sering terlambat cair, sehingga fokus PKBM terbatas pada rutinitas administratif.

Di beberapa daerah, PKBM berhasil menggabungkan pendidikan kesetaraan dengan keterampilan praktis: menjahit, wirausaha digital, hingga pertanian organik. Program Revitalisasi PKBM Nasional 2023 menekankan integrasi pendidikan dengan kemandirian ekonomi (paudpedia.kemdikbud.go.id).

Wajo memiliki potensi serupa, tetapi membutuhkan kebijakan progresif, pelatihan tutor, dan integrasi lintas sektor agar PKBM menjadi ruang inklusif dan berdaya guna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun