Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kawasan Batang Agam, Mau Jogging Tergoda Kuliner

28 Agustus 2025   08:56 Diperbarui: 28 Agustus 2025   09:14 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Batang Agam Payakumbuh/dok tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira

Beruntunglah masyarakat di Kota Payakumbuh dan sekitarnya, karena punya kawasan yang sangat nyaman untuk melakukan olahraga jogging, yakni kawasan Batang Agam. Batang adalah bahasa Minang yang artinya sungai. 

Kebetulan saya adalah putra asli Payakumbuh yang telah lebih tiga dekade menjadi penduduk DKI Jakarta. Tentu saja saya merasa surprise saat berada di kampung halaman pada libur hari kemerdekaan. 

Jujur saja, saya ketagihan melakukan jogging sekeliling Kawasan Batang Agam. Meskipun niat untuk menguruskan badan jadi terhalang, gara-gara sehabis jogging saya tidak tahan godaan kuliner yang ditawarkan banyak pedagang di sana. 

Ketika saya sekolah dulu, Batang Agam hanya sekadar sungai biasa yang di kedua sisinya ditumbuhi semak belukar. Sama sekali tidak ada daya tariknya. 

Tak terbayangkan jika kawasan yang dulu tidak ada apa-apanya itu, sekarang menjadi kebanggaan Payakumbuh, yakni jadi semacam water front city. 

Kawasan Batang Agam menjadi magnet bagi warga dari daerah lain untuk menjajal track jogging. Tak sedikit pula yang datang dari Bukittinggi, Padang Panjang, dan Batusangkar, untuk berjualan. 

Sejarah keberhasilan renovasi besar-besaran Kawasan Batang Agam, dimulai dari keberhasilan pemda setempat meyakinkan Balai Wilayah Sungai Sumatera dan Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR) untuk bersama-sama membenahi Batang Agam. 

Delta di Batang Agam/dok tangkapan layar YouTube- Yulman Yudhistira
Delta di Batang Agam/dok tangkapan layar YouTube- Yulman Yudhistira
Buahnya adalah Memorandum of Understanding (MoU) atas proyek yang dinamakan Normalisasi Batang Agam. 

Pemerintah Kota Payakumbuh bertugas untuk membebaskan lahan di sepanjang aliran Sungai Batang Agam yang akan dinormalisasi. 

Adapun Kementerian PUPR menganggarkan pembangunan normalisasi Sungai Batang Agam dalam proyek tahun jamak yang pengerjaannya dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera Lima.

Maka, pada tahun 2015 dimulailah pembebasan tanah di pinggir kedua sisi Batang Agam. Sebuah upaya yang semula dianggap tidak akan mencapai hasil maksimal dalam menggapai mimpi besar tersebut. 

Ternyata, sekarang ada sepanjang 5 kilometer di sisi kiri dan 5 kilometer pula di sisi kanan Batang Agam yang telah disulap jadi kawasan yang nyaman untuk jogging. 

Kalau di Jakarta dan kota besar lain ada Kawasan Car Free Day untuk jogging di hari Minggu, di Payakumbuh bisa dilakukan hal seperti itu setiap hari di sepanjang Batang Agam. 

Kawasan Batang Agam Payakumbuh/dok. parintangrintang.wordpress.com
Kawasan Batang Agam Payakumbuh/dok. parintangrintang.wordpress.com
Normalisasi Batang Agam tidak hanya membuat kawasan sepanjang Sungai Batang Agam semakin indah, tapi juga membuat Kota Payakumbuh makin memikat. 

Di kedua sisi sepanjang aliran sungai yang dinormalisasi, dibangun taman yang indah dan jalan inspeksi yang sangat memadai.  Taman ini dinamakan Taman Wisata Batang Agam. 

Pemerintah Kota Payakumbuh sering menerima tamu dari luar daerah di taman ini, karena taman itu menjadi kebanggaan dan sangat jarang terdapat di kota lain. 

Untuk mendukung berjalannya konsep water front city, saat ini di Batang Agam sudah dikembangkan komunitas masyarakat peduli sungai. 

Komunitas tersebut tidak saja peduli terhadap kebersihan dan kehidupan di sepanjang sungai, tapi juga bergiat dalam olahraga dan pariwisata berbasis sungai. 

Selain itu, ada lagi kegiatan yang dilakukan oleh komunitas pencinta burung berkicau, komunitas jantung sehat, komunitas fotografi, komunitas jalan santai, dan komunitas skateboard. 

Perlu diketahui, area bermain skateboard di Kawasan Batang Agam sudah berstandar internasional, yang terletak dekat Kantor Pengelola Kawasan Batang Agam. 

Terdapat tiga jembatan sepanjang sekitar 5 kilometer kawasan tersebut, agar memudahkan para pengunjung berpindah tempat dari sisi kiri sungai ke sisi kanannya. 

Kawasan Batang Agam Payakumbuh/dok tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira
Kawasan Batang Agam Payakumbuh/dok tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira
Tiga jembatan tersebut cukup lebar, bisa dilalui kendaraan bermotor roda empat dari dua arah. 

Kemudian,  ada lagi dua jembatan gantung yang cantik khusus untuk pejalan kaki dan sekaligus menjadi tempat spot berfoto yang bagus untuk diposting di media sosial. 

Bagi yang sudah terbiasa jalan kaki, rute yang biasanya ditempuh adalah menelusuri pinggir Batang Agam dari Jembatan Hasanudin di Kelurahan Ibuh menuju Jembatan Surabaya di Kelurahan Sungai Pinago.

Jalan santai dilakukan sambil menikmati udara segar dan memandangi pulau di tengah Batang Agam dengan tugu Bela Negara di tengahnya, atau memandang hujaunya persawahan di kedua sisi sungai. 

Jika masih kuat, jalan lagi menuju Jembatan Sutan Sjahrir dan putar balik ke Jembatan Hasanudin. 

Memang, banyak dari mereka yang jogging memarkir kendaraannya, baik roda empat maupun roda dua, di ujung Jembatan Hasanuddin atau Jembatan Surabaya. 

Pada hari Minggu pagi, terjadi puncak kepadatan pengunjung  Batang Agam. Saat itu juga digelar aktivitas senam pagi bersama di sekitar Taman Balai Wilayah Sungai Sumatera Lima, yang banyak diikuti ibu-ibu. 

Sementara itu, di seberang taman tempat senam, anak balita ramai menyewa kereta mainan, bermain perosotan, dan mainan lainnya.

Para penggiat dan anggota komunitas skateboard juga datang bereksibisi sambil mengasah keterampilan. 

Komunitas tersebut tak  segan berbagi pengetahuan soal skateboard dengan para remaja Kota Payakumbuh dan juga dengan wisatawan.

Kawasan Batang Agam/dok tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira
Kawasan Batang Agam/dok tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira
Kebanyakan pengunjung datang untuk jogging atau jalan santai sambil merasakan segarnya udara sepanjang jalan inspeksi di pinggir Batang Agam. 

Mereka yang berjalan santai akan terkesima memandang Gunung Sago ke arah selatan dan areal persawahan yang membentang di sebelah utara. 

Masih di Kawasan Batang Agam, sekarang juga sudah ada bangunan Gelanggang Olah Raga untuk permainan indoor dan juga lapangan sepak bola dengan rumput yang memenuhi standar nasional. 

Semua itu tentu menjadi stimulan untuk menjadikan kawasan Batang Agam sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, sekaligus bagian dari grand design Pariwisata Kota Payakumbuh. 

Ya, 10 tahun lalu, semua itu masih berupa mimpi. Berkat visi membangun yang jelas, komitmen terhadap kesepakatan, kerjasama yang baik dengan berbagai pihak dan kepemimpinan yang kuat dari Walikota Payakumbuh ketika itu, Riza Falepi, mimpi itu telah jadi nyata. 

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap pimpinan sebelumnya, masyarakat Payakumbuh akhirnya merasakan enaknya punya pejabat yang visioner seperti Riza.

Riza terpilih memimpin kota yang juga dikenal sebagai kota rendang (karena banyaknya pelaku usaha makanan rendang khas Minang) selama dua periode, sejak 2010.

Ibu-ibu senam pagi di Batang Agam|dok. pasbana.com
Ibu-ibu senam pagi di Batang Agam|dok. pasbana.com

Butuh waktu sekitar 3 tahun untuk menggolkan "mimpi" menjadi suatu rencana yang terinci yang didukung oleh berbagai pihak terkait. 

Kemudian butuh sekitar 4 tahun pula hingga proyek layak untuk dimanfaatkan masyarakat, meskipun belum seratus persen selesai. 

Dulu, saat baru dibuka sekitar 6 tahun lalu, Kawasan Batang Agam hanya ramai di hari libur. Kini, para pensiunan meramaikannya di hari kerja, ketika matahari belum terbit sempurna. 

Pada sore hari hingga malam, di hari kerja sekalipum, suasananya jadi lebih hidup. Apalagi di Jumat, Sabtu dan Minggu malam. 

Soalnya, ada beberapa kafe di kawasan tersebut yang mengadakan program live music. 

Adapun lapak penjual makanan lumayan banyak yang menyediakan bangku-bangku di pinggir sungai. 

Bagi pengunjung yang ingin menginap tersedia pula beberapa homestay mulai dari yang bergaya sederhana hingga yang bergaya hotel kekinian.

Para pedagang makanan di Batang Agam|dok. posmetropadang.co.id
Para pedagang makanan di Batang Agam|dok. posmetropadang.co.id

Begitulah kisah sukses transformasi di Payakumbuh, sehingga kawasan di sepanjang Batang Agam yang melintasi 3 kelurahan (Tanjung Gadang Sungai Pinago, Ba­lai Nan Duo, dan Ibuh) di Kecamatan Payakumbuh Barat, kini jadi pusat perekonomian baru.

Pengunjung yang datang ke lokasi itu tidak saja untuk berolah­raga dan mengajak anak bermain, namun juga sekalian berwisata kuliner. Berbagai jenis makanan dijual di sekitar kawasan Batang Agam.

Bukan hanya beragam makanan dan minuman khas Minang, tapi juga banyak pedagang makanan yang disukai remaja, seperti yang mengandung keju, coklat, susu, dan sebagainya.

Banyak juga terdengar "keluhan" pengunjung yang sebetulnya dari rumah sudah berniat fokus mau jogging, tapi pulangnya ada beberapa tentengan di kedua tangan.

Artinya, banyak pengunjung, terutama di hari Minggu pagi dan momen hari libur, yang tak kuasa menahan godaan berbelanja makanan. 

Apalagi, para penjualnya banyak anak muda yang berpenampilan rapi, cakep dan ganteng, yang dengan ramah menyapa pengunjung. 

Jangan heran, pedagang yang datang berjualan makanan, ada yang dari kota atau kabupaten lain, seperti juga pengunjung yang juga datang dari tempat dengan jarak tempuh lebih dari 30 kilometer.

Kawasan Batang Agam/dok. tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira
Kawasan Batang Agam/dok. tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira
Inilah testimoni pengunjung, seperti Ario (35 tahun), yang datang bersama keluarganya. Ario bangga dan me­ngapresiasi terus tumbuhnya Kawasan Batang Agam jadi pusat perekonomian baru yang dapat mening­katkan ekonomi masya­rakat.

Ario datang untuk berolahraga dan diakhiri dengan sarapan Katupek Pitalah (ketupat sayur khas Pitalah, sebuah desa di dekat kota Padangpanjang).

Tidak cukup itu saja, Ario sengaja membeli nasi uduk untuk nanti dimakan di rumah sebagai menu makan siangnya sekeluarga.

Menurut Ario, penataan parkir di sana lumayan tertib yang dijaga oleh petugas yang menggunakan seragam parkir. Tak ada pungutan apapun untuk masuk area Batang Agam, selain ongkos parkir yang normal.

Sari, seorang ibu pedagang sarapan pagi di kawasan Batang Agam, mengaku banyak terbantu dengan tumbuhnya perekonomian baru di kawasan itu. Tentu juga banyak pedagang lain yang terbantu.

Kawasan Batang Agam Payakumbuh/dok tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira
Kawasan Batang Agam Payakumbuh/dok tangkapan layar YouTube-Yulman Yudhistira

Kawasan Batang Agam yang dulunya semak belukar, berhasil disulap Wali Kota Pa­yakumbuh Riza Falepi dan dilanjutkan oleh penerusnya menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru. 

Kini, masalahnya adalah bagaimana memeliharanya agar tetap ramai dikunjungi masyarakat setempat dan juga dari kota lain, sekaligus juga harus terjaga kebersihannya.

Ada pemandangan kurang sedap bagi mereka yang berolahraga di Minggu pagi, yakni banyak sampah dari anak muda yang bermalam minggu yang belum dibersihkan petugas.

Di beberapa titik sudah ada tong sampah, tapi sebagian pengunjung malas memanfaatkannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun