Apa itu ciput jilbab? Bagi wanita yang sehari-hari memakai jilbab, tentu tidak asing dengan istilah ini. Sedangkan bagi kaum pria, meskipun tahu apa itu jilbab, belum tentu tahu apa itu ciput.
Ya, ciput jilbab adalah dalaman jilbab untuk membantu menjaga rambut agar tidak keluar dari jilbab.
Sekiranya seorang wanita pakai jilbab tapi tidak pakai ciput, biasanya akan terlihat sedikit rambut di bagian depan di atas keningnya.
Maka, jilbab tanpa ciput tentu belum sempurna dan belum sesuai dengan tata cara berpakaian menurut tuntunan agama Islam.
Seperti kita ketahui, sekarang ini di negara kita kesadaran memakai pakaian Islami, terutama bagi wanita, terlihat sangat nyata.
Tentu, hal itu pantas kita sambut dengan gembira. Coba saja lihat di mana-mana, dari wanita yang masih tergolong anak-anak hingga nenek-nenek, jika keluar rumah, banyak yang berjilbab.
Bisa jadi semua itu dinilai wajar-wajar saja, mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Tapi, alasan itu tidak sepenuhnya tepat. Bukankah Indonesia sejak dahulu kala telah berpredikat sebagai negara muslim terbesar?
Padahal, fenomena "lautan jilbab" baru muncul sekitar dua dekade terakhir. Artinya, meskipun ini bisa diperdebatkan, telah terjadi peningkatan kesadaran mematuhi ajaran agama di Indonesia.
Ya, paling tidak, begitulah apa yang terlihat secara kasat mata. Jika berbicara tentang ketakwaan, memang tak bisa melihat secara lahiriah, harus melihat dengan mata batin.
Bahkan, yang lahiriah pun harus dipilah-pilah. Mereka yang berjilbab tapi bajunya ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuh, masih banyak, lho.
Nah, barangkali karena kesal dengan anak didiknya yang berjilbab asal-asalan, baru-baru ini terjadi kasus yang mengegerkan.Â
Kasus dimaksud adalah tindakan seorang guru Bahasa Inggris di sebuah SMP di Lamongan, Jawa Timur, yang membotaki rambut belasan siswinya.
Tak ayal lagi, aksi guru SMP Negeri 1 Sukodadi Lamongan berinisial EN tersebut menjadi viral dan kemudian menuai kontroversi.
Jawapos.com (31/8/2023) menuliskan bahwa sebelum melakukan aksinya, EN sudah beberapa kali menegur siswi yang tidak memakai ciput.
Akhirnya, EN menghukum siswi yang melanggar itu dengan mesin cukur yang telah disiapkannya. Akibatnya, rambut bagian depan siswi-siswi tersebut menjadi botak.
Sejumlah siswa yang dibotaki  mengalami trauma dan orang tua mereka juga melakukan protes karena anaknya dibotaki.
Terkait kontroversi tersebut, Kepala SMPN 1 Sukodadi, Harto mengatakan sekolah akan mendatangkan psikiater untuk menghilangkan trauma para siswi.
Sementara itu, diberitakan juga bahwa akibat tindakannya mencukur botak rambut 19 siswinya, EN tak dibolehkan lagi mengajar.
Agar kasus serupa tak terulang, Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan telah mengumpulkan semua kepala SMPN dan guru bimbingan konseling di daerah tersebut.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan tak ada aturan di sekolah yang mewajibkan mengenakan ciput.
Jadi, tindakan guru yang memberi sanksi siswi yang tak memakai ciput, sudah melampaui kewenangannya dan itu pelanggaran HAM, ujar Retno.
Semoga kasus serupa tidak akan pernah terulang lagi di masa datang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI