Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Batasan Usia Maksimal Pelamar Kerja, Ibarat Cari Jodoh Saja

15 Agustus 2023   05:12 Diperbarui: 15 Agustus 2023   05:15 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rubrik Kontak Jodoh Harian Kompas|dok. Istimewa, dimuat cnnindonesia.com

Ageisme menjadi topik hangat di media massa, gara-gara ada dugaan bahwa sebagian politisi akan mencawapreskan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

Masalahnya, usia Gibran saat ini masih 35 tahun, 5 tahun lebih rendah dari batas usia minimal untuk menjadi cawapres sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekarang.

Makanya, sekarang muncul gugatan agar Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan batasan usia minimal 40 tahun tersebut tidak mengikat.

Alasannya, usia seseorang tak mencerminkan kemampuannya dalam memimpin. Padahal, bukankah banyak anak muda yang potensial untuk menjadi pemimpin negara?

Salah satunya, ya Gibran yang sudah memperlihatkan kesuksesannya sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah.


Sebetulnya, urusan pembatasan usia tidak hanya berlaku dalam bidang politik saja. Justru, di dunia kerja dalam rangka seleksi penerimaan karyawan, hal ini sangat biasa.

Di dunia politik, usia minimal yang jadi masalah. Seolah-olah anak muda yang berusia di bawah usia minimal itu belum punya kemampuan.

Tapi, di dunia kerja secara umum, yang lebih dikenal adalah usia maksimal untuk direkrut. Seolah-olah kalau merekrut orang yang lebih tua dari batas maksimal akan merugikan perusahaan.

Contohnya, untuk jadi management tarinee (MT) di suatu perusahaan kelas menengah ke atas, ada yang membatasi usia maksimal 25 tahun. Ada pula yang 27 tahun.

MT adalah semacam program pengkaderan dengan merekrut sarjana yang baru lulus dan memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan.

Setelah lolos seleksi, mereka mengikuti pendidikan dan pelatihan, lalu ditempatkan di beberapa posisi, sebelum dianggap layak menduduki jabatan yang lebih tinggi.

Demikian pula dalam hal seorang karyawan ingin dikirim mengikuti program master di luar negeri dengan biaya perusahaan besar tempatnya bekerja, lazimnya maksimal berusia 35 tahun.

Apa tujuan pembatasan usia maksimal tersebut? Hal ini berkaitan dengan usia pensiun di berbagai perusahaan, yang berkisar antara usia 55 hingga 60 tahun.

Jika seseorang lulus program MT di saat berusia 35 tahun, tentu perusahaan hanya bisa menggunakan tenaganya tidak selama mereka yang diterima di usia 25 tahun.

Padahal, perusahaan mengeluarkan biaya pendidikan dan on the job training yang besar bagi mereka yang diterima sebagai MT.

Lain halnya bila perusahaan merekrut khusus pejabat yang sudah jadi yang dibajak dari perusahaan lain. Dalam hal ini usia tidak terlalu menjadi batasan.

Atau bisa jadi yang dibatasi adalah usia minimalnya. Artinya, jika diterima pelamar yang berusia sangat muda, diduga belum punya pengalaman yang diharapkan.

Begitulah, ageisme jadi tak terhindarkan di dunia kerja, bisa usia minimal bisa pula maksimal, tergantung konteksnya. Hal ini membuat kondisi pencari kerja ibarat pencari jodoh.

Bagi yang familiar dengan rubrik Kontak Jodoh di koran Kompas edisi Minggu era dahulu, tentu paham tentang rentang usia yang dikehendaki pencari jodoh.

Wanita yang didambakan pria, kebanyakan di rentang usia 18-30 tahun. Sedangkan laki-laki yang dicari wanita, berusia antara 25-40 tahun.

Namun, Kompas sendiri hanya berniat membantu pasangan berusia matang yang belum menemukan jodohnya untuk diajak ke pelaminan.

Makanya, Kompas membuat batasan usia minimal bagi peserta yang akan "menawarkan" diri, dalam arti yang akan memasang biodata ringkasnya, agar bisa menjaring peminat.

Dalam hal ini, wanita dipersyaratkan telah berusia 27 tahun dan lelaki 30 tahun. Batasan usia maksimal tidak diatur.

Tapi, dalam biodata ringkas itu, peserta juga mendeskripsikan kriteria pasangan yang diinginkannya, yang biasanya mencakup juga rentang usia pasangan yang diincarnya. 

Kontak Jodoh Kompas sempat berjaya selama 36 tahun, dihitung sejak pertama kali muncul, pada tanggal 5 November 1978.

Pada tahun 2015 rubrik Kontak Jodoh dihentikan karena semakin gampang melakukan pencarian jodoh secara online. 

Kalau dipikir-pikir, betul juga, pelamar kerja itu ibarat mencari jodoh. Maksudnya, tergantung kecocokan, apakah seseorang "berjodoh" dengan pekerjaan yang diinginkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun