Sungguh trenyuh hati saya menyimak berita di layar televisi. Saya melihat tetesan air mata seorang ibu guru yang juga kepala sekolah sebuah Sekolah Dasar (SD) di Ponorogo, Jawa Timur.
Kenapa ibu kepala sekolah menangis? Karena ia sudah berupaya keras membuat SD yang dipimpinnya bagus penampilan dan mutunya, tapi ternyata tidak memikat seorang pun calon murid baru.
Ya, untuk tahun ajaran 2023-2024 ini, sekolah tersebut tak lagi punya murid kelas 1.Â
Saya juga membaca berita sejumlah sekolah yang masih beruntung, meskipun hanya punya 1 orang murid baru.
Setalah ditelusuri dari sejumlah media daring, ternyata di Kabupaten Ponorogo pada tahun ini ada 5 SD Negeri yang gagal mendapat murid melalui Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Menarik pula mencermati komentar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Nurhadi Hanuri.Â
Nurhadi menganggap beberapa SD yang kosong murid baru itu sebagai hal yang tidak apa-apa atau hal yang biasa saja.Â
Alasannya, pertama, karena program Keluarga Berencana (KB) berhasil, sehingga jumlah anak-anak menurun.
Kedua, kompetisi antar sekolah memang ketat, sehingga wajar ada yang kalah dibandingkan dengan sekolah lain.
Pantas saja ibu kepala sekolah di atas menangis. Tentu, ia merasa SD-nya kalah dalam berkompetisi dengan SD-SD tetangga.