Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Datangi Sekber Gerindra-PKB, Nasdem "Gertak" Demokrat-PKS?

28 Januari 2023   12:31 Diperbarui: 28 Januari 2023   12:32 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Nasdem di Sekber Gerindra-PKB|dok. detik.com/Agung Pambudhy

Partai Nasdem tiba-tiba menjadi pusat perhatian setelah melakukan gebrakan dengan mendatangi Sekretariat Bersama (Sekber) Koalisi Gerindra-PKB, pada Kamis (26/1/2023) lalu.

Karena sekber tersebut baru beberapa hari diresmikan, boleh jadi Nasdem adalah tamu pertama (diluar pimpinan PKB-Gerindra) yang bertandang.

Tentu, kedatangan petinggi Nasdem bukan sekadar silaturahmi biasa. Pasti ada pesan khusus yang ingin disampaikannya.

Pesan itu, pertama tentu buat Gerindra dan PKB. Bahwa ini bisa jadi semacam pendekatan yang nanti bisa ditingkatkan statusnya, bila kondisi menghendaki.

Kedua, pesan untuk mitra koalisi Nasdem di Koalisi Perubahan, yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Namanya memang Koalisi Perubahan. Tapi, ternyata tak berubah sejak beberapa bulan lalu, dalam arti belum ada kemajuan tentang siapa yang akan diusung sebagai bakal cawapres.

Untuk posisi bakal capres, semuanya sepakat mengusung Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta.

Masalahnya, Anies sendiri atau Nasdem mungkin merasa tersandra oleh PKS dan Demokrat, yang sama-sama ngotot menyorongkan kadernya sebagai cawapres.

Demokrat seolah memberikan harga mati agar ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipasangkan dengan Anies.

PKS pun setali tiga uang, menginginkan kadernya yang pernah dua periode memimpin Jawa Barat, yakni Ahmad Heryawan (Aher).

Akibatnya, Koalisi Perubahan terancam goyah, layu sebelum berkembang. Aroma batalnya pencapresan Anies mulai tercium.

Makanya, kedatangan Nasdem ke Sekber Gerindra bisa ditafsirkan sebagai pesan bernada "gertakan" buat Demokrat dan PKS.

Demokrat memang langsung tersengat dan segera menyuarakan akan mendeklarasikan Anies sebagai capres (selama ini baru Nasdem yang mendeklarasikan).

Bahkan, Partai Demokrat juga menginginkan segera dibentuk sekretariat bersama seperti yang dipunyai Gerindra dan PKB.

Nasdem sebetulnya dari awal menghendaki pendamping Anies bukan dari Demokrat dan juga bukan dari PKS.

Bagi-bagi kekuasaan bila menang, mungkin akan tawar menawar pada jumlah menteri yang akan mewakili anggota partai koalisi.

Tapi, karena itu tadi, semuanya saling bersikukuh dengan pendapat sendiri, kesabaran Nasdem sudah sampai pada batasnya.

Nasdem bahkan mungkin sudah ikhlas bila gagal mencapreskan Anies, makanya merintis hubungan dengan Gerindra-PKB.

Bila itu terjadi, jelas suatu kerugian besar untuk Anies. Untuk Nasdem sendiri, ongkosnya juga besar, karena hubungannya dengan sesama koalisi pendukung Jokowi, agak terganggu.

Apalagi, misalnya Presiden Jokowi jadi melakukan resuffle kabinet dengan mendepak menteri asal Nasdem. 

Mengingat Anies sendiri bukan anggota Partai Nasdem (meskipun dalam safari politik, Anies seperti menjadi "jurkam" Nasdem), kalau akhirnya Koalisi Perubahan bubar, Nasdem akan legowo.

"Gertakan" Nasdem tampaknya mulai memperlihatkan hasil, dengan digelarnya pertemuan Tim Kecil Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Pertemuan berlangsung di pendopo rumah milik Anies Baswedan, di Cilandak, Jakarta Selatan, pada Jumat (27/1/2023).

Apa kesepakatan pertemuan tersebut, belum terungkap ke media.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun