Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Inklusif, Kuantitas, dan Kualitas Sama Pentingnya

27 Juli 2022   16:38 Diperbarui: 27 Juli 2022   16:41 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi inklusif|dok. solider.id

Bahkan, anak-anak level SMA pun, terutama yang tinggal di perkotaan, juga sudah banyak yang mempunyai rekening tabungan di bank.

Bukankah sekarang para karyawan, terlepas dari di mana pun mereka bekerja, hampir bisa dipastikan punya rekening bank? Soalnya, pembayaran gaji atau upah mereka dilakukan melalui bank.

Yang bukan karyawan pun, anggaplah pedagang kecil, sekarang juga rata-rata punya rekening bank, apalagi bila pedagang tersebut sudah ikut memanfaatkan media sosial dan bertransaksi secara online.

Tak heran, BI mencatat jumlah rekening Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan pada Maret 2022 sebanyak 2.295 per 1.000 penduduk berusia dewasa (katadata.co.id, 20/6/2022).

Terlepas dari termasuknya rekening milik perusahaan, instansi pemerintah, atau organisasi, pada data di atas, fenomena seseorang punya 2 atau 3 rekening bank, bukan lagi hal langka.

Kalaupun ada yang belum punya rekening bank, mungkin para petani kecil di desa terpencil, para asisten rumah tangga, dan para pekerja informal seperti pemulung, pengamen, dan sebagainya.

Namun, bila mereka yang tergolong kelompok marjinal itu terdaftar sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah, kemungkinan juga punya rekening tabungan untuk menampung bantuan sosial tersebut.

Tersebarnya agen bank di berbagai pelosok yang biasanya adalah pemilik sebuah kios yang sudah bekerjasama dengan sebuah bank, juga dititipi alat untuk bertransaksi, sangat membantu tercapainya inklusi keuangan.

Tinggal lagi, bagaimana fokus inklusi keuangan meningkat pada faktor kualitas, bukan kuantitas semata. Rekening di bank yang tidak aktif, atau sekadar numpang lewat untuk menerima gaji lalu dikuras habis, bukan mencerminkan hal yang berkualitas.

Atau, kalau melihat bidang lain, katakanlah dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sekarang beberapa kantor sudah memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk diterima sebagai karyawan tetap atau berstatus outsourcing.

Namun, ada kesan bahwa menerima penyandang disablitas untuk bekerja sekadar memenuhi regulasi, dalam arti mementingkan kuantitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun