Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Orangtua Rumah Anak, Rumah Anak Bukan Rumah Orangtua

26 Juni 2022   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2022   05:35 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi nenek dan cucu|dok. shutterstock, dimuat diadona.id

Sekiranya Ina perlu bantuan seseorang, selain ia bisa menghubungi anak sulungnya, ia juga akrab dengan beberapa tetangga.

Kembali ke soal kepergian Ina ke Depok, ia baru mau berangkat, dengan catatan hanya selama 2 minggu saja paling lama. 

Artinya, selama dua minggu itu anaknya harus bisa mencari asisten rumah tangga. Soalnya, anak Ina dan suaminya sama-sama bekerja, dan tempat penitipan anak balita tidak ada di sekitar rumahnya.

Kenapa Ina tidak betah lama-lama tinggal di rumah anaknya, padahal statusnya "bebas" sebagai seorang janda, sejak suaminya meninggal 3 tahun lalu?

Justru sebagai orang bebas, Ina merasa tidak bebas di rumah anaknya. Menurut Ina, "rumah orangtua adalah rumah anak juga, tapi rumah anak bukan rumah orang tua."

Ina memang sangat sayang kepada kedua cucunya. Tapi karena sayang cucu itulah Ina jadi sakit kepala melihat cara anak dan menantunya mendidik anak.

Contohnya, anak tidak diajar disiplin dalam makan pagi, siang dan malam. Sering cucunya makan berlama-lama, itupun tidak habis sepiring kecil.

Ketidakbebasan juga dirasakan Ina dalam menu makanan. Meskipun Ina senang memasak, tapi apa yang mau masak harus ia tanyakan dulu ke anaknya.

Mau makan pun, biasanya menunggu waktu menantu makan dulu. Kecuali bila menantunya tidak di rumah, seperti saat makan siang di hari kerja.

Ina juga sangat tidak tahan melihat rumah berantakan. Di rumahnya di Padang, hampir setiap hari ia merawat bunga di halaman rumahnya serta merapikan semua barang-barang di dalam rumah.

Tapi, anaknya dan menantunya di Depok, membiarkan beberapa barang tergelatak tak beraturan di sebuah ruangan yang difungsikan sebagai gudang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun