Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Diam di Rumah, Pengeluaran Apa yang Bertambah?

28 Maret 2020   00:07 Diperbarui: 29 Maret 2020   02:32 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bermain dengan anak di rumah. (sumber: shutterstock)

Imbauan pemerintah agar semua warga berdiam diri  di rumah masing-masing, agar penyebaran virus corona atau Covid-19 bisa dicegah, jelas telah mengubah pola pengeluaran sehari-hari di rumah tangga. 

Hal ini berlaku bagi mereka yang selama ini lebih banyak beraktivitas di luar rumah seperti di kantor, di pasar, di sekolah, di kampus, dan tempat lainnya.

Menurut logikanya, seharusnya terdapat penghematan dalam pengeluaran rumah tangga. Tak ada lagi pengeluaran untuk ongkos transportasi atau untuk membeli bahan bakar bagi yang menggunakan kendaraan sendiri ke tempatnya bekerja atau melakukan aktivitas lainnya.

Uang tol, uang parkir, uang untuk "'Pak Ogah", untuk pengamen atau untuk peminta-minta di pinggir jalan , sudah tidak ada lagi. Tak ada juga pengeluaran untuk makan siang di kantor atau untuk jajan bagi anak sekolah dan mahasiswa.

Bahkan kalau di hari libur, biasanya ada lagi pengeluaran ekstra buat main ke mal, cari makan dan nonton film plus minuman dan pop corn. 

Lalu, yang tadinya tidak berencana membeli pakaian, malah terbeli gara-gara merasa cocok dengan yang dipajang di gerai pakaian.

Nah, dengan tinggal di rumah saja, tentu berbagai pengeluaran di atas tidak diperlukan lagi. Di sinilah logikanya kenapa harusnya timbul penghematan.

Tapi jangan lupa, ada pengeluaran tertentu yang akan meningkat bila semua anggota keluarga berdiam diri di rumah. Pertama adalah biaya listrik, khususnya bagi yang di rumahnya menggunakan pendingin ruangan atau yang biasa disebut AC.

Bayangkan bila ada AC di tiga kamar saja, di kamar induk dan dua kamar anak. Pasti akan membuat tagihan listrik membengkak. Belum lagi bohlam yang semuanya hidup di setiap kamar meskipun di siang hari dan penggunaan listrik untuk hal lain.

Televisi yang selalu hidup tidak menambah pemakaian listrik terlalu banyak. Tapi bila laptop hidup terus menerus untuk menonton film  yang diunduh dari aplikasi tertentu, yang boros adalah biaya pemakaian data atau internet, kecuali telah berlangganan dengan biaya bulanan yang tetap.

Soal pemakaian aplikasi dengan memanfaatkan jaringan internet ini akan semakin membebani bila ada anggota keluarga yang bekerja dari rumah dan juga ada yang belajar dari rumah. 

Termasuk pula di sini penambahan biaya telepon, baik melalui telepon selular maupun telepon rumah. Soalnya bagi mereka yang bekerja dan belajar dari rumah, bila terkendala dengan komunikasi, akhirnya memakai jalan pintas dengan menelpon secara langsung ke rekan kerja, rekan kuliah, atau pihak lainnya yang bisa membantu.

Kemudian untuk pemakaian air bersih, bila semua anggota keluarga berada di rumah, akan membuat tagihan PAM meningkat.  Atau bila memakai jet pump akan berdampak pada penambahan penggunaan listrik.

Sektor makanan dan minuman juga bertambah pengeluarannya, terutama untuk cemilan sebagai "teman" saat menonton televisi atau berselancar di dunia maya. Stock cemilan yang biasanya habis untuk satu minggu, bisa-bisa dua hari sudah habis. 

Cemilan berupa aneka biskuit berlapis coklat, keju, stroberi, kacang, dan sebagainya, harus tersedia. Yang berbunyi kriuk-kriuk seperti keripik, beragam jenis kacang, wajib pula ada. Tentu juga mie instan, kopi instan, dan aneka makanan dan minuman instan lainnya.

Penggunaan minyak goreng untuk memasak, pemakaian gas, pembelian air mineral, diperkirakan juga bertambah. Atau bila memasak dengan menggunakan peralatan yang membutuhkan listrik, dampaknya ke tagihan listrik.

Lalu, ini bukan soal di dalam atau di luar rumah, biaya untuk pembelian vitamin, suplemen makanan, berbagai bahan pengobatan tradisional semisal jahe, kunyit dan temulawak, akan muncul sebagai pos baru. Termasuk pula biaya untuk pembelian masker dan hand sanitizer.

Nah, dengan adanya penghematan dari sisi biaya transportasi dan biaya lainnya seperti yang ditulis pada bagian awal tulisan ini, tapi di lain pihak juga ada penambahan pengeluaran, tinggal dihitung saja, secara keseluruhan apakah pada bulan ini terjadi penghematan, pemborosan, atau relatif impas.

Jika yang terjadi adalah pemborosan, perlu diteliti lagi agar bisa mengambil langkah perbaikan, seandainya program berkurung di rumah masih akan diberlakukan pemerintah lebih lama lagi.

Untuk itu, tak ada jalan lain, setiap pengeluaran harus dicatat dengan rapi, karena daya ingat kita terbatas. Jangan-jangan uang kita berkurang signifikan, tapi justru merasa heran sendiri, untuk apa saja digunakan? Bila malas mencatat, paling tidak bon pembeliannya disimpan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun