Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Bulan Paling Boros Pengeluaran

19 Maret 2024   17:39 Diperbarui: 19 Maret 2024   17:46 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mohon maaf bukan kepo dengan urusan dalam negeri orang lain. Tapi siapakah di antara teman-teman muslim yang tetap sukses bisa mengencangkan ikat pinggang selama bulan Ramadan. 

Soalnya pengeluaran makan saya bisa naik 20-30% dibandingkan bulan-bulan biasanya. Kalau dihitung-hitung saat Ramadan saya lebih sering jajan dan makan di luar serta belanja online pakaian lebaran. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh databoks tahun 2022, pengeluaran konsumen indonesia melonjak lebih dari 50% saat Ramadan

Sebagian besar masyarakat Indonesia menyambut Ramadan dengan berbelanja barang atau jasa lebih banyak dari bulan biasanya. Ini berdasarkan survei Populix yang menunjukkan pengeluaran konsumen Indonesia melonjak hingga 50% saat Ramadan.

Survei ini dilakukan terhadap 1.492 responden berusia 18-55 tahun di Indonesia. Survei ini dilakukan pada 1-9 Maret 2022/Survei Populix
Survei ini dilakukan terhadap 1.492 responden berusia 18-55 tahun di Indonesia. Survei ini dilakukan pada 1-9 Maret 2022/Survei Populix
Survei itu menunjukkan, mayoritas responden memiliki pengeluaran berkisar 25-50% lebih besar saat Ramadan daripada anggaran bulanan biasanya. Persentasenya sebanyak 43%.

Survei ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia umumnya melakukan sejumlah persiapan dalam menyambut bulan suci Ramadan. Di antaranya yakni dengan menyediakan makanan dan minuman, membeli baju baru dan perlengkapan ibadah, hingga merenovasi rumah. Persiapan-persiapan tersebut tentunya dapat menambah pengeluaran konsumen Indonesia lebih besar saat Ramadan daripada anggaran bulan biasanya.

Inflasi
Semakin ke sini beban pengeluaran over bujet ini sangat membebani neraca seimbang rumah tangga terutama yang tak memiliki pemasukan tambahan atau kenaikan gaji setiap tahun. Bayangkan jika harga barang naik setiap tahun apakah penghasilan termakan inflasi. Bayangkan tahun lalu harga sekantung berasa yang biasa saya konsumsi Rp 115.000 lalu tahun ini menjadi Rp 149.000.

Penyesuaian Gaya Hidup
Pilihannya jika tak ada pemasukan tambahan maka harus menyesuaikan gaya hidup agar pengeluaran tak boncos, terutama bulan Ramadan. Saya yang dulu selalu makan di luar rumah jelang Ramadan , sekarang lebih memilih masak sendiri dengan menu harian. Sudah hari ke 10 Ramadan cuma sekali ke pasar Ramadan , sisanya lebih suka makan di rumah atau menumpang berbuka di rumah teman :D. Saya hanya makan di luar jika ada undangan berbuka puasa bersama.

Uninstal Aplikasi Belanja
Godaan belanja online menurut saya yang paling berat apalagi dengan maraknya penawaran dan promo menarik jelang Ramadan dan Idul Fitri. Belum lagi saat ngabuburit dan tidak melakukan apa-apa menonton live di tik tok tetiba jari gatal untuk belanja online.

Mudik Mengambil Jalur Lain
Setiap tahun satya rutin mudik dari Batam ke Lampung dan sialnya saat ini tidak ada pesawat langsung jadi harus transit ke Jakarta. Harga tiket pesawat transit itu mirip penerbangan dua kali, bayangkan tiket pesawat mudik pulang pergi Batam-Lampung hampir 5 juta rupiah. Ini lebih mahal dari tiket pesawat liburan saya ke Jepang atau Pakistan.

Jika tak karena Bapak yang baru ditinggal Ibu, saya nggak akan mudik tahun ini dan memilih liburan ke Pakistan karena tiket dari Kuala Lumpur 3 juta rupiah. Akhirnya saya memilih jalan memutar terbang Batam ke Palembang dengan tiket 1 juta rupiah lalu naik travel dari Palembang ke Lampung dengan biaya 300 ribu rupiah. Setidaknya saya bisa berhemat 2 juta rupiah lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun