Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tiap Hari, Uni Des Tempuh 40 Km ke Payakumbuh Demi Jajakan Nasi Kapau

18 Juli 2019   08:45 Diperbarui: 19 Juli 2019   15:23 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uni Des melayani pelanggannya (dok pribadi)

Semua lauk utama tersebut akan mendapat lauk pendamping sesuai standar nasi Kapau seperti sayur nangka, sayur kol, sedikit rendang singkong, potongan tambunsu (usus sapi yang diisi telor) dan sambal goreng merah. Wuihh, betul-betul nendang.

Sambil makan, saya secara tak langsung mewawancari si penjual, makanya saya tahu namanya Uni Des (di layar penutup warung hanya tertulis "Nasi Kapau" saja tanpa nama tertentu).

Tapi saya takut menanyakan berapa usianya, konon hal ini sensitif buat wanita. Dugaan saya Uni Des berusia sekitar 40-an tahun. Badannya berisi, mungkin pertanda kemakmuran. Ya iyalah, warungnya laris manis.

Uni Des ternyata sampai sekarang tinggal di Kapau, dan setiap hari ia bolak balik ke Payakumbuh yang berjarak sekitar 40 Km. Saya menilai Uni Des jeli melihat peluang, karena kalau berjualan di Bukittinggi sudah banyak saingan. Sementara di Payakumbuh hanya ada 2 warung nasi Kapau, itupun bukan di dekat pasar.

Tapi saya tidak sempat bertanya kenapa ia tidak mencari tempat tinggal saja di Payakumbuh. Yang saya ingat dari cerita Uni Des, setiap hari ia bangun jam 4 pagi, langsung berangkat ke Payakumbuh.

Sesampainya di Pasar Payakumbuh biasanya pas azan subuh berkumandang. Tak lama kemudian ia sudah siap melayani pembeli. Kalau lagi ramai, jam 10 dagangannya sudah habis. Tapi sesepi-sepinya, jam 12 siang baru habis.

Uni Des dan asistennya kembali ke Kapau sehabis stock dagangannya. Sorenya ia membeli bahan yang akan dimasak malamnya. Sehabis salat Isya, ia tidur sampai jam 1 malam, kemudian bangun untuk memasak sampai jam 3.

Setelah itu Uni Des sempat tidur satu jam lagi sebelum berangkat ke Payakumbuh. Begitulah siklus kesehariannya yang menurut saya merupakan cermin keuletannya seorang perempuan Minang dalam berusaha.

Kesan saya Uni Des sangat menikmati pekerjaannya. Ia melayani pembeli dengan ramah dan tidak hitung-hitungan memberikan lauk pendamping. Makanannya selalu dalam kondisi panas, bikin pelanggan ketagihan.

Satu porsi Nasi Kapau dengan satu lauk utama dan aneka lauk pendamping, dijual seharga Rp 25.0000. Menurut saya itu harga yang wajar, dan buktinya terjangkau oleh konsumennya.

Hanya saja karena warung Uni Des tergolong pedagang kaki lima, tentu kenyamanannya kalah jauh ketimbang makan di restoran, apalagi dalam kondisi hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun