Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Garuda Wisnu Kencana, Akhirnya Tuntas Juga

6 Agustus 2018   11:25 Diperbarui: 6 Agustus 2018   11:25 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megahnya GWK (dok. patung.co.id)

Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya tuntas juga pembangunannya. Patung besar yang menjadi landmark Pulau Bali ini, sebagaimana Jakarta dengan Monasnya, atau New York dengan Patung Liberty, harus menunggu selama 28 tahun dan mengalami kepemimpinan enam orang presiden. 

Proyek ini digagas pada tahun 1989, oleh seniman Nyoman Nuarta, Menteri Pariwisata saat itu Joop Ave, Menteri Pertambangan dan Energi IB Sujana, dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Presiden Soeharto baru menyetujui di tahun 1990 atau 28 tahun yang lalu.

Butuh waktu cukup lama untuk pembebasan tanah dan mengolahnya karena lahan yang dijadikan lokasi pembangunan di Uluwatu, Kabupaten Badung, berupa bukit kapur. Joop Ave baru bisa melakukan ground breaking di tahun 1997, namun momennya kurang tepat, karena tak lama setelah itu Indonesia dihantam krisis moneter. 

Pembangunan GWK pun nyaris terbengkalai, yang oleh Nyoman Nuarta disebut sebagai masa turbulensi sampai tahun 2013 (Kompas, Sabtu 4/8). Nuarta sempat berpikir untuk membatalkan proyek seni terbesar selama karirnya sebagai seniman tersebut.

Bagi yang telah pernah berwisata ke Bali dan berkunjung ke GWK tentu sudah melihat patung setengah badan dari kepala sampai bagian perut.  Ya, waktu proyek tersebut mangkrak baru sebegitu tubuh patung tersebut selesai.

GWK dari luar pagar komplek kondisi 13 Juli 2018 (dok pribadi)
GWK dari luar pagar komplek kondisi 13 Juli 2018 (dok pribadi)
Di tengah tipisnya harapan untuk meneruskan pembangunan GWK, beruntung ada investor yang mau mengambil alih, meskipun Nuarta tidak lagi menjadi pemilik, hanya sebatas seniman yang mendapat pesanan dari  pemilik baru, yakni pengusaha properti papan atas, The Ning King. 

Maka atas nama PT Alam Sutera Realty yang dikelola pengusaha tersebut, GWK mendapat darah segar. Namun patung yang terbengkalai tetap dibiarkan, dan dibangun patung baru, tak begitu jauh dari yang lama, dan tetap dalam area GWK Cultural Park sebagai kawasan wisata terpadu. 

Di kawasan ini juga terdapat taman yang indah dengan latar belakang tebing batu kapur, kolam teratai,  teater tempat pementasan tari Bali, di samping area komersial tempat penjualan souvenir, makanan, dan sebagainya. 

Pagelaran berskala besar seperti konser artis mancanegara pada malam hari sudah beberapa kali dilakukan di GWK. Pesta pernikahan dengan konsep pesta taman juga cocok dilakukan di sini. Jadi, sebagai tepat wisata berwawasan seni dan budaya, banyak hal yang bisa disaksikan di komplek GWK yang luasnya sekitar 67 hektar tersebut.

Saat dibangun (dok. Bali Travel News)
Saat dibangun (dok. Bali Travel News)
Tentang patungnya sendiri berada pada ketinggian 263 meter di atas permukaan laut, tingginya 121 meter dan lebar 64 meter. Sekadar perbandingan, patung Liberty di Amerika Serikat yang ikonik, hanya setinggi 93 meter.

Dari taman terbuka di GWK saja, pengunjung sudah bisa menyaksikan keindahan Bali bagian selatan dari ketinggian. Apalagi nanti kalau sudah beroperasi lift bagi pengunjung setinggi 22 lantai sampai bagian dada patung, lanskap Bali akan terlihat jelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun