Gue sangat panik. -- Berjuta macam rasa kuatir, takut kehilangan, dan perasaan tak menentu lain bagaikan senapan mesin lawan berulang-ulang memborbardir dan berusaha memecahkan tempurung kepala gue. Dimanakah Chelsea sekarang? Mengapa dia tidak bisa dihubungi? Amankah dia sekarang? Mengapa Joko meminta gue pulang secepatnya? Mengapa Joko meminta gue melindungi Chelsea?
"Chelsea dimana kamu sayaannnnggg? OMG!!! OMG!!!"
"Hai gadis polos dan manja, mengapa kamu tidak bisa dihubungi???!!!" gue teriak-teriak tak terkendali di kamar hotel itu.
"Please, angkat telepon abang. Please Chelsea, please."
Gue coba beberapa kali menghubunginya, namun tetap tidak diangkat.
Lalu gue mencoba menghubungi satu per satu teman sekampus Chelsea. Gue jelaskan bahwa gue sedang berada di luar kota dan kehilangan kontak dengan Chelsea. Nomor ponsel Chelsea tidak aktif. Gue sangat kuatir akan keselamatannya.
Gue menanyakan dimana keberadaan Chelsea sekarang. Apakah saat ini Chelsea bersama mereka? Beberapa teman Chelsea menjawab tidak tahu.
------
Saat gue menelepon Linda, -- salah satu teman Chelsea yang hobi menulis puisi, -- Linda mengatakan bahwa sebelum pulang, dia sempat makan bakso bersama Chelsea di kantin kampus.
Namun saat makan bakso, Chelsea mengatakan bahwa dia akan pulang bersama Tere. Karena Tere menjemputnya. Selanjutnya mereka hendak kemana, Chelsea tidak menjelaskan.
"Apakah bang All tidak tahu bahwa Tere adalah pacar Chelsea? Walaupun Tere itu cewek, tetapi Tere sangat menyukai dan mencintai Chelsea? Dan sudah lama mereka pacaran."
