Mohon tunggu...
Irwan Lalegit
Irwan Lalegit Mohon Tunggu... Konsultan - Nama Lengkap Saya: Irwan Gustaf Lalegit

ADVOKAT, Alumni Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Agar Badak Jawa dan Sumatera Tak Punah dari Pertiwi Ini

17 Oktober 2016   13:30 Diperbarui: 19 Oktober 2016   00:16 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Fakta tentang Badak Jawa: Infografis Badak WWF-Indonesia)

Konservasi Badak Sumatera bisa dilakukan dengan mendorong program pembiakan semi alami yang lebih aktif. Mengingat populasinya di alam liar sangat kritis, maka perlindungan habitat saja tak cukup untuk menyelamatkan Badak Sumatera”, ujar Arnold seraya menambahkan bahwa untuk Badak Jawa, manajemen habitat harus segera dilakukan dengan lebih agresif dengan langkah-langkah seperti misalnya pengendalian tanaman Langkap.

(Gambar Fakta tentang Badak Jawa: Infografis Badak WWF-Indonesia)
(Gambar Fakta tentang Badak Jawa: Infografis Badak WWF-Indonesia)
Hari Badak Sedunia 2016

Untuk mensosialisasikan dan mengkampanye penyadartahuan konservasi badak dan berbagai permasalahannya, serta mendorong insiatif para pihak untuk terlibat dalam kerja-kerja konservasi Badak, maka sejumlah kalangan pemerhati konservasi Badak seperti WWF-Indonesia, Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Yayasan Badak Indonesia, Yukindo, Himpunan Mahasiswa Lestari Alam (HIMALA) Universitas Mathla’ul Anwar, ALABAMA, AKSI, Pagar Kulon, dan sejumlah lembaga serta aktivis konservasi, turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan Hari Badak Sedunia 2016 bersama Balai Taman Nasional Ujung Kulon.

Sejak 16 September hingga 27 September 2016 lalu, mereka mengelar serangkaian acara bertajuk “Festival Konservasi Ujung Kulon 2016 dan Deklarasi Hari Badak Sedunia” dengan kegiatan seperti awarness ke sekolah-sekolah di desa-desa penyangga kawasan TNUK dan desa-desa di lokasi yang berdekatan dengan proyeksi pembangunan populasi kedua (second habit) di desa Cikepu, Sukabumi, Jawa Barat, lomba senam Rhino Aerobic, pemeran produk kreatif  masyarakat desa-desa penyangga TNUK serta upacara perayaan hari badak sedunia.

Dipusatkan di halaman Kantor Seksi Konservasi Wilayah II di Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, kegiatan yang sarat nilai pendidikan dan ajakan konservasi bertemakan “Bersama Kita Bisa, Selamatkan Badak Jawa” ini ditutup dengan peringatan Hari Badak Sedunia, penyerahan piala bagi para pemenang festival, penyerahan piagam, cenderamata dan apresiasi bagi para petugas konservasi sekaligus penandatanganan spanduk deklarasi “Hari Badak Sedunia 2016” oleh Bupati Pandeglang diikuti sejumlah pejabat, tokoh masyarakat dan aktivis konservasi Badak di Ujung Kulon.

Sebagaimana untuk diketahui, bahwa untuk mengigatkan masyarakat dunia tentang keberadaan Badak yang sangat diambang kepunahan, maka pada 22 September 2010, WWF-Afrika Selatan lebih dulu memprakarsai pencanangan “Hari Badak Sedunia/World Rhino Day” untuk yang pertama kalinya disana. Sedangkan di Indonesia sendiri, merespon positif sinyal peringatan hari badak sedunia di Afrika Selatan tersebut, maka sejak 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika itu telah mencanangkan setiap tanggal 22 September sebagai Tahun Badak Internasional di Indonesia yang dinyatakannya pada saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Pada peringatan hari badak sedunia tahun 2016 ini, WWF-Indonesia melalui WWF-Indonesia Ujung Kulon Project bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan pemangku kepentingan yang sama, telah menggelar sejumlah kegiatan konservasi. Selain di Ujung Kulon, WWF-Indonesia juga mengadakan serangkaian kegiatan di Aceh dengan mengadakan Global March for Rhino di sekitar Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Komitmen bersama

Pemerintah kabupaten Pandeglang, provinsi Banten, melalui Bupati Pandeglang, Irna Narulita, menyambut gembira deklarasi peringatan Hari Badak Sedunia kali ini.

Saat membawakan sambutan pada peringatan hari badak sedunia (22/9) lalu, dia mengajak seluruh masyarakat dan dunia usaha serta pemangku kepentingan yang hadir saat itu untuk turut berkontribusi aktif dan berkomitmen mewujudkan rencana konservasi Badak Jawa dan pelestarian keanekaragaman hayati di taman nasional Ujung Kulon.

Saya pernah berkunjung ke Taman Nasional Way Kambas(di provinsi Lampung, red) yang memiliki penangkaran Badak.Disana dikelola dengan baik dan mudah-mudahan di Pandeglangpun segera terbentuk kepengurusan JARISCA(Javan Rhino Study and Conservation Area)agar program konservasi Badak semakin maksimal, mari kita berkomitmen bersama”, ungkap Bupati yang kini bergelar “Ibu Badak” itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun