Akhirnya, misteri yang mengguncang tanah air selama bertahun-tahun itu terpecahkan juga. Dengan keanggunan institusional yang tak terbantahkan, Bareskrim Polri pun turun tangan---bagai malaikat pencatat amal---melalui serangkaian penyelidikan ketat berintegritas, menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa ijazah Bapak Joko Widodo adalah ASLI.
Legalah sudah hati rakyat. Tidak perlu lagi bergelut dengan fakta-fakta mengganggu, seperti waktu kuliah yang penuh misteri, nama dosen pembimbing yang berubah-ubah, hingga mahasiswa seangkatan yang entah kenapa seperti habis ditelan bumi. Karena kini, satu-satunya institusi yang selama ini dikenal sebagai detektif kebenaran tanpa cela telah bersabda: "ASLI."
Maka apa gunanya lagi kita mempertanyakan? Apakah kita lebih percaya pada logika dan akal sehat yang bisa keliru, ketimbang mantra resmi dari lembaga negara? Bukankah segala sesuatu yang keluar dari corong kepolisian adalah cerminan dari kebenaran mutlak, bebas dari tekanan, dan tidak pernah dipolitisasi?
Saya pun ingin percaya, sungguh. Tapi setiap kali saya mencoba mengamini pernyataan itu, otak saya seperti menolak secara naluriah. Seperti ada getaran halus dari semesta yang berbisik, "Kau yakin?" Bahkan kopi pagi saya tiba-tiba terasa asin. Sudahlah, mungkin otak saya ada kelainan. Semoga besok tidak hujan, saya akan ke Puskesmas medical check up.
Namun, mari kita rayakan informasi yang membahagiakan ini. Karena pada akhirnya, bukan kebenaran yang penting, tapi siapa yang menyatakannya. Kalau Bareskrim yang bilang, ya harus benar. Kalau rakyat yang curiga, tentu itu hanya bagian dari teori konspirasi berkepanjangan, mungkin efek terlalu sering nonton YouTube investigasi buatan warga sipil yang sok tahu.
Sebagai rakyat yang baik, saya sedang belajar untuk percaya. Tapi izinkan saya menyimpan sedikit ruang dalam hati saya---sekecil biji wijen---untuk rasa ragu. Bukan karena saya membenci siapa-siapa, hanya karena saya masih percaya bahwa kadang, bau amis itu bukan dari ikan, tapi dari mulut yang menyebutkannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI