Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak SD Menghamili Siswi SMP, di Mana Tanggung Jawab Orangtua?

23 Mei 2018   13:53 Diperbarui: 23 Mei 2018   14:32 2143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus yang baru-baru ini menghebohkan media sosial dimana seorang siswi yang masih duduk di bangku SMP dihamili oleh pria pujaan hatinya yang ternyata masih duduk di kelas V SD di tulungagung membuat kita tersentak dan seolah tak yakin dengan peristiwa itu. Bagaimana bisa sepasang anak yang masih dibawah umur lepas kontrol dan luput dari perhatian orangtua serta keluarga mereka yang membuat masa depan kedua anak tersebut menjadi penuh kekhawatiran paska insiden yang terjadi.

Sekalipun melalui beberapa sumber menyebutkan kalau keluarga kedua belah pihak sudah berkomunikasi dan pada akhirnya bersepakat untuk menikahkan dua sejoli yang masih dibawah umur itu, tetap saja ini menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian bagi komisi pemerhati anak terlebih bagi kita orang tua.

Sampai saat ini memang kasus ini masih mengundang tanda tanya oleh banyak pihak tentang bagaimana kelanjutannya apakah pernikahan itu tetap dilanjutkan atau tidak mengingat adanya penolakan dari beberapa pihak terutama dari Pengadilan Agama. Namun yang perlu menjadi sorotan adalah dimana peran orangtua sebagai orang yang dirasa paling bertanggung jawab hingga atas kejadian ini terlebih mereka masih dikategorikan anak dibawah umur dan masih sangat polos untuk urusan rumah tangga dan hubungan suami istri.

Kasus ini seharusnya memberikan pelajaran penting bagi kita orangtua tentang pentingnya Pendidikan informal dirumah tangga sekalipun anak-anak sudah kita berangkatkan kedunia Pendidikan formal di sekolah masing-masing. Pendidikan informal yang berasal dari orang tua merupakan aspek yang sangat penting yang harus didapatkan oleh anak-anak dalam perkembangan mental, perilaku, dan aspek lainnya.

Bagaimana orangtua mendidik mereka mulai dari hal yang paling dasar yaitu tentang mengenal orangtua, saudara, oranglain dan bagaimana bersosialisasi adalah aspek penting yang harus diajarkan oleh semua orangtua sebagai sosok yang paling mengerti dan memahami kondisi perkemabangan si anak dari semua aspek.

Dengan mengetahui perkembangan sifat dan perilaku si anak maka orang tua dapat membekali anak-anak tentang beberapa hal yang sesuai dengen perilaku dan sifat bawaan sianak sehingga ketika mereka berada di lingkungan sosial yang lebih luas pun, mereka masih dapat mengendalikan diri mereka karena sudah diberikan bekal dalam memulai dan menjalin pergaulan dengan orang luar.

Lantas, kalau sudah terjadi hal seperti kasus diatas, siapa yang pantas dipersalahkan? Anak? Orangtua? Atau lingkungan dimana mereka ditempa?

Mari Bapak/Ibu dan semua pembaca sekalian. Kita harus lebih peka dan bijak dengan segala sesuatu yang terjadi dewasa ini terhadap anak-anak, kita harus lebih sensitif dan prediktif dengan apa yang bisa saja terjadi kepada mereka diusia yang masih sangat belia. Jaman semakin canggih dan mereka mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi agara tidak ketinggalan karena itu memang tidak bisa terhindarkan.

Khususnya di era digitalisasi saat ini semua hal semakin mudah, semua hal seolah-olah bisa ditemukan seperti koneksi internet dimana-mana, informasi yang seharusnya tidak sampai pada anak dibawah umurpun jika orangtua tidak hati-hati bisa dinikmati oleh mereka jika tidak memberikan perhatian lebih kepada mereka.

Mari berikan mereka kesibukan-kesibukan lain yang sifatnya positif dan bisa menguras energi yang dimiliki untuk hal-hal yang lebih baik, sehingga mereka tidak memiliki waktu yang luang yang kapan saja bisa mereka gunakan untuk hal yang tidak baik ketika luput dari pengawasan orangtua.

Masa depan mereka tergantung pada bagaimana kita mengarahkan, sehingga ketika kita lalai dalam memberi arah yang seharunya mereka lalui disitulah ada keragu-raguan yang bisa berdampak pada arah yang salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun