Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Perawat Makam

20 Maret 2023   15:48 Diperbarui: 20 Maret 2023   16:14 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perawat makam. (Sumber: Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Saat itu juga, kami putuskan untuk mencari perawat makam yang baru. Ketika kami sedang tercenung di depan makam adik, saya melihat ada pembersih musiman, yang biasa datang menjelang puasa dan saat Lebaran. Entah mengapa, saya melihat bapak itu berbeda dengan semua pembersih lainnya. Dia hanya menunggu sampai kami meminta tolong untuk membersihkan, tidak seperti pembersih lain yang langsung nyelonong untuk membersihkan tanpa diminta.

Saya lantas bertanya kepada bapak itu, apakah dia kenal seseorang yang bisa dipercaya untuk menjadi perawat makam.

"Oh, ada Bu. Seorang ibu, dia punya banyak makam yang diurus. Orangnya juga jujur."

Lalu, dia menghilang sejenak untuk mencari sosok yang dimaksud. Kemudian, ia muncul lagi bersama seorang ibu bertubuh kurus, setengah baya, bernama Mpok Yani. Dia ternyata juga pegawai pemakaman dan dia kenal Pak Sodik, perawat makam kami sebelumnya.

Kami pun menceritakan masalah yang dihadapi dan dia lantas memberi tahu bahwa untuk memperbaiki makam, bisa diserahkan kepada adiknya bernama Subur, yang juga pegawai pemakaman. Kami pun dipertemukan dengan Pak Subur dan dia mengatakan pernah melihat saya sebelumnya. Oh well, maaf Pak Subur, saya belum pernah melihat bapak sebelumnya.

Setelah itu, urusan duit-duit langsung diambil alih oleh adik laki-laki saya. Yang pertama adalah memperbaiki makam adik saya. Terus, kami juga minta Mpok Yani untuk sekaligus merawat makam bapak saya. Kami bawa Mpok Yani ke makam bapak, yang letaknya di depan, dekat pintu masuk.

Saya ingin ketika Lebaran nanti, kedua makam itu dalam kondisi indah seperti sebelum pandemi. Tidak mau lagi melihat makam adik saya dijadikan tempat pembuangan rumput-rumput kering.

Sudah pasti, akan ada dana bulanan, namun kami bisa mentransfernya, lebih praktis. Tak perlu datang tiap bulan ke makam untuk menyerahkan dana itu, kecuali kalau kami memang punya rencana untuk ziarah.

Perawat makam sangat diperlukan untuk menjaga makam anggota keluarga. Memang, kami selalu memperpanjang surat izin makam tiap tiga tahun, tapi ternyata itu bukan jaminan bahwa makam akan dirawat. Jika tak ada perawat, maka makam akan dibiarkan begitu saja.

Semoga saja kerja sama kami dengan Mpok Yani, dan juga Pak Subur, akan langgeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun