Selain bandara yang indah dan maskapai penerbangan yang lebih dari sekedar mumpuni, plus sederet hotel dengan berbagai level, Qatar juga punya modal kecantikan abadi dari pemandangan padang pasir, bukit pasir, dan pemandangan laut di Teluk Persia.
Selain itu, Qatar juga memiliki program “Qatar Clean”, sebuah inisiatif penting yang dikembangkan oleh Qatar Tourism dan Kementerian Kesehatan Qatar. Program itu memastikan semua hotel dan lokasi wisata memiliki standar kesehatan dan kebersihan kelas dunia. Itu termasuk juga semua antisipasi yang dilakukan Qatar terhadap Covid-19.
Lalu, kelebihan Qatar adalah turis tak perlu menempuh perjalanan jauh untuk berpindah kota. Mirip Bali yang perjalanan antarkota bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat, demikian pula dengan Qatar. Malah, tidak seperti Bali, Qatar sudah memiliki sistem kereta metro dengan pusat di Doha, yang bisa membawa turis ke pusat-pusat pariwisata dengan lebih cepat.
Belum lagi stadion-stadion megah yang dibangun untuk gelaran Piala Dunia 2022. Tidak mungkin stadion-stadion itu dibiarkan begitu saja tanpa perawatan. Butuh puluhan juta dolar untuk hal itu. Karena itu, Qatar pasti sudah punya program “Stadium Tour’. Barangkali saja turis masih bisa mengunjungi Stadion 974 di Doha sebelum dibongkar sepenuhnya, atau memasuki Stadium Lusail sebelum kursi-kursi dilepas dan stadion itu diubah menjadi community hub.
Satu lagi, Qatar punya sosok bernama David Beckham, yang sudah ditunjuk sebagai duta budaya Qatar selama 10 tahun. Beckham bertugas untuk mempromosikan budaya dan pariwisata. Adalah bagian dari tugas Beckham untuk menarik para turis untuk datang ke Qatar.
Qatar punya waktu delapan tahun lagi untuk mewujudkan target 6 juta turis per tahun. Mereka tidak akan berdiam diri sekelarnya Piala Dunia. Sepertinya angka 6 juta terlalu sedikit. Bukan begitu?