Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Barang-Barang yang Dibawa ke Kabin Pesawat Penerbangan Jarak Jauh

27 Juli 2022   15:57 Diperbarui: 27 Juli 2022   18:07 10421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barang-barang untuk dibawa ke kabin sebaiknya bisa dikemas dalam satu tas saja. (Sumber: G Lifestyle Travel Online) 

Traveling light menjadi impian untuk setiap perempuan. Ingin sekali hanya membawa barang sesedikit mungkin, sehingga tidak bikin ribet. Namun, bukan itu yang terjadi. Ketika bepergian, apalagi untuk jarak jauh, harus naik pesawat, seorang perempuan, seperti saya, memiliki dilema barang apa saja yang harus dibawa.

Karena itu, saya jarang sekali bisa pergi dinas, apalagi ke luar negeri, dengan hanya membawa sedikit barang. Kalau perlu, isi kamar akan dibawa semua.

Ketika naik pesawat, ada batasan berat bagasi. Biasanya 20 kg. Jika tempat tujuan jauh dan akan berada di sana dalam waktu lama, mesti pintar-pintar memadu padan pakaian, sehingga tak perlu membawa terlalu banyak.

Lain halnya jika harus pergi ke negara yang bercuaca dingin ketika musim dingin. Runyam. Pasti akan banyak baju tebal yang harus dikemas ke dalam koper. Pengalaman memberi tahu itu.

Sangat berbeda ketika negara tujuan sedang musim panas. Kaus tipis, blus lengan pendek, baju hangat hanya seperlunya. Isi koper menjadi lebih lapang.

Lalu, masih ada berbagai barang-barang yang dibawa ke kabin pesawat. Tidak terlalu banyak, hanya yang esensial. Tas yang dipilih pun sebaiknya ransel, bukan tas yang disampirkan ke bahu. Sebab, kita punya kebiasaan untuk memakai salah satu bahu ketika membawa tas, dan kebiasaan itu juga berlaku bahkan untuk tas yang padat isinya. Dijamin, bahu Anda akan pegal-pegal.

Karena itu, ransel adalah pilihan paling aman. Kedua bahu akan berbagi berat. Selain itu, kedua tangan Anda akan bebas untuk membawa berbagai dokumen yang dibutuhkan ketika boarding ke pesawat, seperti paspor dan tiket.

Oh iya, ransel yang dibawa juga yang ukuran normal, kadang sebuah airline punya standar ukuran tas yang bisa dibawa masuk ke kabin. Jadi, tak perlu membawa ransel yang dipakai untuk naik gunung, ya. Terlalu besar itu. Pilih yang bisa memuat semua barang yang ingin Anda kemas.

Lalu, apa saja isi ransel yang wajib ada ketika Anda harus menempuh perjalanan panjang, misalnya ke Eropa, dan harus dibawa ke kabin pesawat, bukannya dikemas di dalam koper? Berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, ada beberapa.

  • Telepon genggam dan charger

Tidak perlu diinfokan, saat ini setiap orang akan membawa telepon genggam ke mana saja. Jangan lupa untuk mengisi baterei terlebih dahulu hingga penuh, meski Anda juga membawa charger. Sehingga, Anda tak perlu repot mencari sumber listrik gara-gara ponsel kehabisan daya. Bagaimana dengan laptop? Saya sarankan tidak perlu, kecuali jika Anda harus tetap bekerja selama lebih dari 13 jam penerbangan. Anda bisa mencari ransel yang bisa memuat laptop juga, jadi tak perlu membawa dua tas ke kabin. Kalau untuk saya, laptop adalah alat kerja. Setiap kali dinas, tujuannya bukan untuk tetirah, melainkan untuk kerja. Jadi, mau tak mau laptop harus dibawa ke mana saja saya pergi. Sebisa mungkin hanya laptop yang masuk kabin. Sementara alat-alat penunjang laptop, seperti charger, masuk ke bagasi saja.

  • Paspor dan visa

Well, visa biasanya menjadi satu dengan paspor. Tiket juga harus dibawa, jangan sampai tercecer. Lalu juga kartu debit, kartu kredit jika ada. Sebaiknya, ada dompet tersendiri untuk paspor dan kartu-kartu itu, sehingga lebih mudah diawasi. Saya selalu memisahkan dompet untuk paspor dan dompet untuk uang tunai.

  • Piranti protokol kesehatan

Saya sudah selalu membawa hand sanitizer dan tissue ketika bepergian dengan pesawat, bahkan sebelum ada pandemi. Sekarang, harus dilengkapi dengan masker cadangan. Juga pelembap tangan. Pelembap bibir juga perlu. Udara dingin di dalam pesawat bisa membuat bibir mengering. Supaya tak berceceran, cari kantong yang pas untuk mengemas semua piranti prokes tersebut.

  • Wangi-wangian

Nah, barang yang satu ini pernah membuat saya rugi. Saya membawa parfum dengan botol besar. Disita oleh petugas bandara. Aduh! Sejak itu, ketika bepergian, saya membawa parfum dengan botol kecil. Aman. Deodoran jangan lupa. Terbang selama 15 jam dijamin bau tubuh Anda tak wangi lagi ketika landing di negeri tujuan.

  • Baju hangat

Bawa satu baju hangat ke kabin. Jadi, jangan dikemas semuanya di koper. Ketimbang Anda harus membuka koper di bandara tujuan hanya untuk mengambil satu barang. Lebih baik bawa baju hangat dan simpan di lemari di atas kursi, atau dimasukkan ke dalam ransel jika muat.

  • Sikat gigi dan odol

Seharusnya memang harus bawa sikat gigi dan odol juga. Semalaman tak menggosok gigi, rasanya bagaimana gitu. Tapi, saya tak pernah bawa. Biasanya saya membawa banyak permen mentol atau permen lain yang rasanya semriwing untuk saya kunyah, setelah makan misalnya. Atau kapan saja saya ingin makan permen.

  • Buku atau novel

Saya pernah membawa novel ke kabin. Maksudnya akan saya baca selama perjalanan. Yang ada, saya hanya gintur alias tidur tak berkesudahan sejak kelar makan malam hingga makan pagi tiba. Novel itu hanya diselipkan di kantong kursi. Setelahnya malah membuat repot saja, karena butuh tempat di dalam ransel. Sejak itu, saya tak repot-repot lagi membawa novel. Sudah ada eBook di dalam ponsel jika ingin membaca.

  • Alat tulis

Minimal sebuah pena. Mana tahu tiba-tiba Anda diminta untuk menuliskan sesuatu.

  • Air minum

Sebotol air minum sangat penting. Sembari menunggu waktu terbang, jangan lupa untuk selalu menghidrasi tubuh Anda. Juga ketika berada di dalam pesawat. Ketimbang terus-terusan mengganggu Mbak Pramugari untuk segelas air putih, Anda sudah membawa sendiri. Juga camilan. Tapi, karena saya sudah bawa permen, maka camilan tak lagi perlu.

  • Kosmetik

Keluar dari pesawat dengan wajah kucel, bibir tak bergincu, rambut awut-awutan? It’s a no no. Minimal kemas bedak dan lipstik, plus sisir, sehingga Anda tetap ayu, meski sudah menempuh penerbangan jarak jauh. Kalau untuk kaum pria, mungkin hanya perlu satu obat ganteng: Sisir. Mungkin ditambah dengan sedikit wewangian, ya.

Isi artikel ini memang ditujukan untuk penerbangan jarak jauh. Tapi, tak ada salahnya untuk membawa barang-barang yang disebutkan dalam penerbangan jarak pendek.

Semoga artikel ini berguna. Sehat selalu, Kompasianer!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun