Well, visa biasanya menjadi satu dengan paspor. Tiket juga harus dibawa, jangan sampai tercecer. Lalu juga kartu debit, kartu kredit jika ada. Sebaiknya, ada dompet tersendiri untuk paspor dan kartu-kartu itu, sehingga lebih mudah diawasi. Saya selalu memisahkan dompet untuk paspor dan dompet untuk uang tunai.
Piranti protokol kesehatan
Saya sudah selalu membawa hand sanitizer dan tissue ketika bepergian dengan pesawat, bahkan sebelum ada pandemi. Sekarang, harus dilengkapi dengan masker cadangan. Juga pelembap tangan. Pelembap bibir juga perlu. Udara dingin di dalam pesawat bisa membuat bibir mengering. Supaya tak berceceran, cari kantong yang pas untuk mengemas semua piranti prokes tersebut.
Wangi-wangian
Nah, barang yang satu ini pernah membuat saya rugi. Saya membawa parfum dengan botol besar. Disita oleh petugas bandara. Aduh! Sejak itu, ketika bepergian, saya membawa parfum dengan botol kecil. Aman. Deodoran jangan lupa. Terbang selama 15 jam dijamin bau tubuh Anda tak wangi lagi ketika landing di negeri tujuan.
Baju hangat
Bawa satu baju hangat ke kabin. Jadi, jangan dikemas semuanya di koper. Ketimbang Anda harus membuka koper di bandara tujuan hanya untuk mengambil satu barang. Lebih baik bawa baju hangat dan simpan di lemari di atas kursi, atau dimasukkan ke dalam ransel jika muat.
Sikat gigi dan odol
Seharusnya memang harus bawa sikat gigi dan odol juga. Semalaman tak menggosok gigi, rasanya bagaimana gitu. Tapi, saya tak pernah bawa. Biasanya saya membawa banyak permen mentol atau permen lain yang rasanya semriwing untuk saya kunyah, setelah makan misalnya. Atau kapan saja saya ingin makan permen.
Buku atau novel
Saya pernah membawa novel ke kabin. Maksudnya akan saya baca selama perjalanan. Yang ada, saya hanya gintur alias tidur tak berkesudahan sejak kelar makan malam hingga makan pagi tiba. Novel itu hanya diselipkan di kantong kursi. Setelahnya malah membuat repot saja, karena butuh tempat di dalam ransel. Sejak itu, saya tak repot-repot lagi membawa novel. Sudah ada eBook di dalam ponsel jika ingin membaca.
Alat tulis
Minimal sebuah pena. Mana tahu tiba-tiba Anda diminta untuk menuliskan sesuatu.
Air minum
Sebotol air minum sangat penting. Sembari menunggu waktu terbang, jangan lupa untuk selalu menghidrasi tubuh Anda. Juga ketika berada di dalam pesawat. Ketimbang terus-terusan mengganggu Mbak Pramugari untuk segelas air putih, Anda sudah membawa sendiri. Juga camilan. Tapi, karena saya sudah bawa permen, maka camilan tak lagi perlu.
Kosmetik
Keluar dari pesawat dengan wajah kucel, bibir tak bergincu, rambut awut-awutan? It’s a no no. Minimal kemas bedak dan lipstik, plus sisir, sehingga Anda tetap ayu, meski sudah menempuh penerbangan jarak jauh. Kalau untuk kaum pria, mungkin hanya perlu satu obat ganteng: Sisir. Mungkin ditambah dengan sedikit wewangian, ya.
Isi artikel ini memang ditujukan untuk penerbangan jarak jauh. Tapi, tak ada salahnya untuk membawa barang-barang yang disebutkan dalam penerbangan jarak pendek.
Semoga artikel ini berguna. Sehat selalu, Kompasianer!