Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menstruasi atau Banjir Bandang?

11 Desember 2021   16:50 Diperbarui: 11 Desember 2021   17:04 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, pak dokter memberi tahu saya bahwa benda yang tumbuh di rahim saya, yang ternyata sekumpulan mioma, membuat kerja hormon di rahim jadi kacau. Setiap bulan, darah yang keluar sebagai menstruasi adalah luruhnya dinding rahim.

Tiap bulan, dinding rahim akan menebal, siap untuk menerima embrio dari telur yang telah difertilisasi. Jika tidak ada pembuahan, maka fase mens akan terjadi lagi, yaitu luruh. Semuanya dipengaruhi oleh kerja hormon, terutama hormon estrogen dan progesteron.

Namun, karena adanya mioma, maka hormon-hormon itu menerima perintah dari mereka dan kerjanya jadi kacau. Sebenarnya, saat itu periode mens saya sudah selesai dan sebagai gantinya, saya mengalami bleeding alias pendarahan. Itu karena hormon memberi perintah yang salah, yang menyebabkan dinding rahim terus menerus kontraksi untuk luruh. Bukan lagi darah dari penebalan dinding rahim yang keluar, melainkan darah dari pembuluh darah yang ada di rahim.

Begitu kira-kira yang saya tangkap dari kisah pak dokter. Saat itu, pak dokter pun heran karena saya masih kuat berjalan, masih tertawa-tawa seperti biasa.

Kalau menurut situs WebMD dan eMedicineHealth, mioma, atau mioma uteri (mioma yang tumbuh di dalam rahim), ada tumor jinak rahim yang sering timbul setelah melahirkan. Nah, saya tidak pernah melahirkan. Jadi, saya tidak tahu apa penyebab mioma bisa bertumbuh di rahim saya.

Lalu, ukuran mioma bervariasi, dari yang sangat kecil hingga sulit dideteksi, sampai sangat besar hingga menambah volume rahim dan penderita tampak seperti sedang hamil.

Gejala adanya mioma dalam rahim adalah menstruasi yang berlebihan dan lebih dari 1 pekan lamanya, nyeri panggul, sering buang air kecil, dan konstipasi. Well, saya tidak ingat apakah saya juga mengalami gejala itu, kecuali menstruasi yang berlebihan dan lama.

Saya butuh beberapa hari untuk menyiapkan diri sebelum opname. Pekerjaan di kantor bukan main, plus saya masih ada janji temu wawancara, dua hari sebelum masuk rumah sakit.

Persiapan Operasi

Akhirnya, saya masuk rumah sakit untuk persiapan pada Kamis pekan berikut. Teman-teman di kantor hanya sedikit yang tahu, tapi tentu saja saya harus memberi tahu atasan saya langsung. Tentu saja, setelahnya, satu kantor pun tahu.

Kamis malam saya harus ditransfusi, karena Hb saya hanya 6. Untuk operasi, minimal level Hb adalah 9. Saya butuh dua kantong darah untuk mencapai angka itu.

Sepanjang Jumat keesokan hari, saya menjalani berbagai pemeriksaan, termasuk apakah mioma yang ada di rahim sifatnya ganas, menuju ke kanker. Sebab, jika memang ganas, maka yang melakukan operasi akan menjadi ahli kanker, bukan ahli kandungan. Ternyata, mioma saya tergolong jinak. Alhamdulillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun