Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Si Unying Pergi karena Gagal Ginjal

12 November 2021   15:04 Diperbarui: 15 November 2021   21:44 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unying, beberapa hari sebelum meninggalkan dunia fana. (Sumber: Koleksi pribadi)

Dan, karena saya sudah didapuk untuk merawat Unying di rumah, maka segala obat lanjutan pun menjadi urusan saya. Saya merawat Unying dengan telaten. Jangan sampai pneumonia mampir lagi.

Beberapa bulan kemudian, badan Unying mulai berisi lagi. Wajahnya sudah ceria lagi. Makan pun sangat lahap. Dia sangat suka makanan kering alias biskuit. Setiap kali diberi makanan basah, sebagai selingan, selalu ditolak.

Unying sehat-sehat saja, sampai awal November 2020, ketika pandemi Covid-19 melanda. Unying tidak doyan makan selama beberapa hari. Minum pun sangat sedikit. Sudah pasti, dengan tubuhnya yang besar, dia langsung dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.

Kali ini, adik saya yang membawa Unying ke klinik. Kami berharap Unying baik-baik saja, dia hanya sedang tidak doyan makan. Ternyata, diagnosa dokter sangat mengejutkan. Unying gagal ginjal. Kadar kreatinin di darahnya ratusan kali lipat dibanding angka normal.

Kreatinin adalah limbah hasil metabolisme otot yang ada di darah. Untuk ginjal yang sehat, maka kadar kreatinin akan normal, namun tidak demikian dengan ginjal yang sakit. Levelnya akan jauh di atas angka normal.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk Unying, sebab tidak bisa lagi mengembalikan kondisi ginjal untuk sehat kembali. Satu-satunya jalan adalah cuci darah. Saya lupa apa istilahnya untuk hewan, namun prosesnya mirip dengan cuci darah pada manusia.


Unying memang terlihat lebih baik setiap kali kelar cuci darah. Dia mau menyantap biskuit di hadapannya, walau sedikit. Susahnya, cuci darah itu harus sering dilakukan. Dalam satu hari, setidaknya harus dua kali cuci darah.

Sekarang, kami semua, juga penduduk dunia lainnya, sedang menghadapi pandemi Covid-19. Keadaan tak menentu. Kami jelas tidak punya dana ekstra belasan juta rupiah untuk merawat Unying di klinik. Sekadar informasi, satu kali cuci darah Unying sekitar setengah juta rupiah. Unying sudah berhari-hari cuci darah. Kami pun harus ambil keputusan.

Dokter sudah mengatakan seumur hidup Unying harus cuci darah. Well, kami masih memelihara banyak kucing lain. Kebutuhan hidup kami juga tak rendah, apalagi kalau ditambah dengan biaya memelihara belasan kucing.

Akhirnya, kami mengambil keputusan untuk merawat Unying di rumah. Sudah pasti, kami dibekali dengan banyak sekali instruksi perawatan dan juga obat yang bejibun. Saya, yang rupanya dianggap sudah ahli merawat kucing sakit, sekali lagi harus merawat Unying. Memberinya makan dan minum, juga obat.

Akan tetapi, tidak semudah itu. Unying selalu menolak untuk menelan, baik itu makanan, minuman, atau obat. Mungkin dia akan lebih baik jika cuci darah, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun